Mohon tunggu...
Giorgio Babo Moggi
Giorgio Babo Moggi Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar yang tak berhenti untuk menulis

Dream is My Life's Keyword.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tonton Video Si Genius "Joe Alexander" Asal NTT

26 Mei 2016   09:17 Diperbarui: 26 Mei 2016   09:22 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Canho Yohanes de Capsetrano Jambru Pasirua lahir pada tanggal 24 November 2004 dari keluarga asal Maukaro, Ende, NTT. Ayah Kristoforus Jambru dan Ibu Ermelinda Ndiki.  Ia memiliki dua adik kandung yaitu Yohanes de Brito Affrettando Pasirua dan Yohanes Accelerando Pasirua.

Ayahnya seorang pemusik. Sejak masa kuliah di Jurusan Tenik Informatika-Fakultas Teknik Universitas Mandira Kupang, ayahnya sering tampil dan mengisi acara  baik di dalam maupun di luar kampus. Selain itu, sang ayah memberikan layanan privat keyboard/piano di Kota Karang. Kepiawaiannya bermain musik keyboard dan organ dan perlatan sejenisnya tidak diragukan lagi.

Talenta Kristo diwarisi secara genetik ke putra sulungnya yang biasa disapa Canho. Pengakuan sang ayah, ketika berjumpa dengan kru Koepang.Com beberapa tahun silam, Canho telah menunjukkan bakat musik sejak balita.

“Ia selalu menggerakan kepala, tangan dan kaki ketika mendengar bunyi musik di rumah.” Tutur Kristo suatu malam pada acara Syukuran Wisudanya di BTN Kolhua.

Tanda-tanda ini menjadi perhatian sang ayah, untuk menarik perhatian si Canho kecil di bidang musik selama masa pendidikannya di Kupang. Selepas kuliah di Kupang, Canho dan keluarga kembali ke Ende. Ayah dan ibunya bekerja di Pemerintah Kabupaten Ende. Ayah berdinas di Dinas Perhubungan, sedangkan ibunya di Sekretariat Daerah.

Meskipun tinggal di kota kecil, Ende, sang ayah terus menumbuhkan semangat bermain musik pada anaknya. Di sela-sela kesibukannya sebagai sebagai abdi negara, Kristo membuka lembaga kursus musik yang diberi nama Affrettando Music Course.

Kehadiran kurus ini, dari sisi bisnis, untuk menjadi sumber pendapatan Kristo meskipun tidak seberapa karena animo masyarakat (anak-anak) yang belajar musik masih rendah. Namun, di atas segala-galanya, keberadaan kursus ini menjadi media penyaluran hobinya di bidang musik, tentu juga untuk mengasah anak-anaknya dalam bidang musik.

anho belajar musik secara profesional melalui lembaga kursus ketika menginjak usia 3 tahun (November 2007).  Sejak menjadi siswa di Affrettando Music Course, Canho telah mengikuti berbagai ajang konser yang diselenggarakan di Ende dan Maumere.

Selain mengikuti berbagai ajang konser sebagai peserta, Canho terus mengasah kemampuan musikalnya dalam tajuk konser tunggal di beberapa kota. Diantaranya di Ende, 07 November 2014 (usia 10 tahun; Maumere, 19 Desember 2014 (usia 10 tahun); Mbay, 14 Februari 2015 (usi 10 tahun); Ende, 05 April 2015 (usia 10 tahun); dan terakhir di Mataloko, 27 Januari 2016 (berusia 11 tahun).

Berbagai ajang di daratan Flores dijejalinya, kemudian Canho pun melirik ajang yang bertaraf internasional. Kesempatan itu datang dengan adanya informasi dari World Champinship of Performing Art (WCOPA) Indonesia sekitar akhir Desember 2015. WCOPA Indonesia menyelenggarakan audisi untuk kejuaraan dunia seni pertunjukan dari peserta seluruh Indonesia yang memiliki bakat di bidang seni pertunjukkan seperti vokal, tarian, musik instrumen, modelling, dan acting.

“Karena keterbatasan dana untuk ke jakarta, kami memilih untuk mengikuti audisi dengan cara mengirimkan video konser solo piano anak Canho Pasirua ke WCOPA Indonesia.” Akui Kristo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun