Mohon tunggu...
Kaiv
Kaiv Mohon Tunggu... Hoteliers - Hospitality Squad

Blogging

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Menggali Makna Fitri Dan Lebaran Dalam Konteks Tradisi Indonesia

16 April 2023   07:25 Diperbarui: 16 April 2023   07:41 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Ada dua  frasa yang selalu lekat dengan telinga masyarakat Indonesia,terutama umat  muslim berkenaan dengan Hari Raya pasca Ramadhan, yaitu Idul Fitri dan Lebaran. Istilah Idul Fitri lebih banyak di gunakan pada forum-forum formal  yang kerap dimaknai sebagai moment kembali nya diri kepada kondisi  suci atau bersih. 

Namun sebenarnya makna tersebut  memerlukan sebuah konsekwensi,syarat dan ketentuan yaitu apabila berhasil melewati satu bulan penuh kawah candra dimuka yang bernama puasa ramadhan lengkap dengan syarat,rukun ,kuantitas serta kualitas ibadah yang dilakukan. Maka amat wajarlah jika seseorang yang telah menyelesaikan  syarat dan ketentuan tersebut mengakhiri  prosesi  tersebut dengan luapan kegembiraan dan euforia. 

Mengapa  makna Idul Fitri ini dimaknai sebagai kembali kepada kesucian? Jika mau jujur menyamakan Fitri di sini sebagai  makna Fitrah yang artinya suci,bersih,mengapa tidak menggunakan kata Idul Fitrah? Hal ini jadi sesuatu yang menggelitik,jika  seandainya kalimat tersebut di gunakan sekarang, sebagaimana kata Zakat Fitrah di ganti dengan Zakat Fitri. Hmm..

Mari kita coba bedah  pemahaman tersebutdari sisi bahasa  terlebih dahulu,

1. Idul Fitri sebagai Makna Kembali Kepada Kesucian

Frasa Idul Fitri yang berarti kembali kepada kesucian adalah yang saat ini difahami oleh sebagian besar masyarakat kita, terutama muslim Indonesia. Lagi,jika Fitri di sini di samakan dengan Fitrah, karena merujuk kepada pemahaman Zakat Fitrah. Para ulama berpendapat bahwa makna Fitri berbeda dengan Fitrah.

Ulama salaf  Ibnul Jauzi menjelaskan dalam kitab Zadul Masir bahwa  makna Fitrah adalah  kondisi awal penciptaan,di mana manusia diciptkan dalam kondisi tersebut Dengan kata lain adalah suatu keadaan yang masih bersih dan suci dari noda dan dosa. Artinya setiap manusia terlahir dalm kondisi fitrah ,suci dan mengenal Allah dari sejak penciptaannya. 

Kondisi  dan interaksi lingkungannya lah yang kemudian merubah siap dan menjadi apa. Maka Fitrah di sini benar artinya sebagai keadaan suci atau bersih. Maka frasa Zakat Fitrah dalam hal ini bermakna untuk membersihkan diri kembali mengambil makna fitrah yang sebenarnya,bukan Zakat Fitri.


2. Makna Fitri Sebagai Keadaan Berbuka Puasa

Makna yang kedua adalah Fitri  yang menjelaskan keadaan kembali berbuka,tidak berpuasa dan boleh makan. Dalam bahasa Arab,kata Fitri yang ini dimaknai sebagai bentuk mashdar  yang berasal dari kata  aftharu-yuftiru-ifthar. Dan kata ifthar ini yang sering kita ucapkan pada saat  berbuka,seperti halnya kata ta'jil yang berasal dari kata ajala yang berarti bersegara untuk berbuka.

Hal ini merujuk pada hadist Rasulullah SAW  riwayat Bukhari yang berbunyi," Laa yazaalunnaasu bi khairi maa  'ajaluul fithr'  yang artinya : Manusia selalu dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.

Jika kata Fithr dari hadist tersebut bermakna suci,maka pemahamannya jadi terasa janggal terdengar.Karena asbabul wurud hadist ini adalah berkenaan dengan bab puasa, bukan bab thaharah.

Jelas jika dilihat dari konteks etomologi dan terminologi, pemaknaan Idul Fitri sebagai hari untuk kembali berbuka,lebih tepat.Karena memang pada tanggal 1 Syawal justrui saat terlarang untuk berpuasa. Kondisi  dimana umat muslimin yang sebelumnya berpuasa boleh berbuka dan terlarang untuk puasa,dan ini moment yang sangat menggembirakan. Karena ada pada saat tersebut umat muslim kembali kepada kebiasaan awal sebelum puasa, yaitu makan dan minum.

Lalu timbul pertanyaan,jikalau demikian maksudnya,kenapa selama ini kalimat Idul Fitri diartikan sebagai Kembali Suci,bukan Kembali  Ifthar atau berbuka? Sedangkan kata fitri sebagai mana disebutkan adalah bentuk sighat mashdar dari afthar-yuftiru adalah berati berbuka,bukan suci. Mengapa tidak menggunakan kalimat Idul Fitrah,seperti Zakat Fitrah jika yang dimaksud adalah suci? 

Kapan istilah ini di masyarakat kita di gunakan? Jika dilihat dari ucapan-ucapan yang secara internasional justru jarang menggunakan frasa Idul Fitri  tapi menggunakan   Happy Ied Mubarak yang  artinya  mengandung doa semoga hari raya ini penuh kebahagiaan dan keberkahan. Inilah yang masih menggelitik penulis dari kondisi ini.

Tanpa bermaksud memperluas jurang perbedaan, penulis mencoba menggali dari sudut pandang  makna ramadhan:

Allah menjanjikan pengampunan  dosa yang telah lampau bagi siapa saja muslimin yang beriman menjalankan ibadah puasa dengan iman dan ikhtisab,sebagaiamna hadist yang diriwatkan oleh  Bukhari  & Muslim dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda," Barangsiapa  yang berpuasa ramadhan dengan dasar iman dan ihtisaban, maka diampuni dosanya yang telah lalu."

Ihtisab dalam hadist tersebut maknanya  bersungguh-sungguh menjalan perintah dan berharap ridho Allah.

Dari pemahaman hadist ini dapat dimaklumi,bahwa kondisi seorang muslim yang  sudah menjadlankan puasa dengan iman dan kesungguhnya akan diampuni dosanya. Dan ini menunjukkan kondisi jiwa yang suci dan terlahir kembali seperti bayi yang baru dilahirkan.

 Moment ini terjadi ketika mengakhiri puasa Ramadhan yaitu tanggal 1 Syawal ,sehingga dari sinilah dapat ditarik benang merah bahwa makna Idul Fitri di sini berarti Kembali Kepada Kesucian, dengan pengecualian  yang tidak beriman dan  tidak bersungguh-sungguh menjalankan puasa,apakah lantas akan kembali suci? 

Maka dapat diambil hipotesa,jika arti Idul Fitri sebagai makna kembali Suci bukanlah ditinjau dari aspek etomologi. Namun  dilihat dari hubungan kausalitas saja  bersandar pada waktu kejadian,yaitu puasa ramadhan. 

Makna Lebaran

Pemakaian istilah Lebaran,lebih bersifat tidak formal namun justru banyak di gunakan dalam konteks kearifan lokal masyarakat Indonesia. Lebih merakyat dan simpel dalam pengucapannya.

Sumber-sumber bahasa asal kata  Lebaran ini lebih dekat merujuk kepada nilai kearifan loka masyarakat Jawa Barat,yang identik dengan bahasa Sunda. Dalam bahasa Sunda,kata Lebaran berasal dari kata"Lebar" (dengan pengucapan e pepet ) yang maknanya  "sayang kalo sampai dibuang" atau " sayang banget udah hilang", bukan sayang dalam arti cinta. 

Ditambah dengan akhiran "an" kata Lebaran menjadi suatu makna baru yang merujuk pada keadaan yang bermakna kontadiktif dengan arti 'lebar" yang pertama tadi.

Dikaitkan dengan suasana hari raya, di mana moment inilah manusia,terutama umat muslim yang merayakan tidak boleh sayang-sayang untuk berbagi,materi dan imateri. Kalimat dalam bahasa Sunda " tong lebar-lebar" yang maksudnya adalah jangan sayang-sayang untuk berbagi. Jangan sungkan untuk meminta maaf dan memberi maaf di hari raya ini. 

Maka dari sinilah  timbul suatu frasa baru "Lebaran" dengan pendekatan kearifan lokal tersebut. Namun apakah ada makna Lebaran berdasarkan pendekatan lainnya? Ini sangat baik untuk memperkaya cakrawala pengetahuan kita**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun