KANDAR : Aku jujur, Ning. Aku ingin numpahin semua yang ada di kepalaku ini, Ning. Aku ingin membiarkan hatiku bicara apa adanya padamu, Ning. Aku ingin jujur padamu, bilang ini semua padamu, agar kamu tau ada apa denganku, Ning. Biar kamu tau apa yang kurasakan, Ning. Biar kamu tau kalau aku ...
DINA : (Menunduk, tapi hatinya berdebar-debar)
KANDAR : (Mendekati telinga DINA dan berbisik lembut) .. kalau aku sayang kamu, Ning. Aku mencintaimu, Ning.
DINA : (Bersuara pelan) Hmm. Begitu kah?
KANDAR : (Menatap DINA, masih berbisik) Kamu ngga percaya apa yang kubilang itu, Ning?
DINA : (Terdiam)
KANDAR : Aku harus apa lagi untuk meyakinkanmu, Ning? Aku harus omong apa lagi, Ning? Aku harus ...
DINA : (Terdiam)
KANDAR : Apa aku harus membuktikan kalau aku benar-benar sayang padamu, Ning? Apa aku harus memperlihatkan hatiku yang telah terisi semua tentangmu, Ning?
DINA : (Menatap KANDAR)
KANDAR : Oke, Ning. (Tiba-tiba berlutut, dan .. ) Percayalah Ning, aku jujur menyayangimu! (Membuka baju dengan cepat, dan menunjukkan dadanya. Suaranya masih berbisik seolah meratap dengan penuh kasih) Lihat ke sini, Ning. Lihatlah hatiku, Ning. Ada kamu di sini. Ada senyummu. Aku menyayangimu Ning! (sambil menunjukkan dadanya. Dan kini kembali berbisik lembut) Aku menyayangimu. Aku mencintaimu, sepenuh hati, aku ...