Mohon tunggu...
Da Backpankers
Da Backpankers Mohon Tunggu... -

Simple Person, Love Travelling and easy going

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Curug Ciampea: Airnya Super Jernih Sebening Kaca

1 Agustus 2017   21:38 Diperbarui: 1 Agustus 2017   21:51 6983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang lebih 15 menit beristirahat, kami melanjutkan perjalanan kembali dengan kondisi jalan yang landai. Dan beberapa meter di depan sudah terdengar alunan gemericik air yang mengalir deras sebagai tanda bahwa keberadaan Curug Ciampea sudah tidak jauh lagi. Namun kami harus berjalan menanjak ke atas untuk ke sekian kalinya.

Sesampainya di atas, terdapat beberapa warga setempat yang menjajakan barang dagangannya dan keberadaan Curug Ciampea pun sudah terlihat dari kejauhan yang seolah-olah mengumpat di balik pepohonan yang tumbuh subur menghijau. Aku dan Renni beristirahat sejenak di kursi yang terbuat dari bambu untuk mengembalikan energi yang terkuras selama trekking.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Setelah itu, berjalan menurun curam ke bawah. Perlahan-lahan kami melangkahkan kaki melewati anak tangga berbentuk tanah yang cukup licin sambil memegang bambu yang ada di samping sebagai pembatas. Sesampainya di bawah, sangat banyak warga setempat yang menjual makanan.

Aku dan Renni segera mencari tempat untuk menaruh barang. Setelah itu, aku menceburkan diri di kolam Curug Ciampea yang super jernih, dingin dan segar. Di kolam ini, kedalaman air tidak begitu dalam hanya setinggi betis orang dewasa. Namun aliran air Curug Ciampea cukup deras menghujam ke bawah dari ketinggian.

Usai bermain air di kolam Curug Ciampea, kami berpindah tempat ke Green Lagoon yang tidak jauh dari kolam Curug Ciampea. Di lokasi ini berbentuk kolam alami yang terhimpit oleh bebatuan membentuk dinding dan juga terdapat air terjun mini yang berasal dari aliran air Curug Ciampea. Kedalaman airnya mencapai 2 meter, sehingga pengunjung bisa melakukan Cliff Jumping dari atas.

Berhubung belum banyak pengunjung yang datang, aku berkali-kali berenang di Green Lagoon dan menikmati kejernihan airnya yang begitu segar dan dingin. Kemudian beranjak ke atas untuk beristirahat sambil memasak air dengan menggunakan kompor portable yang aku bawa untuk membuat teh hangat.

Saat itu, kondisi cuaca sangat mendung. Sesekali hujan gerimis turun, Dan sesaat kemudian, tampak beberapa pengunjung mulai berdatangan. Di sela-sela aku sedang menikmati teh hangat, mendadak hujan gerimis sedikit membesar. Aku dan Renni terpaksa memindahkan barang-barang bawaan ke salah satu warung yang menggunakan terpal sebagai penutupnya.

Hanya beberapa saat, hujan kembali reda. Aku dan Renni berjalan ke bawah menuju spot curug lainnya yang tidak jauh dari toilet umum. Di lokasi ini, aliran air curug seakan-akan keluar dari balik pohon dengan debit air yang tidak begitu deras, sementara untuk kolamnya tidak terlalu dalam, hanya setinggi mata kaki orang dewasa.

Tidak begitu lama berada di tempat tersebut, aku mengajak Renni untuk menuju ke bawah lagi. Setelah mengambil barang-barang bawaan yang kami taruh di salah satu warung, kami berjalan ke bawah melewati bebatuan yang licin dan extra hati-hati menuju ke salah satu spot lainnya yang berbentuk kolam alami yang di hiasi dengan air terjun mini yang berasal dari aliran air Curug Ciampea.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Di tempat ini, terlihat beberapa orang yang sedang berenang. Setelah menaruh barang di atas bebatuan. Aku kembali menceburkan diri di dalam kolam alami tersebut dengan kedalaman air kurang lebih sekitar 2 meter dan bisa melakukan Cliff Jumping dari atas batu dekat kolam alami tersebut.

Meskipun diameter kolam alami tersebut tidak terlalu besar, tapi cukup membuatku berenang kesana-sini menikmati kejernihan airnya yang segar dan dingin. Setelah itu, kembali menuju barang-barang yang aku taruh dan beristirahat sejenak menikmati panorama alam sekitar yang di balut degan hembusan udara dingin.

Berhubung sore hari Renni harus kembali ke Bandung, sekitar pukul 13.00 WIB, aku memutuskan untuk menyudahi aktifitas di Curug Ciampea dan harus kembali ke penginapan untuk mengambil sebagian barang yang tidak kami bawa. Setelah membereskan barang bawaan dan tidak ada lagi yang tertinggal, kami trekking menuju ke atas melewati jalur semula dan sesampainya di atas, kami beristirahat sejenak di salah satu warung yang berbentuk saung karena kelelahan.

Tidak berapa lama kemudian, hujan pun turun dengan derasnya. Terpaksa kami dan beberapa pengunjung lainnya harus berteduh di dalam warung tersebut sambil menunggu hujan reda. Kurang lebih 1 jam berada di dalam warung, dan kondisi hujan sudah reda, kami melanjutkan trekking menuju parkiran motor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun