Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sehat Bersama Wimcycle

24 Maret 2016   17:11 Diperbarui: 24 Maret 2016   17:33 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bicycle bicycle bicycle

I want to ride my bicycle bicycle bicycle

I want to ride my bicycle

I want to ride my bike

I want to ride my bicycle

I want to ride it where I like

Bicycle Ride - Queen

Faktor U alias usia memang tidak bisa dibohongi.   Ketika saya memasuki usia 40 tahun mulai bermunculan berbagai masalah kesehatan.   Saya beberapa hari tidak masuk kantor karena tubuh demam dan lemas.   Kadang-kadang timbul gejala migrain. Rasanya mual saja sepanjang hari.  Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak.  Pokoknya menyiksa banget.

Saya termasuk orang yang memegang kuat prinsip (meskipun salah).   Saya punya prinsip tidak suka datang ke dokter kecuali terpaksa.   Karena sudah tidak tahan lagi, akhirnya saya menyerah dan memeriksakan diri ke dokter.  Dokter geleng-geleng kepala ketika tahu saya sudah seminggu demam tapi tidak mau periksa ke dokter.   Dokter memeriksa saya dan menyuruh untuk melakukan tes darah.  Di lab rumah sakit darah saya diambil melalui jarum suntik yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah di lengan.    Dari visual saja terlihat kalau darah saya bermasalah.   Kalau darah normal diambil yang seperti air saja alias encer.   Nah, kalau darah saya seperti pasta.  Kental banget….

Darah kental……..Apaan tuh?   Banyak faktor yang menyebabkan darah kental.   Selain karena merokok, kurang istirahat, kurang gerak, juga karena kurang olahraga.   Nah untuk yang terakhir ini saya disarankan untuk berolahraga.

Benar juga, ketika dokter melihat hasil lab, beliau langsung tahu kalau sakit saya berasal dari darah kental.  Suplai oksigen dan makanan tak lancar ke seluruh organ tubuh.  Itu sebabnya tubuh saya berontak dan tak terasa nyaman.

“Kalau terjadi penyumbatan darah kental di jantung, ya Bapak akan terkena serangan jantung.  Kalau penyumbatannya di kepala, ya terkena stroke.  Tergantung dimana terjadi penyumbatan.”

Dokter juga mengatakan darah kental menyebabkan hipertensi, gagal ginjal, diabetes, trombosis di arteri dan vena pembuluh darah.

OMG, saya jadi takut sendiri.   Memang selama ini saya kurang gerak alias olahraga.  Diperparah dengan pola makan tidak sehat serta terlalu lama duduk di belakang meja (masih untuk tidak duduk di atas meja ya, bro).   Saya juga menyalahkan teman-teman di kantor saya sering menyediakan gorengan di meja makan.   Kamu……Iya, Kamu….. (jadi ingat Dodit).   Saya menderita obesitas (terutama di daerah perut).  Jadi mirip buah pear.    Menurut penelitian …………….laki-laki dengan bentuk badan mirip buat pear beresiko.  Tidakkk!!!!  Now or never……….

Dokter menyarankan saya untuk mengkonsumsi banyak air putih (selama ini saya lebih banyak mengkonsumsi air kemasan} dan banyak olah raga.   Pertama, untuk minum air putih tidak masalah.   Saya selama beberapa minggu ini sudah hampir tidak minum air kemasan.   Untuk yang kedua, agak berat nih.  Senin sampai jum’at kerja dari pagi hingga malam.  Sabtu dan minggu kuliah kelas karyawan.   Kapan saya punya waktu untuk berolah raga?  Niat untuk olahraga sering, tapi eksekusi nol….. jadi sama saja bohong.  

“Bapak harus banyak berolah raga, seperti lari pagi, renang, atau bersepeda.”

Lari pagi bolehlah.  Renang…. No way! Saya tidak bisa berenang.   Nah kalau sepeda boleh nih!

Saya ceritakan terus terang kepada Dokter kendala untuk olahraga.  Tidak ada waktu.  

“Ya terserah Bapak.   Ini sudah peringatan lho, Pak.  Kalau nanti ada penyumbatan bagaimana?   Malah tambah repot.  Lebih baik mencegah daripada mengobati. 

Ada benarnya juga ini dokter, ngga percuma saya bayar mahal (padahal pake BPJS).  Rencananya kalau sudah ada sepeda saya akan menggunakan paling tidak tiga kali seminggu setiap pagi.   Durasinya ya antara tiga pulih menit sampai satu jam.  

Banyak lho manfaat dari bersepeda selain bisa ngejengi cewe-cewe cantik di pagi hari (xixixi…untung isteri tidak tahu).     Bersepeda melatih otot-otot, terutama otot paha depan, hamstring, dan otot betis.   Efek lainnya, tubuh menjadi lebih langsing.  Meningkatkan kebugaran kardiovaskular, dan bebas polusi (go green) dan sarana pelepas stress.  

Bersepeda adalah terapi diri terutama masyarakat perkotaan.     Masyarakat perkotaan lebih sering bersentuhan dengan dunia virtual seperti komputer, televisi, gadget, dan kaca jendela mobil atau kendaraan umum.   Sepeda membuat kita menyatu kembali dengan alam.   Merasakan desiran angin, bau tanah, bau rerumputan, dan suara-suara alam di sekitar kita alias back to nature.   This is the real world, man.

Jadi benar apa yang dikatakan penulis Laskar pelangi, Andrea Hirata yang dikutip dalam Bahasa Inggris. Happiness actually found in simple things such as taking my nephew around the island by bicycle or seeing the star at night.   Luar biasa…..

Ada baiknya kita flash back ke masa-masa awal penemuan sepeda.      Penemu sepeda pertama kali adalah seorang berkebangsaan Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn (susah bener namanya ya, guys…..) pada tahun 1818.   Baron Karls bekerja sebagai pengawas hutan Baden dan menciptakan alat transportasi roda dua untuk memudahkan mobilisasi di dalam hutan.  Eits, tapi jangan dibayangkan modelnya seperti sepeda jaman sekarang.  Sepeda ciptaan Baron Karls ini masih mendua antara bentuk sepeda dengan kuda.  Dibilang kuda bukan, dibilang sepeda juga bukan.   Oleh masyarakat setempat dinamakan sebagai dandy horse.

[caption caption="Dansy Horse (sumber : id.wikipedia)"][/caption]

Bentuk dandy horse disempurnakan oleh orang Prancis bernama Ernerst Michaux (1855) denan membuat pemberat engkol sehingga laju sepeda lebih stabil.   Lalu Pierre Lallement (1865) menciptakan lingkaran besi untuk memperkuat ban sepeda (sekarang dikenal sebagai pelek).   Tapi jangan salah, karena belum ditemuka teknologi supensi macam per dan lain-lain, pengguna sepeda Lallement ini serang sakit pinggang ketika mengendarai.   Habis naik sepeda bukannya bugar malah pinggang keseleo dan harus ke tukang urut.   Tak aneh jika sepeda Lallement dijuluki boneshaker (penggoyang tulang) dan terlarang buat wanita hamil untuk mengendarainya (don’t try this at home because dangerous, jabang bayi bisa brojol duluan, xixixi…)

Awal tahun 1880 nge-hits sepeda berbentuk roda tiga sehingga lebih tepat disebut sebagai tricycle dibandingkanbicycle.   Nah sepeda baru menemukan momentumnya pada tahun 1888 setelah John Dunlop menemukan teknologi ban angin.   Sepada menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.

Awal popularitas sepeda di Indonesia adalah pada masa kolonial Belanda namun masih terbatas dimiliki oleh para penguasa dan bangsawan.  Rakyat jelata hanya bisa melongo dan memandangi saja dari kejauhan (kasihan ya….).    Pada tahun 1950-an dan 1960-an sepeda mulai bergeser bukan menjadi kendaraan mewah lagi setelah masuknya motor dan mobil.   Sepeda justru mulai banyak digunakan kaum rakyat jelata.    Maka tak aneh kalau kaum jelata lebih sehat, wong setiap hari berolah raga dengan bersepeda.    

Bersepeda ternyata membakar kalori lebih banyak dibandingkan olahraga lainnya.  Orang dengan berat tubuh 80 kg (seperti saya) bisa membakar lebih 500 kalori setalah melakukan satu jam bersepeda dengan kecepatan moderat.

Nah, pasti Kompasianer pade bertanya : “berapa sih kecepatan moderat itu?”

Kecepatan moderat sekitar 16 km/jam.   Kecepatan tinggi lebih dari 16 km/jam.   Kecepatan rekreasi seperti melihat wainta-wanita cantik yang lagi olahraga kecepatan sepeda cukup sekitar 8 km/jam.  Kalau terlalu cepat ya tidak sempat melihat dong……

Saya dan isteri niat mencari sepeda yang cocok.   Ada yang cocok, tetapi harganya tak cocok, he…he…. Nah akhirnya dapat sepeda yang cocok dan harga juga cocok.  Sepeda merek apa coba?  Yap, tepat sekali merk-nya Wimcycle.  Coba deh kompasianer jalan-jalan ke toko sepeda atau mall-mall besar, selalu ada sepeda Wimcycle.   Tapi jangan cari di toko besi atau toko pakaian, pasti tidak ada…..  

[caption caption="Salah satu contoh sepeda anak di website Wimcycle (sumber : wimcycle.com)"]

[/caption]

Wimcycle buatan mana sih?  Amerika, Jerman, atau Jepang?  Tak kenal maka tak sayang.  Sepeda Wimcycle didirikan pada tahun 1972 dengan nama CV Indonesia Makmur oleh Bapak Hendra Widjaja yang berpusat di Surabaya.   Kemudian pada tahun 1976 namanya berubah menjadi Wimcycle sampai sekarang.  Jadi asli buatan Indonesia, Kompasianer.

Wah, macan kandang dong kalau begitu, mungkin ada yang berkomentar demikian.   Jangan salah, Wimcyle sejak tahun 1986 sudah mengekspor sepeda ke Arab Saudi, Jerman, Belanda, Italia, Yunani, dan Negara-negara lainnya.  

Kalau Kompasianer sempat pergi Amerika (Alhamdulillah, saya belum sempat ke sana, ha..ha…) dan berbelanja di toko besar seperti R’Us, Toys’,  Wal-Mart, dan Target, akan dijumpai produk-produk WImcycle.   Di Kanada juga ada lho di supermarket-supermarket besar macam Kanada Tire, Sears, dan Home Hard Ware.   Total ekspor sepeda Wimcycle lebih dari 20 negara.   Artinya Wimcycle sudah mendunia, bro n sis.   Bangga dong?  Pastinya.   Selain itu Wimcycle berhasil masuk TOP 25 Indonesia Original Brands.  

[caption caption="Website Wimcycle "]

[/caption]

Tapi…. Ada tapinya…. Saya bilang sama isteri, ”Mah, kita tunda dulu beli sepedanya.”

“Kenapa Pah?  Jangan ditunda-tunda ah, ini kan penting buat kesehatan Papah.”

Saya lalu tunjukkan website Kompasiana.com.   “Lihat nih Mah, Kompasiana.com mengadakan lomba blog berhadiah sepeda Wimcyce.   Papah mau ikutan ah, siapa tahu menang.”  (promosi ni ye…..).

 “Lho, terus kapan olahraga bersepedanya, Pah?”

“Tunda dulu, Mah.  Papah olahraga jalan pagi dulu untuk sementara.”

Tapi isterinya mewanti-wanti agar tidak tergoda dengan penjual gorengan dan nasi uduk yang ada di sepanjang jalan.   “Ingat, sarapannya di rumah saja!”

Ya semoga saja menang.    Bagus buat kesehatan badan dan juga dompet, ha..ha..ha…. Bagus juga buat APBN-T (Angaran Pendapatan dan Belanja Ngerumah Tangga).  

Mens sana in corpore sano, di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat.  Apalagi kalau dapat hadiah alias gratis, dijamin tambah sehat. 

Sebelumnya saya juga sempat browsing untuk melihat model-model sepeda yang ada.   Ada buat segala umur.  

[caption caption="Fat Man (Wimcycle)"]

[/caption]

Ada lagi sepeda model baru keluaran Wimcycle, Fat Man.  Sepeda ini bukan diperuntukkan hanya untuk  orangfat alias gemuk lho (seperti saya juga).  Fatman dirancang untuk semua orang.   Sepeda Fat Man mengacu pada nama model sepedafat bike yang lebih dulu marak di Amerika Serikat dan Eropa pada 2015.    Disebut fat bike karena ukuran rodanya yang lebar sekitar 4 inci atau lebih.  Nah sepeda Fat Man diklaim sebagai fat bike pertama di Indonesia.  Hebat euy…..

“Pah, bagaimana kalau cuma dapet helm-nya?” tanya isteri tiba-tiba (sambil ngarep……)

“Berarti kita harus tetap beli sepedanya, Mah.”

Tiba-tiba anak saya yang masih balita berlari menghampiri saya.

“Pah, aku juga mau sepeda baru dong!”

Nah lo…..

“Papah, coba lihat deh pengumuman lomba blog-nya di Kompasiana.  Tidak disebutkan tuh hadiah sepedanya model apa.     Jangan-jangan buat anak-anak, Pah?” kata isterinya saya sambil tersenyum.

“Kalau begitu, berarti rejeki anak sholeh, he…he…he..”

Man proposes, God disposes.

Wimcycle idolaku……..hebohhhh deh…..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun