Mohon tunggu...
Bachtiar RP
Bachtiar RP Mohon Tunggu... Wiraswasta - kegiatan sehari-hari sebagai guru bimbingan belajar di Ananda Ceria, aktifitas lainnya menulis buku dan artikel.

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mengikuti Kebiasaan "Orang Kaya" dengan Emas

8 Juli 2021   18:54 Diperbarui: 8 Juli 2021   19:00 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emas aset simpanan terbaik, wwwpgg100indonesia.com

Ketika seseorang mulai membeli emas dan setiap hari emas tersebut selalu dilihat serta diraba, tanpa disadari orang tersebut akan terinspirasi dan merasa ketagihan untuk membelinya lagi. 

Selain keindahan,  emas juga memiliki sifat dasar sebagai simpanan yang diciptakan Tuhan untuk menjadi simpanan manusia. Itulah sebabnya emas disebut sebagai magnet kekayaan.

Apabila dilakukan dengan dispilin dan konsisten dalam membeli emas, maka dalam waktu 12 bulan, ia sudah memiliki lebih dari 12 gram, sungguh anugerah dan kenikmatan yang luar biasa. Tentunya akan sangat berbeda bila digunakan untuk berbelanja. 

Bahkan bila berbelanja tanpa terkendali, apalagi dengan kartu kredit, maka pihak bank akan menelpon untuk menagih semua tunggakan yang sudah digunakan sebelumnya.

Dalam mencari harta kekayaan, dibutuhkan usaha dan kerja bukan hanya sekedar ROI-nya (Return On Investment).  Tetapi harus ada pembentukan "TABIAT DAN SIKAP" yang tepat terhadap uang. 

Meskipun berinvestasi dengan ROI tertinggi maupun terbesar sekalipun, bukan jadi menjamin kekayaan,, selagi sikap dan tabiat kita masih belum berubah.

 Bukan Karena Bijak, Tetapi Tabiat

Pada umumnya, kebiasaan orang kaya adalah mengumpul dan menyimpan HARTA untuk terus memupuk kekayaannya. Ada kepuasan tersendiri ketika harta kekayaannya semakin terus bertambah. Sehingga akan selalu berupaya untuk terus menambah aset kekayaannya  yang semakin lama semakin banyak.

Ternyata, sikap dan tindakan tersebut sangatlah berbeda pada kebanyakan orang pada umumnya. kebanyakan orang suka berbelanja atau menghabiskan uangnya dengan membeli apa saja, bahkan dengan berani menambah hutang mereka sebanyak mungkin. 

Kebanyakan orang senang dan rela memanjakan diri dengan hartanya, hingga membuatnya puas dan merasa segalanya terpenuhi.  

Meskipun semuanya itu sudah dimiliki sebelumnya, seperti; mobil yang masih layak untuk dikendarai dan berfungsi dengan baik, tetapi mau menukar dengan tipe model terbaru, agar dapat tampil gaya dan terlihat sukses atau kaya.

Namun, apabila seseorang mau menyisihkan uangnya untuk berinvestasi, tentu mindsetnya akan menjadi lebih "bijak" dibandingkan orang kaya yang suka menghambur-hamburkan uang dan hartanya. 

Tetapi, dalam berinvestasi haruslah mulai bijak untuk berfikir, "kemanakah uang itu akan digunakan jika mendapat keuntungan dari investasi tersebut?"

 Kesan Tersendiri Dalam Menyimpan Emas

Untuk menjadi orang kaya, kita tidak harus menunggu hingga memiliki otak secerdas para ilmuawan. Tetapi cukup hanya dengan memperbaiki tabiat atau kebiasaan,  sebagaimana kebiasaan para jutawan. 

Salah satu cara diantara kebiasaan jutawan yang bisa adalah mau memulai untuk menjadikan emas sebagai salah satu bentuk aset simpanan jangka panjang.

Jika diperhatikan, meskipun harga pada emas mengalami kenaikan yang signifikan, akan tetapi permasalahan yang ada pada si penyimpan emas adalah "sayang kalo dijual" atau "eman-eman nih kalo di jual". Sebab, emas memang memiliki kesan emosional yang besar bagi para pemiliknya, jauh berbeda dengan mereka yang menyimpan uangnya di bank.

Perasaan "sayang dan eman-eman" itulah yang membuat kekayaan dapat terus bertahan dan terus bertambah. Kalaupun terjadi suatu musibah yang memaksa dan membutuhkan dana besar yang mendesak, maka emas tersebut dapat digadaikan ataupun dijual. 

Untuk menjual atau menggadaikan emas batangan pun cukup mudah, tidak membutuhkan persyaratan atau prosedur tertentu. Cukup tunjukan emasnya ke petugas pegadaian untuk ditaksir nilanya, bila terjadi kesepakatan pemilik sudah mendapatkan uang tunainya.

Demikian juga bila harus terpaksa menjualnya, tinggal tunjukkan emasnya ke petugas. Pemilik akan dapatkan harga buyback yang berlaku saat itu. 

Untuk dapatkan keuntungan atau manfaat yang maksimal, sebaiknya menjual emas setelah disimpan minimal 2 tahun, sejak pembelian emas tersebut. Atau jika ada beberapa keperluan yang mendesak, seperti;

  • Mendesak untuk ditukarkan kepada uang dikarenakan simpanan lainnya habis.
  • Untuk ditukarkan dengan aset berbentuk fisik seperti membeli rumah, tanah dan sebagainya.

Bukan ROI Yang Menjadikan Kita Kaya

Banyak orang mencari jalan untuk berinvestasi dengan hasil yang paling besar keuntungannya atau ROI. Akan tetapi, resiko kerugian yang lebih besar dalam memanage keuangan bukan disebabkan pengaturan ROI yang negatif. 

Sebaliknya, pemborosan terjadi dikarenakan adanya emosi dan dorongan nafsu yang kuat untuk membelanjakan apa saja ketika kita sedang memiliki uang yang banyak.

Selagi uang itu masih ada, sudah dipastikan emosi dan nafsunya akan terdorong untuk memanfaatkannya. Apalagi ketika terjadi berbagai penawaran diskon, sehingga menyebabkannya kalap mata. Namun ketika uang itu telah habis, maka baru terasa penyesalannya. Benar ?

Jika hal tersebut memang yang menjadi permasalahannya, mungkin sebagai obat penawarnya adalah emas. Hati akan terasa lebih lega dan puas ketika kita menghabiskannya untuk membeli emas, karena emas juga "uang". 

Hanya saja dalam bentuk yang berbeda. Sebagaimana yang diajarkan para pakar keuangan,  "Emas bukan sekedar anti inflasi tetapi emas mencegah kebocoran keuangan."

Sumber Referensi:

  • www.pgg100indonesia.com
  • www.publicgoldindonesia.com
  • www.pidressymiryanti.com
  • Hasyim, Syukor; Menyingkap Rahsia Pelaburan Emas (Preview); ebook, 2015.
  • Shafie, Mohd. Zulkifli; WANG EMAS : Bertahan Ketika Gawat; Galeri Ilmu Sdn. Bhd, 2017.
  • Pudya, Bachtiar Rachmad, KAYA DENGAN EMAS, Adab, 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun