Kadang kala kita terlalu cepat memvonis orang lain dengan RASA dan PIKIRAN kita sendiri tanpa melihat FAKTA orang tersebut seperti apa.
"Maafkan Bapak, saya tak tahu dengan apa yang terjadi pada bapak. Kini, aku paham mengapa bapak tak memberi tempat untuk saya." Saya membathin.
Sopir tarik gas. Saya beritahu sopir turun di Mataloko tanpa menyebutkan tempat secara spesifik seperti seminari atau pasar. Sebelum Seminari Mataloko, angkutan ini belok kanan menuju Were, Doka, dan entah kampung apa lagi. Saya tak terlalu kuasai.
"Nanti turun dimana?" Tanya sopir.
"Seminari."
"Kalau tadi diberitahu, saya antar dulu pak ke seminari."
"Tak apa-apa, Pak. Toh, saya akan tiba juga."
Saya turun di depan gerbang seminari atau tepat di depan gerbang masuk Kemah Tabor yang berada di seberang. Seminari adalah lembaga pendidikan calon imam Katolik tingkat menengah sebelum mreka melanjutkan pendidikan ke seminari tinggi -- belajar filsafat dan teologi. Belakangan ini kompleks ini menjadi salah satu destinasi wisata. Viral di media sosial. Dulu orang melihat seminari atau Kemah Tabor biasa-biasa. Media sosial mengubah segala-galanya. Ada saja sesuatu yang unik di mata netizen. Tempat ini menjadi spot wisata yang instragramable. Tak heran, banyak kendaraan yang berhenti  sekedar berfoto sebelum melanjutkan perjalanan.
Memang berbicara Kemah Tabor tak terpisahkan dengan Seminari Mataloko itu sendiri. Tanpa seminari tak akan ada Kemah Tabor. Tak serta merta sebaliknya. Tanpa Kemah Tabor tak akan ada seminari. Tidak! Kemah Tabor itu sendiri bagian dari grand design seminari itu sendiri. Ketika berada di tempat ini, pikiran saya berjalan ke beberapa dekade lampau. Awal dan sesudah tempat ini dipilih sebagai kompleks 'pembibitan' panggilan -- para imam Katolik. Para misionaris yang merintis dan mendirikan tempat ini. Tak terbayangkan betapa sulitnya saat itu. Tak terbayangkan pula betapa brilian gagasan ini. Pernahkah mereka membayangkan tempat ini menjadi spot yang instagramable? Entahlah! Yang pasti mereka selalu berpikir seribu tahun ke depan.