Mohon tunggu...
Giorgio Babo Moggi
Giorgio Babo Moggi Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar yang tak berhenti untuk menulis

Dream is My Life's Keyword.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seandainya Raja Salman Berkunjung ke Flores

6 Maret 2017   15:36 Diperbarui: 6 Maret 2017   16:19 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan Raja Arab ke Indonesia. AFP Photos

“Jadi, kita belajar ajaran agama ataupun teologi agama lain bukanlah dalam "kerangka taktis-apologetis" yakni mencari-cari dan menyerang 'kelemahan'nya, melainkan dalam "kerangka dialogis-humanis": berbagi semangat, harapan dan ikhtiar untuk membangun peradaban dan merawat kemanusiaan.”

Pernyataan Valens Daki-Soo adalah fakta dan pengalaman di lingkungan pendidikan katolik  - terutama lembaga pendidikan seminari tinggi. Mereka menyadari bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Penting bagi para calon imam untuk memahami islam tidak hanya dari kulit luar saja. Tetapi perlu pemahaman yang lebih dalam. Bukan dalam kerangka mencari ‘kelemahan’ lalu menyerang, melainkan dalam kerangka tujuan dialog dalam kehidupan nyata.

Islamologi, dalam konteks Flores, sesuatu yang mutlak dibutuhkan oleh para calon imam. Flores adalah keberagaman. Dalam segala hal, suku, agama, budaya, bahasa dan sebagainya.

Saya sulit membayangkan apa jadinya seandainya Raja Salman punya cukup waktu, ia berkunjung ke Flores. Ia tidak saja mendengar seorang imam berbicara bahasa Arab, tetapi bagaimana ia dapat menyaksikan suasana kuliah Islamologi di kelas. Ia tidak cukup mendengar kuliah di kelas, bila perlu Raja beri kuliah umum di hadapan para frater.  Ia tidak cukup memberi kuliah umum, Sang Raja bisa menyaksikan langsung bagaimana seorang frater atau calon imam menjalani masa Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di sebuah pesantren terbesar. Ia tidak cukup menyaksikan frater yang menjalani TOP di pesantren, ia dapat menjadi tahu bahwa orang Flores berakar dari budaya yang sama tetapi berbeda keyakinan tapi hidup rukun dan damai.

Di sanalah, Flores, ia akan menjadi paham, mengapa sahabat karibnya, Ir. Soekarno, menemukan Pancasila. Ya, di sanalah cermin keberagaman dan kerukunan antar umat beragama. Oh, seandainya Raja Salman ke sana. Apa reaksinya? Entahlah….! Kita hanya mengandai-andai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun