Pada tahun 1891, Saussure kembali ke Jenewa dan mengajar di sana sampai ia pensiun pada tahun 1911. Saat di Jenewa, ia mengembangkan teori-teorinya tentang linguistik dan semiotika struktural, yang kemudian menjadi dasar bagi semiotika modern.
Signifier dan Signified
Menurut Saussure, bahasa adalah sistem tanda (sign) yang terdiri dari signifier dan signified.
Signifier
Signifier adalah unsur fisik dari tanda, seperti kata atau gambar. Sebagai contoh, gambar sebuah apel merupakan signifier untuk konsep atau makna dari buah apel. Setiap bahasa memiliki kumpulan signifier yang terdiri dari kata-kata atau tanda-tanda fisik lainnya yang digunakan untuk menyampaikan makna. Signifier tidaklah sama dengan signified karena signifier hanyalah bentuk fisik dari suatu tanda.
Signified
Signified adalah makna yang dihubungkan dengan signifier. Dalam hal ini, signified adalah makna yang dihubungkan dengan kata atau gambar yang menjadi signifier. Misalnya, signified dari gambar apel adalah buah yang berwarna merah dan bulat yang memiliki daging buah yang manis dan renyah. Saussure mengatakan bahwa hubungan antara signifier dan signified bersifat arbitrari, artinya tidak ada hubungan alamiah antara kedua unsur tersebut.
Contoh Penggunaan Signifier dan Signified
Beberapa contoh penggunaan signifier dan signified yang sering dijumpai adalah sebagai berikut:
- Stop Sign
Signifier: Bentuk segitiga dengan warna merah dan tulisan "STOP" di tengah
Signified: Instruksi untuk menghentikan kendaraan
- Emoji Senyum
Signifier: Wajah kuning dengan mata dan mulut tersenyum
Signified: Ekspresi kebahagiaan atau kepuasan
- Kamera
Signifier: Perangkat elektronik yang digunakan untuk mengambil gambar
Signified: Aktivitas fotografi atau dokumentasi visual
Konsep Sintagmatik dan Paradigmatik
Konsep sintagmatik dan paradigmatik adalah dua konsep penting dalam teori sastra dan linguistik Saussure. Sintagmatik merujuk pada hubungan linier antara unit-unit bahasa dalam suatu urutan, seperti kata-kata dalam sebuah kalimat.Â
Paradigmatik, di sisi lain, merujuk pada hubungan vertikal antara unit-unit bahasa dalam suatu kategori, seperti sinonim-sinonim dari sebuah kata. Saussure memandang bahwa sintagmatik dan paradigmatik adalah dua aspek fundamental dari bahasa, yang saling mempengaruhi dan membentuk makna.
Contoh penggunaan sintagmatik dan paradigmatik dalam bahasa sehari-hari dapat ditemukan dalam kalimat-kalimat sederhana. Misalnya, dalam kalimat "Saya minum kopi di pagi hari", kata "saya" berada pada posisi awal sintagmatik, diikuti oleh kata "minum", "kopi", "di", "pagi", dan "hari". Pada saat yang sama, kata "minum" juga merupakan satu pilihan paradigmatik dari kata-kata seperti "meminum", "meneguk", atau "menghisap".
Kritik Terhadap Teori Saussure
Meskipun teori Saussure memberikan kontribusi besar terhadap studi bahasa dan sastra, teori ini juga mendapat kritik dari beberapa ahli. Dalam hal sintagmatik dan paradigmatik, beberapa kritikus menganggap bahwa konsep ini terlalu abstrak dan sulit diterapkan dalam praktik. Selain itu, Saussure dianggap terlalu fokus pada struktur bahasa dan kurang memperhatikan faktor sosial dan sejarah dalam perkembangan bahasa.
Kritik dari Roland Barthes
Roland Barthes, seorang kritikus sastra Prancis, mengecam pandangan Saussure yang terlalu deterministik dan memandang bahasa sebagai sistem tertutup yang tidak dapat diubah atau dipengaruhi oleh faktor luar. Barthes berpendapat bahwa bahasa selalu berada dalam perubahan dan dipengaruhi oleh budaya dan konteks sosial di mana bahasa digunakan.