Bernilai ekonomi saat hasil budidaya tanaman sayuran, hias dan pangan dijual secara komersial. Tidak hanya menambah gizi tetapi juga pendapatan pontren dan masyarakat yang berprofesi pada budidaya tanaman.
Faktor pembatas dari kegiatan ini antara lain mesin perajang sampah, mesin pengolah/penyaring sampah dan mesin pengemas kompos. Diharapkan pemerintah kota, provinsi maupun pemerintah pusat turut hadir mengatasi faktor pembatas ini. Meskipun demikian bagi Brigade Sampah dan Pangan (BSP) faktor pembatas itu bukanlah penghambat utama. BSP terus bergerak maju memenuhi permintaan konsumen kompos yang mulai dan terus mengalir.
Brigade Sampah dan Pangan (BSP) Pondok Modern Daar El Istiqamah yakin bahwa sampah yang dibakar adalah emas hitam yang terpendam dan yakin bahwa setiap jengkal tanah yang ditanami tanaman menggunakan kompos kelak berbuah emas dan perak. Itulah diantara lain "mindset" yang ditanamkan dalam kegiatan Penyuluhan dan Praktek Pengolahan Sampah Domestik ini.
Salam lestari, jangan biarkan sampah berserakan di lingkungan pontren dan lingkungan masyarakat kita. Ubah sampah menjadi kompos lalu tanam, tanam dan tanam. Bangun jejaring Brigade Sampah dan Pangan (BSP) di lingkungan kita dan raih emas dan perak untuk masa depan anak-cucu kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI