Mohon tunggu...
Baban Sarbana
Baban Sarbana Mohon Tunggu... Freelancer - Social Entrepreneur

Penulis Buku "Tapak Tilas Jejak Obama", Serial Cerita Bernilai, dan Penggagas www.YatimOnline.com. www.kampungzimba.com. Personal Website: www.babansarbana.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Spirit Obama Kecil Melintasi Samudera

18 September 2010   12:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:09 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itu saya sampaikan, dan layaknya anak muda yang lebih percaya bahwa segala sesuatu pasti ada kontribusi dari usaha pribadi, serba kalkulasi dari kerja keras, Ronny manggut-manggut saja.

Hmmm

Membayangkan Ronny yang melintasi samudera di jelang usia dewasa; saya melirik buku Dream From My Father-nya Obama.  Disana bercerita soal keputusan Obama untuk mengikuti ibunya; Stanley Ann Dunham, melintasi Samudera Pasifik, untuk hidup bersama suaminya; Lolo Soetoro.

Obama bukan hanya sekedar ingin menemui Lolo Soetoro, ayah tirinya; tapi karena mencintai ibunya. Obama melintasi samudera karena mencintai ibunya. Dan ibunya lah yang menjadi sumur tak pernah kering yang menyirami karakter Obama.

Membayangkan Obama kecil naik pesawat, menyeberangi samudera; hampir sehari penuh (mungkin lebih); tentu bukan tentang anak yang akan bertamasya; akan tetapi seorang anak yang sedang menjemput takdirnya.

Karena, ketika tiba di Indonesia, Obama belajar banyak tentang toleransi dan memotret praktis dari kemiskinan. Toleransi dan kemiskinan yang sejak 70-an sudah dilihat Obama kecil sebagai masalah utama Indonesia; yang uniknya, hingga kini di Abad 21; itu tetap menjadi masalah utama; bahkan setelah Obama kecil menciptakan sejarah sebagai Presiden ke-44 AS.

Indonesia mungkin tak menjadi pilihan yang dikunjungi Obama jika saja ia tak mencintai ibunya, dan ibunya tak mencintai ayah tirinya.Ini terbukti, ketika Obama usia SMA; tak mau mengikuti ibunya kembali ke Indonesia untuk melakukan tugas lapangan. Obama meragukan apa yang bisa didapatnya di Indonesia dengan kondisi negara yang belum stabil betul.

Kekuatan cinta yang menjadi spirit Obama melintasi samudera. Dan itulah yang menjadi sumber dari tumbuhnya karakter Obama kecil; menjemput takdirnya yang kemudian menjadi pemimpin besar.

Banyak anak muda mengambil keputusan berani untuk mandiri; tinggal bagaimana mereka menjadikan karakternya sebagai solusi bagi banyak orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun