Mohon tunggu...
Ba2ng Yupi
Ba2ng Yupi Mohon Tunggu... -

Single

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peta Politik Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokrat Dalam Pilgub DKI 2017

29 September 2016   19:06 Diperbarui: 29 September 2016   19:15 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Peta Politik Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokrat dalam Pilkada DKI 2017”

 Tujuan pak SBY sebenarnya, 

“bukan menjadikan Agus Yudhoyono sebagai Cagub DKI 2017”, hanya momentnya kebetulan bertepatan dengan Pilkada DKI 2017.

 SBY hanya memiliki dua  orang putra, Agus Harimurti Yudhoypno dan Edhie Baskoro alias Ibas.

Pak SBY yang pensiunan perwira militer lalu menjadi mentri dan politikus, pretisenya cukup cemerlang.

 Predikat pak SBY dibidang militer cukup sukses dan menyandang di bahu pangkat jendral.

Setelah pak SBY lepas dari militer, karier sebagai pejabat negara (mentri) juga cukup sukses, dan masuk di dunia politik dengan membentuk Partai Demokrat, dan terbilang sukses, bahkan mengantar Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Ketua Umum Partai Politik dan Presiden RI selama dua periode.

 Ketiga “predikat SBY”ini, ingin di wariskan pada kedua putranya, Agus dan Ibas, maka Agus Yudhoyono dijadikan seorang militer calon perwira, Agus juga smart seperti SBY, dan menyandang gelar sarjana MSc, MPA, MA dari Rajaratnam School Int dan Univ Harvard,

 Sedangkan jiwa birokrat dan politikus SBY ingin diwariskan ke Ibas Yudhoyono yang menyandang pendidikan dengan gelar Msi.

 Namun Ibas yang hobby (sengaja?) berkemeja lengan panjang, punya kebiasaan laen (tersebar info diluar), sehingga selama hampir 15 taon dikader oleh ayahanda SBY sebagai politikus Demokrat, ternyata “tidak mampu memenuhi harapan SBY”. Lebih 10 taon menjadi petinggi Demokrat, Ibas tidak menonjol sebagai seorang politikus, juga tidak berhasil menjadi birokrat, adapun jabatan sebagai Sekjen partai pun hanya karena “memandang” SBY sebagai pendiri Demokrat, dan anggota DPR sejak 2009 sampe sekarang di Komisi X. Ibas tidak pernah tampil dalam berbagai forum diskusi politik. 

Jiwa politik Ibas terbelakang. Tidak memenuhi harapan SBY  sebagai penerus dinasti Cikeas.

Jika Demokrat lepas dari tangan pak SBY bisa fatal bagi dinasti Cikeas dimasa datang dan Trah SBY di Demokrat akan dilupakan orang banyak.

Terbukti ketika Anas Urbaningrum menjadi Ketum Partai Demokrat 2010, loyalitas fanatik Anas hampir menguasai Demokrat.

SBY melihat gelagat ini, dan langsung mengambil alih Demokrat dari tangan Anas “dengan segala cara”.

 - Anas belum jadi tersangka oleh KPK, SBY sudah menelpon KPK untuk menangkap Anas,

 - sampai SBY berdoa didepan hajar aswat (bagai sinetron, doa SBY langsung terkabul) dll, dsb-nya, dst-nya.

Loyalitas fanatik SBY pada Demokrat, hampir dikatakan tidak ada. Yang banyak “hanya penjilat-penjilat” seperti Syarif Hasan, Amir Syamsuddin dkk. Ruhut aja yang penjilat setia di depak.

Maka pak SBY harus mencari calon Ketum Partai Demokrat dari garis turunan, agar Demokrat dikuasai oleh dinasti cikeas.

Jabatan ketum pak SBY akan berakhir taon 2020, sesudahnya harus di pegang dari “trah SBY” agar Cikeas dalam lindungan Demokrat.

Harapan SBY ke Ibas sebagai penerus “trah Cikeas” didunia politik, sudah pupus.

Harapan Trah SBY satu-satunya hanya tertumpu pada Agus Yudhoyono untuk melanjutkan dinasti politik Cikeas, tentunya harus mengorbankan karier militer Agus.

Agus yang memang dipersiapkan oleh SBY di dunia militer, terpaksa dikubur dalam-dalam agar salah satu cita-cita SBY TERWUJUD, karena jika Ibas yang dikader menjadi politikus ulung dan pejabat negara oleh SBY, TERKENDALA FAKTOR “X” pada diri Ibas.

Jika SBY ingin menunggu karier Agung di militer bisa sukses, lalu menjadi mentri/pejabat negara dan politikus, pasti butuh waktu lama, dan bisa-bisa SBY keburu dijemput malaikat maut, Agus belon nyampe ke harapan sang ayah tercinta, terutama untuk “mengamankan posisi Ketum Demokrat 2020” agar tidak jatuh ke penjilat-penjilat SBY alias loyalis gadungan, maka moment Pilkada DKI yang level gengsinya dibawah Pilpres, Agus Harimurti harus HIJRAH DARI MILITER KE POLITIK, itu dalam benak pak SBY.

Pak SBY paham bahwa kemampuan Agus dalam dunia politik dan pemerintahan maseh diragukan oleh masyarakat, politisi, terutama kalangan akademisi, namun bukan soal dan bukan tujuan utama SBY, dalam mempertahankan Trah SBY dalam Partai Demokrat dan panggung politik,

apalagi dalam dunia politik banyak saingan SBY yang merupakan “teman tapi lawan” dari dunia militer seperti Prabowo, Opung Luhut Binsar dll, maka Agus dijadikan “peluncur pertama”, setelah Ibas Yudhoyono gagal menjadi penerus karier politik SBY di pemerintahan.

Moment Pilkada DKI 2017, SBY harus “all out” mengangkat Agus Harimurti Yudhoyono menjadi birokrat dan politikus ulung lewat jalur Cagub DKI 2017,

Kalah menang dalam Pilkada DKI 2017, bukan hal utama bagi SBY. Apalagi jika Agus Yudhoyono dapat memenangkan perlehatan Pilkada DKI 2017 merupakan langkah awal yang bagus untuk mempertahankan Trah Cikeas dalam panggung politik dan pemerintahan masa mendatang.

 Tujuan utama SBY tahun 2020, Agus Harimurti Yudhoyono adalah Ketua Umum Partai Demokrat demi kelangsungan Trah Cikeas dalam panggung politik, dan langkah awal bagi Agus Harimurti Yudhoyono menuju dunia politik, birokrat kemudian Presiden RI.

Tenkyu ☺

Salam,

Babang Keren

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun