Mohon tunggu...
Badiatus Sholihah
Badiatus Sholihah Mohon Tunggu... Guru - GURU SMPIT AL-IBRAH GRESIK

Selain kesibukan saya menjadi pengajar di SMPIT Al-Ibrah Gresik, saya juga menaruh perhatian lebih pada kepenulisan naskah fiksi. [Cukup] Saya kira tidak akan pernah ada ruang yang benar-benar cukup untuk mendeskripsikan siapa dan bagaimana saya. Mungkin dengan tulisan yang saya buat akan membuat teman-teman semua bisa menyimpulkan sendiri, tentu dengan perspektif yang berbeda. Apapun itu, selamat datang dan happy reading ❤️

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa SMPIT Al-Ibrah Gresik Uji Penguatan Karakter Melalui Backpacker

19 Mei 2022   10:34 Diperbarui: 19 Mei 2022   10:40 1407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika mendengar nama sekolah SMPIT Al-Ibrah Gresik, maka sudah tak asing lagi dengan kata "Backpacker". Backpacker merupakan salah satu kegiatan unggulan SMPIT Al-Ibrah yang membedakannya dengan sekolah lain. 

Pasalnya, kegiatan ini tidak hanya mampu melihat bagaimana ketahanan siswa/i ketika dihadapkan dengan permasalahan lingkungan sekitar secara langsung, tapi dapat menguji keberanian, kemampuan beradaptasi, tanggung jawab, serta keedulian terhadap sesama. 

Antusiasme siswa sangat tinggi kala mendengar Backpacker akan diadakan lagi setelah dua tahun vakum akibat pandemi. Mulyono, M.Pd., selaku kepala sekolah mengatakan, kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas 9. Sehingga akan membuat kesan istimewa dan pelajaran tersendiri  bagi siswa setelah lulus dari SMPIT Al-Ibrah. 

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Kegiatan yang bertajuk rihlah tarbawiyah (perjalanan pendidikan) ini berlangsung mulai tanggal 11-12 Mei 2022. Mulanya, Backpacker dan Rihlah adalah kegiatan yang berbeda. 

Backpacker merupakan perjalanan yang penuh tantangan dan pembelajaran dan rihlah merupakan perjalanan semacam "rekreasi". Namun, dikarenakan pandemi dan tidak memungkinkan melakukan perjalanan berkali-kali, akhirnya konsep backpacker dan rihlah digabung menjadi rihlah tarbawiyah. 

Siswa dibagi menjadi 16 kelompok yang terdiri 6-7 siswa dan satu pendamping. Sebelumnya, siswa dan pendamping melakukan persiapan meliputi pemilihan destinasi, rute, pembendaharaan, dan lainnya. Sekolah hanya memperbolehkan siswa membawa uang maksimal Rp. 200 ribu. 

Hal ini dilakukan agar siswa dapat memanage uang yang terbatas secara optimal, mengajarkan kemandirian, dan tanggung jawab atas resiko keputusan yang diambil. Selain itu, sekolah juga mengizinkan membawa satu gadget tanpa sim card pada setiap kelompok. Dengan begitu, siswa tidak hanya berfokus pada gadget tapi dapat belajar bersosialisasi dengan orang lain selama perjalanan. 

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Destinasi yang diwajibkan sekolah untuk dikunjungi adalah tempat sejarah, wisata, dan kuliner. Semarang menjadi kota yang dipilih untuk kegiatan backpacker tahun ini. 11 Mei 2022 pukul 03.00 WIB siswa sampai di Masjid Agung Jawa Tengah. 

Selanjutnya bersiap bersih diri, sholat, membaca dzikir ma'tsurat bersama dan sarapan. Explore semarang dimulai pukul 07.30 dan sudah harus berkumpul di titik kumpul pada 19.00 WB. 

Beberapa tempat menjadi target siswa seperti Lawang sewu, Museum Kota Lama, Sam Poo Khong, bahkan sampai ke Dusun Semilir. Transportasi yang dipilih pun beragam, ada yang memilih naik angkot, trans Semarang, trans Jateng, bahkan ada yang memilih untuk ikut mobil bak terbuka dan jalan kaki untuk meminimalisir pengeluaran. 

"Hal yang paling terkesan bagi saya adalah ketika harus menghemat uang  dan berani minta tolong ikut naik mobil bak terbuka, itu sangat seru dan belum pernah saya lakukan," papar Nadira Rizqi Amalia, salah satu peserta rihlah tarbawiyah. 

Hari ke dua bertempat di Dieng Jawa Tengah. siswa berkumpul dengan pendamping kemudian tanggal 12 Mei 2022 pukul 00.00 WIB naik bis shuttle bersiap untuk ke puncak sikunir. Namun, yang seharusnya diagendakan naik ke puncak sikunir pada jam 01.00 WIB urung dilakukan karena hujan deras sampai menjelang fajar. 

Oleh karena itu, panitia memutuskan untuk langsung melanjutkan perjalanan ke Dieng Park, dilanjutkan ke Candi Arjuna, dan terakhir ke Kawah Sikidang. 

Tidak hanya belajar tentang sejarah, tapi siswa juga belajar tentang sumber daya alam yang dihasilakn masyarakat pribumi-nya, olahan dari SDA, dan keseruan yang disuguhkan ketika off road naik Jeep setelah perjalanan kembali dari Kawah Sikidang. 

"Semoga dengan kondisi new-normal ini sekolah tetap bisa memunculkan kegiatan-kegiatan baru yang dapat mengoptimalkan potensi siswa," papar Kartini Nurhidayati, selaku wakil kepala sekolah bidang humas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun