Sedangkan rata-rata lama sekolah di Indonesia mencapai angka 7,84. Angka itu naik 0,11 dari angka pada 2014, yaitu 7,73. Tumbuh 1,02 persen per tahun selama periode 2010-2015.
Laporan Indeks Pembangunan Manusia 2015 yang dikeluarkan Badan PBB Urusan Program Pembangunan (UNDP) baru-baru ini menyatakan Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami kemajuan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menempati peringkat ke 110 dari 187 negara, dengan nilai indeks 0,684. Jika dihitung dari sejak tahun 1980 hingga 2014, berarti IPM Indonesia mengalami kenaikan 44,3 persen.
Perencanaan yang Baik
Kesejahteraan itu bukan dicari, tetapi diciptakan. Salah satunya adalah dengan perencanaan pendidikan dan kesehatan yang matang. Ada kredo, gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan itu sendiri. Atau berabad-abad lalu ahli strategi Cina bernama Sun Tzu mengajarkan bahwa kemenangan harus diawali dengan penyusunan rencana strategi yang matang. Jangan sekali-kali bertindak gegabah atau ceroboh pada tahap yang paling mendasar ini. Caranya adalah dengan menyiapkan asuransi pendidikan dan kesehatan sedini mungkin. Semakin cepat semakin baik, as soon as possible.
Banyak orangtua yang bekerja bantung tulang untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka. Sekarang saja untuk biaya pendidikan dasar sudah cukup memberatkan. Bagaimana bila nanti saat memasuki jenjang sekolah menengah atau universitas. Fenomena ini bisa kita lihat di pengadaian setiap awal ajaran baru. Penuh oleh mereka yang akan mengadaikan emas, peralatan elektronik, bahkan cincin kawin. Ini dialami oleh rekan saya di kantor.
“Cincin kawin kamu dan isteri digadaikan toh, Mas? Apa tidak sayang? Cincin kawin kamu itu punya nilai historis tinggi lho.”
“Cincin mah bisa dibeli lagi, Kang. Tapi kalau pendidikan anak itu bekal dia seumur hidup.”
Dulu waktu pacaran ke mantan pacar (alias isteri) ia bilang : Everything I Do, I Do It For You. Sekarang, Everything I Do, I Do It For My Children.
Jangan sampai biasa pendidikan anak membuat orangtua pusing tujuh keliling dan akhirnya melakukan perbuatan melanggar hukum. Contohnya pada Februari 2016, seorang bapak berinisial SU di Klaten nekat mencuri diesel rangkaian mesin perontok padi milik kelompok tani di wilayah Pakem. Ia nekat mencuri dengan alasan untuk membiayai pendidikan sekolah anaknya yang menunggak pembayarannya.
Contoh lain, Seorang ayah berinisial BS, warga Desa Bauran di Kabupaten Bantul, nekat mencuri burung untuk membayar uang sekolah anaknya. Namun, belum sampai membawa burung curiannya, sang pemilik dan warga memergoki aksinya, menangkap, dan menyerahkan ke pihak berwajib.
Anak adalah investasi terbesar kita di dunia dan akhirat. Sehingga wajar mereka harus mendapatkan pendidikan serta pelayanan kesehatan yang terbaik melalui jalan terbaik. Salah satunya memberikan perlindungan asuransi pendidikan dan asuransi kesehatan terbaik.