Mohon tunggu...
Giorgio Babo Moggi
Giorgio Babo Moggi Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar yang tak berhenti untuk menulis

Dream is My Life's Keyword.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Terungkap Kisah Kosmas D. Lana dalam Perjalanan Bajawa-Borong: Mantan Kernet Oto yang Menjadi Sekretaris Daerah Provinsi NTT

27 September 2023   11:48 Diperbarui: 27 September 2023   11:55 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Kosmas D. Lana - Sekretaris Daerah Provinsi NTT

Hidup manusia adalah misteri yang tak terpecahkan. Siapakah di antara kita yang dapat mengetahui atau meramalkan jalan hidupnya? Saya meyakini dan menjamin bahwa tidak ada yang mampu melakukannya. Manusia memang merencanakan hidupnya, namun tidak semua rencana tersebut bisa tercapai. Inilah sebabnya mengapa hidup manusia dipenuhi dengan misteri. Itulah mengapa saya ingin bersaksi tentang sosok Sekretaris Daerah Provinsi NTT, Kosmas D. Lana, pada hari ulang tahunnya, Rabu (27/09/2023) ini. 

Siapa yang dapat menduga bahwa suatu saat nanti ia akan menjadi seorang Sekretaris Daerah? Dalam perjalanan karirnya, ia menjalani semua proses yang seharusnya dialami oleh seorang abdi negara dan masyarakat. Namun, apakah ia langsung menduduki jabatan tersebut setelah melewati semua proses tersebut? Jawabannya adalah tidak.

Secara pribadi, saya tidak terlalu mengenal dirinya. Namun, sejak lama saya telah mendengar namanya dari teman-teman seprofesi. Seperti biasa di lingkungan birokrasi, jika ada seorang birokrat yang unggul, baik itu karena kemampuannya maupun kisah hebat yang selalu mengundang perhatian orang-orang, maka namanya akan selalu menjadi bahan pembicaraan. Pak Kosmas, salah satu birokrat yang menjadi perbincangan karena kecerdasan dan kepemimpinannya.

Empat tahun lalu, saya berkesempatan bertemu dengan Pak Kosmas dalam suatu kegiatan di Manggarai. Saya menjadi bagian dari tim penilaian kompetensi manajerial dan sosial kultural (pengawas) pada kegiatan seleksi Sekda Manggarai, sedangkan beliau merupakan salah satu anggota pansel dari Provinsi NTT.

Kami menginap di Hotel Viktory, dan setiap pagi kami bertemu di restoran saat sarapan. Di setiap pertemuan tersebut, pasti ada percakapan yang terjalin antara kami. Kadang-kadang kami berbicara tentang urusan birokrasi, kadang-kadang tentang hal-hal yang tidak terkait dengan pekerjaan.

Karena rasa keakraban yang tercipta, saya pun mulai membuka diri dan membagikan pengalaman saya menempuh pendidikan di St. Klaus Kuwu. Rupanya, dia tidak pernah menduga bahwa saya pernah mengenyam pendidikan di tanah leluhurnya.

Sejak saat itu, hubungan kami semakin dekat meskipun tetap menjaga batasan antara atasan dan bawahannya. Kami sering bertemu dan kebetulan beliau menjabat sebagai Asisten III saat itu. Sebagai bagian dari koordinasi administrasi, saya beberapa kali berkomunikasi dengannya terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan surat-menyurat.

Setiap kali bertemu, pasti ada ucapan yang dilontarkan dari Pak Kosmas. Kadang-kadang ia menyapa saya dengan aksen yang menunjukkan kedekatan. Setidaknya, ia hendak menunjukkan bahwa ia mengenal saya, sekalipun hanya nama.

Setahun yang lalu, kami bersama-sama menjalankan tugas di Manggarai Timur. Seperti biasa, Pak Kosmas menjadi salah satu anggota panitia seleksi dari Provinsi NTT, sedangkan saya dan tim lainnya bertugas melakukan penilaian kompetensi manajerial dan sosial kultural.

Kami berangkat dari Kupang dan turun di Turelelo, kemudian melanjutkan perjalanan darat menuju Borong. Kami terbagi dalam dua mobil, dengan saya dan beberapa rekan lainnya berada dalam satu mobil bersama Pak Kosmas.

Kami sempat mampir di Bajawa untuk makan siang. Perjalanan dari Bajawa ke Borong memakan waktu sekitar 2-3 jam. Bagi saya, perjalanan ini sangat berkesan karena bisa bersama dengan seorang pejabat senior yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan yang luas.

Selalu saja ada cerita menarik yang mengalir sepanjang perjalanan. Dalam perjalanan tersebut, terkuaklah kisah masa remaja Pak Kosmas. Ia menceritakannya sendiri. Kisah-kisah masa remaja tersebut membuat kami penasaran dan mengundang tawa.

Ternyata, Pak Kosmas, meskipun berdarah Manggarai, lahir dan besar di Bajawa. Bajawa bukan hanya menjadi tempat tinggalnya, melainkan juga menjadi bagian dari hidup dan kehidupannya. Tidak heran jika ia memiliki hubungan yang akrab dan dekat dengan orang-orang Bajawa. Alasannya dapat terlihat dari kisahnya.

Ia mulai menceritakan kisah hidupnya. Ia bukanlah anak yang patuh dan disiplin. Ia bahkan sering pindah-pindah sekolah dan seringkali bolos, serta menjadi seorang kernet oto (sebutan mobil/bus kayu  untuk orang Flores).

Pak Kosmas berkisah tentang suka duka menjadi seorang konjak (menjadi kernet oto). Kadang-kadang ia sering dimarahi, dibentak, dan dicaci oleh sopirnya. Mendengar cerita Pak Kosmas, saya kontan membayangkan situasi hubungan sopir dan konjak yang umum terjadi di Flores.

Namun, tekad Pak Kosmas tetap teguh, bahwa dia akan bersabar selama dia dapat membawa mobil. Baginya, menjadi seorang konjak adalah kesempatan atau peluang. Kapan lagi dia bisa mengendarai mobil jika bukan karena kebaikan sopir?

Hubungan antara Pak Kosmas dan Om Kanis Mite, sopirnya, tidak berakhir ketika Pak Kosmas sudah meninggalkan status sebagai konjak. Hubungan mereka tetap kuat sampai saat ini.

Pada awalnya, saya tidak langsung percaya dengan cerita Pak Kosmas. Untungnya, saya sering mendengar nama Om Kanis Mite dan melalui kerabat saya, saya mendapatkan nomor hp-nya. Saya pun langsung menghubungi Om Kanis Mite untuk melakukan konfirmasi.

Ternyata, cerita Pak Kosmas benar adanya. Beberapa tahun yang lalu, ketika beliau menjadi penjabat bupati Nagekeo, tak terduga Kanis Mite bertemu dengannya di kantor bupati. Seperti biasa, Kanis Mite dengan gaya khasnya menyapa Pak Kosmas dengan sapaan khas ketika Pak Kosmas masih menjadi konjak paruh waktu. Sapaan tersebut sempat membuat Ibu Ari Ondok, istri Pak Kosmas, terkejut.

Pak Kosmas pun menceritakan awal mula kisah menjadi konjak dan mengenal sosok om Kanis Mite, hingga akhirnya Ibu Ari mengerti.

Dari segelintir kisah kecil Pak Kosmas dan setiap pertemuan dengannya, tergambarlah potret dirinya sebagai pribadi yang tidak pernah melupakan identitas dan habitus (kebiasaanya) saat karir dan statusnya berubah. Kosmas tetaplah Kosmas. Bertegur sapa dengan siapapun dan apapun kedudukannya.

Selamat merayakan ulang tahun, Bapak Kosmas D. Lana. Semoga panjang umur dan senantiasa diberkati oleh Tuhan yang maha kuasa.  (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun