Mohon tunggu...
Babeh Helmi
Babeh Helmi Mohon Tunggu... profesional -

Babehnya Saras n Faiz . Twitter : @Babeh_Helmi . . @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(3) Tambah Ketakutan di Malam 1 Suro

17 Desember 2009   15:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:54 1737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua lantai lagi, dan saya tidak mau lift tiba-tiba berhenti di lantai 12, karena saya tidak mengaktifkan tombol lantai 12. Karena itu saya terus menekan terus tombol lantai Dasar.

14.

Satu lantai lagi. Dan itu artinya saya harus siap seandainya lift berhenti dan menggerakkan pintunya dan memperlihatkan ke pada saya ruangan yang gelap.  Saya harus siap seandainya di ruang gelap itu sudah berdiri melayang sesosok putih wanita halus. Menatap saya dengan dingin, dengan pandangan yang tajam, dan ... menyeringai ... tertawa meringkik dengan suara khasnya.   Huaaahh... Saya terkungkung ketakutan!

Dan ...

12.

Saya menahan nafas. Diam.  Hanya suara tali baja lift yang bergerak yang terdengar. Hanya suara kipas exhaust dalam lift yang terdengar. Hanya suara detak jantung saya yang terdengar.   Jari saya tetap menekan tombol lantai Dasar. Makin keras saya tekan. Saya sangat berharap lift tidak berhenti. Saya sangat berharap lift terus melaju ke lantai dasar.  Saya terus berharap semoga hantu lantai 12 itu tidak mengganggu saya. Badan saya mengkerut. Dingin. Entah kenapa hawa dingin makin menusuk.

Dan, lampu lantai 12 mati.  Tidak ada pergerakan, selain lift yang terus melaju turun. Huh, saya bernafas lega.  Huh, ujian nyali dalam perjalanan dari lantai 17 ke lantai 12 sudah terlewati. Dan kini, saya harus melewati ujian terberat saya. Meluncur dalam lift seorang diri, tanpa ada pemberhentian di antara lantai 11 hingga lantai 1.  Terkurung. Dan siap dengan godaan yang lebih membuat saya gelisah.

Saya menahan nafas kembali. Saya sudah pasrah jika terjadi apapun di dalam perjalan lift menuju lantai dasar ini.  Saya hanya diam dan terus tidak melepaskan jari saya dari tombol lantai dasar itu.

[caption id="attachment_39314" align="alignleft" width="300" caption="dari google"][/caption]

Tiba-tiba... Saya merasa ada guncangan di dalam lift. Entah kenapa, mungkin karena saya terlalu fokus, sehingga gerakan lift turun pun saya bisa rasakan. Gesekan tali lift di putaran roda gear pun seolah saya rasakan.  Saya tidak mau menengok kiri dan kanan. Saya tidak mau melihat sekeliling lift. Saya tidak mau menggerakan badan saya ataupun tangan saya. Saya hanya mampu diam kaku. Yang saya andalkan hanyalah telinga saya. Saya berusaha kuat mendengarkan apa yang terjadi di sekeliling saya saat itu.

Dan saya mendengar desahan nafas kecil .... di belakang saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun