Mohon tunggu...
Baca Anime
Baca Anime Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Anime Lover

Tak pernah ada saat yang lebih menggembirakan bagi seorang pecinta anime! Selamat datang di tempat yang tepat, di mana kecintaan pada anime dihargai dan dirayakan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Perlukah Indonesia Memiliki Angkatan Siber?

18 Agustus 2023   23:28 Diperbarui: 18 Agustus 2023   23:43 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : tiyarmangulo.blogspot.com

Pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mengubah lanskap kehidupan manusia di berbagai aspek, termasuk cara berkomunikasi, bekerja, dan bertransaksi. Di Indonesia, seperti di banyak negara lain, kemajuan ini telah membuka jalan bagi era digital yang semakin maju. Namun, seiring dengan peluang dan manfaat yang ditawarkan oleh era digital, muncul pula ancaman baru yang perlu dihadapi dengan serius: serangan siber.

Serangan siber merupakan ancaman yang timbul dari dunia maya, di mana pelaku dapat mengeksploitasi kelemahan dalam sistem komputer dan jaringan untuk tujuan merusak, mencuri data sensitif, atau mengganggu operasional suatu entitas. Ancaman ini bisa datang dari kelompok kriminal, perorangan yang tidak bertanggung jawab, atau bahkan negara asing yang ingin merusak infrastruktur atau mencuri informasi rahasia.

Di tengah kondisi ini, muncul pertanyaan mendasar: Apakah Indonesia perlu memiliki Angkatan Siber?

Apa Itu Angkatan Siber?

Angkatan Siber adalah unit atau organisasi yang khusus didedikasikan untuk melindungi, mengamankan, dan merespons ancaman siber terhadap negara atau entitas yang dimilikinya. Fungsinya mirip dengan angkatan militer atau kepolisian, tetapi fokusnya lebih pada keamanan siber. Tugas utama Angkatan Siber meliputi pemantauan aktivitas siber, deteksi serangan, pencegahan, investigasi, dan respons terhadap insiden keamanan siber.

Perlunya Angkatan Siber di Indonesia

  • Perlindungan Keamanan Nasional: Era digital telah membuat negara-negara rentan terhadap serangan siber yang dapat mengganggu infrastruktur kritis seperti listrik, telekomunikasi, dan transportasi. Mempersiapkan diri dengan Angkatan Siber yang handal dapat membantu mengamankan aset nasional dari serangan semacam itu.
  • Perlindungan Terhadap Data Sensitif: Banyak entitas, termasuk pemerintah dan bisnis, menyimpan data sensitif yang menjadi target empuk bagi peretas. Angkatan Siber dapat membantu mencegah peretasan dan pencurian data ini, menjaga privasi warga negara serta kepentingan nasional.
  • Pencegahan dan Respons Cepat: Dengan adanya Angkatan Siber, Indonesia dapat lebih responsif dalam menghadapi serangan siber. Mereka dapat merespons insiden dengan cepat, mengurangi dampak yang mungkin timbul, dan bekerja untuk mengidentifikasi pelaku.
  • Pembangunan Kapasitas: Dalam rangka membangun keahlian di bidang keamanan siber, pendirian Angkatan Siber dapat membantu melatih tenaga ahli di bidang ini. Hal ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi perkembangan teknologi dan industri siber di Indonesia.
  • Kerjasama Internasional: Dengan memiliki Angkatan Siber yang kuat, Indonesia dapat lebih aktif dalam kerjasama internasional dalam menghadapi ancaman siber lintas negara. Ini penting karena serangan siber sering kali tidak mengenal batas negara.

Tantangan dalam Mendirikan Angkatan Siber

Namun, pendirian Angkatan Siber juga memiliki tantangan yang perlu diatasi. Beberapa di antaranya adalah:

  • Sumber Daya: Membangun dan menjalankan Angkatan Siber memerlukan sumber daya manusia yang terampil dan peralatan teknologi yang canggih. Ini bisa menjadi investasi besar.
  • Ketidakpastian Hukum: Kegiatan siber seringkali melintasi batas hukum nasional dan internasional. Hal ini dapat menghadirkan tantangan dalam menentukan kewenangan dan tanggung jawab Angkatan Siber.
  • Kerahasiaan dan Privasi: Dalam upaya melawan ancaman siber, Angkatan Siber mungkin perlu mengumpulkan informasi yang sensitif. Perlindungan terhadap kerahasiaan dan privasi individu harus tetap dijaga.

Keamanan Siber: Ancaman dan Perlindungan

Dalam dunia yang semakin terkoneksi secara digital, serangan siber menjadi ancaman serius yang dapat merugikan sektor publik dan swasta, serta individu. Ancaman ini meliputi serangan siber terhadap infrastruktur kritis, pencurian data sensitif, serangan siber militer, dan aktivitas kriminal di dunia maya. Oleh karena itu, perlindungan terhadap keamanan siber telah menjadi isu yang mendesak.

Salah satu solusi yang muncul adalah pembentukan Angkatan Siber, sebuah unit khusus yang fokus pada deteksi, pencegahan, dan respons terhadap ancaman siber. Dengan didukung oleh para ahli dan praktisi digital yang berkualitas, Angkatan Siber dapat menjadi garda terdepan dalam melindungi negara dari serangan siber yang merugikan.

Dampak Terhadap Aktivitas Siber Sehari-hari

Pendirian Angkatan Siber dalam upaya menghadapi ancaman siber memiliki dampak yang signifikan terhadap aktivitas sehari-hari di ruang siber. Meskipun tujuannya adalah untuk melindungi dan menjaga keamanan, dampak-dampak tersebut perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, terutama terkait dengan kebebasan berpendapat dan berbagi informasi.

  • Peningkatan Keamanan dan Rasa Aman. Salah satu dampak positif dari adanya Angkatan Siber adalah peningkatan keamanan dalam aktivitas siber sehari-hari. Dengan upaya yang lebih intensif dalam memantau, mendeteksi, dan merespons serangan siber, masyarakat dapat merasa lebih aman dalam bertransaksi online, berkomunikasi melalui media sosial, dan menggunakan layanan digital lainnya. Ancaman-ancaman seperti pencurian identitas, penipuan online, atau serangan siber terhadap layanan penting dapat diminimalkan, memberikan perlindungan yang lebih baik bagi individu dan bisnis.
  • Penyeimbangan Antara Keamanan dan Kebebasan. Namun, perlu diingat bahwa peningkatan keamanan seringkali memerlukan pengawasan yang lebih ketat. Pengawasan intensif untuk melindungi siber dapat menghadirkan dilema antara keamanan dan kebebasan. Langkah-langkah yang diambil oleh Angkatan Siber untuk memantau dan mengendalikan aktivitas siber dapat membatasi kebebasan berpendapat dan berbagi informasi.
  • Ancaman Terhadap Kebebasan Berpendapat dan Privasi. Pengawasan siber yang terlalu ketat dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap kebebasan berpendapat. Jika aktivitas online terlalu dipantau, orang mungkin merasa ragu untuk menyuarakan pandangan atau kritik terhadap pemerintah atau entitas lain. Ini dapat menghambat perkembangan demokrasi dan kebebasan berekspresi.
  • Solusi Berimbang. Penting bagi pemerintah dan Angkatan Siber untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara keamanan dan kebebasan. Langkah-langkah pengawasan haruslah dijalankan dengan transparansi dan diikuti dengan peraturan yang jelas. Pemantauan haruslah difokuskan pada aktivitas yang memiliki potensi membahayakan keamanan nasional atau masyarakat, sambil tetap menghormati hak individu untuk berpendapat dan menjaga privasi.

Selain itu, pendirian Angkatan Siber juga harus diikuti dengan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya keamanan siber dan praktik-praktik yang aman dalam beraktivitas online. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang risiko dan cara melindungi diri, masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam menjaga keamanan siber tanpa harus merasa terkekang oleh pengawasan yang berlebihan.

Pembiayaan dan Batasan Tupoksi Angkatan Siber

Terkait pembiayaan Angkatan Siber, pemerintah perlu mengalokasikan dana yang memadai untuk membangun infrastruktur siber yang tangguh dan melatih personel dengan kemampuan khusus. Di samping itu, perlu adanya sinergi dengan institusi yang telah ada, seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Direktorat Polri Tindak Pidana Siber, untuk memastikan koordinasi yang baik dalam menghadapi ancaman siber.

Adapun batasan tupoksi Angkatan Siber perlu dijelaskan dengan jelas. Angkatan ini harus fokus pada tugas-tugas yang berkaitan dengan keamanan siber, seperti deteksi dan respons terhadap serangan siber serta pencegahan aktivitas kriminal di dunia maya. Dalam menjalankan tugasnya, perlu adanya pengawasan dan pertanggungjawaban yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.

Partisipasi Kredibel: TNI atau Pakar/Praktisi Digital?

Pertanyaan mengenai siapa yang seharusnya bergabung dalam Angkatan Siber menjadi penting. Memiliki kombinasi antara personel TNI yang terlatih dengan pakar dan praktisi digital yang berpengalaman akan menjadi langkah bijak. TNI dapat memberikan disiplin militer yang diperlukan dalam menghadapi ancaman serius, sementara para pakar dan praktisi digital akan membawa pemahaman mendalam tentang teknologi dan metode serangan siber terbaru.

Konklusi

Dalam era digital yang semakin kompleks, perlindungan terhadap keamanan siber menjadi imperatif bagi negara. Pembentukan Angkatan Siber dapat menjadi solusi yang efektif untuk melindungi infrastruktur dan privasi di dunia maya. Dengan pembiayaan yang memadai, kolaborasi dengan lembaga yang ada, dan partisipasi kredibel, Indonesia dapat menghadapi ancaman siber dengan lebih baik. Namun, tetap perlu menjaga keseimbangan antara keamanan siber dan kebebasan berpendapat dalam ruang digital.***

-Tiyarman Gulo-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun