Tidak ada salahnya sebenarnya jika bahasa halus dari pernyataan Bapak Luhut sebenarnya adalah stimulus, permintaan agar secara kreatif rakyat coba mencari solusi sendiri atas masalah tersebut. Terbukti, kemunculan gojek, bukalapak dan lain-lain, adalah inisiasi warga negara agar dapat muncul solusi digital, bagi zaman digital. Bisa dikatakan solusi-solusi mandiri itu manjur, memiliki dampak luar biasa dan bahkan menggeser bisnis-bisnis pribadi yang sudah menggurita, dengan modal besar, asset besar dan dukungan dari pemerintah yang juga besar.
Dengan terbukanya akses informasi ke dunia luar pun, warga Indonesia memiliki referensi bagaimana menjawab tantangan zaman. Hal ini penulis pun juga tengah coba merintis dan melakukan, maka sebenarnya, tulisan ini bukan dalam rangka protes atau apa. Hanya menyampaikan bahwa hal semacam ini, tidak hanya nyata, namun juga sangat mungkin kembali dan menghantam Indonesia sebagai negara.
Jangan heran kalau akhirnya, kualitas dunia hiburan Indonesia masih berkutat di level sinteron picisan dengan tema cerita yang sama dan berulang. Ketika sineas ulung Indonesia harus ke lauar negeri dulu untuk mendapatkan hal yang seharusnya mungkin mereka dapatkan di negeri ini. Jangan heran kalau meminjam istilah putri dari bapak Herry Tanoe, ketika akhirnya animasi anak-anak semua masih berkiblat di America atau Jepang, da nada porsi pekerjaan di animasi-animasi itu yang digarap oleh Orang Indonesia. Ya karena jadi seniman, animator, desainer di negeri ini masih harus behadapan dengan aelah cuman gitu doang mahal amat.Â
Maka jika Pak Luhut minta UMKM membuat produk canggih, fine. Sebenarnya ya sudah ada kok UMKM yang memproduksi semacam ini. Cuman yang beli jelas bukan perusahaan Indonesia, ya sederhana, karena emang ngga ada yang mau beli disini. Produk teknologi canggih dari Indonesia pada akhirnya menjadi milik negara lain, entah akan digunakan dengan cara apa yang mungkin bisa berdampak pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Semua ini terjadi, karena dukungan, bahkan mungkin peta jalan pembangunan ekonomi nasional yang Wallahu ‘alam.
Atau memang, pernyataan tersebut memang meminta UMKM memproduksi produk teknologi tinggi dan dijual begitu saja ke pihak asing tanpa ada imbal baliknya bagi Negara Indonesia? Kalau memang demikian ya, Dirgahayu Republik Indonesia ke 75! Indonesia Maju! Katanya.