Dampak Gawai terhadap Tumbuh Kembang Anak
Bariq Pasha Fayyazidan -- 111231261 -- S1 Kedokteran
Penggunaan gawai seperti smartphone, tablet, dan komputer telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak. Meskipun teknologi ini membawa banyak manfaat, kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap perkembangan anak semakin meningkat. Penggunaan gawai yang berlebihan dapat memberikan dampak negatif pada aspek fisik, kognitif, dan sosial-emosional anak.
Dalam aspek fisik, penggunaan gawai yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Salah satunya adalah gangguan tidur yang disebabkan oleh cahaya biru yang dipancarkan oleh layar gawai. Cahaya ini dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur, sehingga menyebabkan gangguan tidur (Hale & Guan, 2015). Selain itu, waktu yang dihabiskan untuk bermain gawai seringkali menggantikan aktivitas fisik, meningkatkan risiko obesitas pada anak-anak (Tremblay et al., 2011). Penggunaan gawai dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan masalah postur seperti nyeri leher dan punggung akibat posisi tubuh yang tidak ergonomis (Straker, Pollock, & Maslen, 2009).
Dalam aspek kognitif, penggunaan gawai berdampak signifikan terhadap perkembangan kognitif anak. Anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu dengan gawai cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih rendah karena waktu belajar mereka sering tergantikan oleh waktu bermain gawai (LeBlanc et al., 2015). Selain itu, interaksi dengan gawai dapat mengurangi waktu interaksi dengan orang tua dan pengasuh yang penting untuk perkembangan bahasa. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang lebih sering berinteraksi dengan gawai memiliki perkembangan bahasa yang lebih lambat dibandingkan anak yang lebih sering berinteraksi dengan orang tua dan pengasuh (Sosa, 2016).
Aspek sosial-emosional anak juga terpengaruh oleh penggunaan gawai. Anak yang terlalu sering bermain gawai cenderung mengalami isolasi sosial dan kekurangan keterampilan interpersonal. Mereka mungkin merasa lebih nyaman berinteraksi dengan gawai daripada dengan orang lain, yang akhirnya mengurangi kemampuan mereka dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung (Uhls et al., 2014). Selain itu, penggunaan media sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental anak, meningkatkan risiko kecemasan dan depresi. Paparan berlebihan terhadap konten media sosial dapat menimbulkan perasaan tidak aman dan tekanan untuk memenuhi standar yang tidak realistis (Twenge, Joiner, Rogers, & Martin, 2018).
Untuk mengurangi dampak negatif gawai terhadap perkembangan anak, beberapa langkah dapat diambil. Pertama, membatasi waktu penggunaan gawai sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics, yang menyarankan waktu layar yang terbatas dan berkualitas bagi anak-anak (American Academy of Pediatrics, 2016). Kedua, memastikan anak mengakses konten yang sesuai dengan usia dan mendidik. Konten edukatif dapat membantu perkembangan kognitif dan keterampilan mereka. Ketiga, mendorong anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik dan bermain di luar ruangan, yang penting untuk kesehatan fisik dan dapat membantu mencegah obesitas. Keempat, mendorong interaksi sosial dengan teman sebaya dan anggota keluarga untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting. Terakhir, orang tua harus menjadi contoh dalam penggunaan gawai yang bijak. Dengan menunjukkan penggunaan gawai yang sehat, orang tua dapat mengajarkan anak-anak mereka cara menggunakan teknologi dengan cara yang bertanggung jawab.
Secara keseluruhan, gawai memiliki potensi besar untuk mempengaruhi perkembangan anak, baik secara positif maupun negatif. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mengelola penggunaan gawai dengan bijak, memastikan keseimbangan antara penggunaan teknologi dan aktivitas lain yang mendukung perkembangan fisik, kognitif, dan sosial-emosional anak.
Menurut saya pribadi dewasa ini terlalu banyak orangtua yang menyepelekan hal ini dan dinilai menggunakan cara yang tidak tepat untuk mendidik anak, contoh kecilsaja aplikasi youtube di gunakan sebagai benteng pertahanan mereka agar terhindar dari tangisan si kecil. Dari makalah yang telah tersusun diatas alangkah baiknya kita mengambil tindakantegass terhadap pemberlakuan edukasi yang layak pada anak supaya kedepannya di  harapkan bangs akita menjadi bangsa yang maju kuat mental dan pastinya ber etika dan juga memahami norma2 kehidupan dengan ajaran yang tepat pula.
Daftar Pustaka
American Academy of Pediatrics. (2016). Media and young minds. Pediatrics, 138(5), e20162591. https://doi.org/10.1542/peds.2016-2591
Hale, L., & Guan, S. (2015). Screen time and sleep among school-aged children and adolescents: A systematic literature review. Sleep Medicine Reviews, 21, 50-58. https://doi.org/10.1016/j.smrv.2014.07.007
LeBlanc, A. G., Gunnell, K. E., Prince, S. A., Saunders, T. J., Barnes, J. D., & Chaput, J. P. (2015). The ubiquity of the screen: An overview of the risks and benefits of screen time in our modern world. Translational Journal of the American College of Sports Medicine, 1(10), 26-33. https://doi.org/10.1249/TJX.0000000000000017
Sosa, A. V. (2016). Association of the type of toy used during play with the quantity and quality of parent-infant communication. JAMA Pediatrics, 170(2), 132-137. https://doi.org/10.1001/jamapediatrics.2015.3753
Straker, L., Pollock, C., & Maslen, B. (2009). Principles for the wise use of computers by children. Ergonomics, 52(11), 1386-1401. https://doi.org/10.1080/00140130903067789
Tremblay, M. S., LeBlanc, A. G., Kho, M. E., Saunders, T. J., Larouche, R., Colley, R. C., ... & Duggan, M. (2011). Systematic review of sedentary behaviour and health indicators in school-aged children and youth. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity, 8(1), 98. https://doi.org/10.1186/1479-5868-8-98
Twenge, J. M., Joiner, T. E., Rogers, M. L., & Martin, G. N. (2018). Increases in depressive symptoms, suicide-related outcomes, and suicide rates among U.S. adolescents after 2010 and links to increased new media screen time. Clinical Psychological Science, 6(1), 3-17. https://doi.org/10.1177/2167702617723376
Uhls, Y. T., Michikyan, M., Morris, J., Garcia, D., Small, G. W., Zgourou, E., & Greenfield, P. M. (2014). Five days at outdoor education camp without screens improves preteen skills with nonverbal emotion cues. Computers in Human Behavior, 39, 387-392. https://doi.org/10.1016/j.chb.2014.05.036
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H