Selain itu, Pater Wasser mengajarkan sesuatu kepada kami tentang rasa syukur. Manusia kerap merasa diri paling pintar, hebat dan tak tersaingi. Memiliki nilai yang tinggi mengangkat dirinya lebih tinggi daripada orang lain. Tetapi kesempurnaan itu menjadi cacat atau berkurang, bila Tuhan mengambilnya sekalipun besaran angkanya hanya 1.
Jadi, dalam kacamata penulis, pencapaian duo SMA St. Klaus (Kuwu dan Werang) dalam sepuluh besar nilai-nilai rata UNBK 2019 akan belum lengkap bila tidak diikuti nilai perilaku alumninya.
Hakikat pendidikan itu ada keseimbangan antara perilaku dan kemampuan akademis. Itu pandangan saya, filosofi yang ditanam Pater Wasser meskipun ia tak pernah menyatakan secara tegas.
Bukankah kita dapat merasakan dan menilainya. Itu pandangan saya, entah bagaimana dengan pandangan alumni yang lain?***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H