Canho Yohanes de Capsetrano Jambru Pasirua lahir pada tanggal 24 November 2004 dari keluarga asal Maukaro, Ende, NTT. Ayah Kristoforus Jambru dan Ibu Ermelinda Ndiki. Ia memiliki dua adik kandung yaitu Yohanes de Brito Affrettando Pasirua dan Yohanes Accelerando Pasirua.
Ayahnya seorang pemusik. Sejak masa kuliah di Jurusan Tenik Informatika-Fakultas Teknik Universitas Mandira Kupang, ayahnya sering tampil dan mengisi acara baik di dalam maupun di luar kampus. Selain itu, sang ayah memberikan layanan privat keyboard/piano di Kota Karang. Kepiawaiannya bermain musik keyboard dan organ dan perlatan sejenisnya tidak diragukan lagi.
Talenta Kristo diwarisi secara genetik ke putra sulungnya yang biasa disapa Canho. Pengakuan sang ayah, ketika berjumpa dengan kru Koepang.Com beberapa tahun silam, Canho telah menunjukkan bakat musik sejak balita.
“Ia selalu menggerakan kepala, tangan dan kaki ketika mendengar bunyi musik di rumah.” Tutur Kristo suatu malam pada acara Syukuran Wisudanya di BTN Kolhua.
Tanda-tanda ini menjadi perhatian sang ayah, untuk menarik perhatian si Canho kecil di bidang musik selama masa pendidikannya di Kupang. Selepas kuliah di Kupang, Canho dan keluarga kembali ke Ende. Ayah dan ibunya bekerja di Pemerintah Kabupaten Ende. Ayah berdinas di Dinas Perhubungan, sedangkan ibunya di Sekretariat Daerah.
Meskipun tinggal di kota kecil, Ende, sang ayah terus menumbuhkan semangat bermain musik pada anaknya. Di sela-sela kesibukannya sebagai sebagai abdi negara, Kristo membuka lembaga kursus musik yang diberi nama Affrettando Music Course.
Kehadiran kurus ini, dari sisi bisnis, untuk menjadi sumber pendapatan Kristo meskipun tidak seberapa karena animo masyarakat (anak-anak) yang belajar musik masih rendah. Namun, di atas segala-galanya, keberadaan kursus ini menjadi media penyaluran hobinya di bidang musik, tentu juga untuk mengasah anak-anaknya dalam bidang musik.
anho belajar musik secara profesional melalui lembaga kursus ketika menginjak usia 3 tahun (November 2007). Sejak menjadi siswa di Affrettando Music Course, Canho telah mengikuti berbagai ajang konser yang diselenggarakan di Ende dan Maumere.
Selain mengikuti berbagai ajang konser sebagai peserta, Canho terus mengasah kemampuan musikalnya dalam tajuk konser tunggal di beberapa kota. Diantaranya di Ende, 07 November 2014 (usia 10 tahun; Maumere, 19 Desember 2014 (usia 10 tahun); Mbay, 14 Februari 2015 (usi 10 tahun); Ende, 05 April 2015 (usia 10 tahun); dan terakhir di Mataloko, 27 Januari 2016 (berusia 11 tahun).
Berbagai ajang di daratan Flores dijejalinya, kemudian Canho pun melirik ajang yang bertaraf internasional. Kesempatan itu datang dengan adanya informasi dari World Champinship of Performing Art (WCOPA) Indonesia sekitar akhir Desember 2015. WCOPA Indonesia menyelenggarakan audisi untuk kejuaraan dunia seni pertunjukan dari peserta seluruh Indonesia yang memiliki bakat di bidang seni pertunjukkan seperti vokal, tarian, musik instrumen, modelling, dan acting.
“Karena keterbatasan dana untuk ke jakarta, kami memilih untuk mengikuti audisi dengan cara mengirimkan video konser solo piano anak Canho Pasirua ke WCOPA Indonesia.” Akui Kristo.
“Tanggal 24 Februari 2016, WCOPA Indonesia menyatakan Canho berhasil dalam audisi pusat di bidang seni musik instrumental (piano) untuk dapat mengikuti World Champinship of Performing Arts 2016 di Long Beach – California USA.” Lanjut pria yang pernah aktif beroganisasi di kampus semasa kuliah.
Kristo mengaku ada peristiwa unik dengan perjalanan Canho ke Long Beach California.
“Unik dan menarik ketika kami menoleh kembali ke masa lalu, di tahun 2012 silam, almarhum Ema Gadi Djou menyumbangkan sebuah piano untuk Lembaga Kursus Musik Affrettando. Piano itulah yang digunakan Canho untuk berlatih dan melakukan konser Solo Piano dan akhirnya piano itu pula yang membawa Canho ke ajang internasional.” Kenang Kristo.
“Inilah ungkapan terima kasih terdalam dari Canho atas pemberian itu. Itulah sebabnya ketika kami mendapat berita bahwa Canho lulus dalam audisi pusat (Jakarta) kami langsung menemui Bapak Lori Gadi Djou selaku Ketua YAPERTIF untuk menyampaikan hal ini.” Tutur Kristo.
Kristo mengakui berat untuk mengirimkan putranya ke ajang tersebut karena segala biaya dibebankan kepada orang tua. Kristo pinta dukungan semua pihak untuk menyukseskan perjalanan Canho ke Amerika Serikat.
“Kami yakin bahwa Canho tampil di California merupakan kebanggaan masyarakat Kabupaten Ende, masyarakat Nusa Tenggara Timur, dan bahkan bangsa Indonesia.”
Untuk mematangkan jalannya ke Long Beach California, Canho akan melakoni rangkaian Konser Solo Piano. Konser ini bertujuan untuk mempertajam performance terutama kemampuan beraksi dengan piano dan sekaligus momentum penggalangan dana dukungan untuk Canho.
Menurut Kristo, Canho akan mengikuti 3 kompetisi pada ajang World Champinship of Performing Arts 2016 di Long Beach – California USA , yakni Instrument Piano Classical, Instrument Piano Contemporer, dan Instrument Piano Original Work.
“Kami sangat mengharapkan apresiasi dan dukungan serta doa dari Pemerintah Kabupaten Ende, masyarakat kabupaten Ende, Pemerintah Kabupaten se daratan Flores, Pemerintah Provinsi NTT dan seluruh Masyarakat NTT dan Masyarakat Indonesia seluruhnya.” Pinta Kristo.
Tonton Videonya : https://youtu.be/dmFAn7lvjrk
Sumber: Ditulis oleh Giorgio Babo Moggi dan dimuat di Koepang.Com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H