Adapun batasan tupoksi Angkatan Siber perlu dijelaskan dengan jelas. Angkatan ini harus fokus pada tugas-tugas yang berkaitan dengan keamanan siber, seperti deteksi dan respons terhadap serangan siber serta pencegahan aktivitas kriminal di dunia maya. Dalam menjalankan tugasnya, perlu adanya pengawasan dan pertanggungjawaban yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
Partisipasi Kredibel: TNI atau Pakar/Praktisi Digital?
Pertanyaan mengenai siapa yang seharusnya bergabung dalam Angkatan Siber menjadi penting. Memiliki kombinasi antara personel TNI yang terlatih dengan pakar dan praktisi digital yang berpengalaman akan menjadi langkah bijak. TNI dapat memberikan disiplin militer yang diperlukan dalam menghadapi ancaman serius, sementara para pakar dan praktisi digital akan membawa pemahaman mendalam tentang teknologi dan metode serangan siber terbaru.
Konklusi
Dalam era digital yang semakin kompleks, perlindungan terhadap keamanan siber menjadi imperatif bagi negara. Pembentukan Angkatan Siber dapat menjadi solusi yang efektif untuk melindungi infrastruktur dan privasi di dunia maya. Dengan pembiayaan yang memadai, kolaborasi dengan lembaga yang ada, dan partisipasi kredibel, Indonesia dapat menghadapi ancaman siber dengan lebih baik. Namun, tetap perlu menjaga keseimbangan antara keamanan siber dan kebebasan berpendapat dalam ruang digital.***
-Tiyarman Gulo-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H