Saya mulai mengaktualisasikan diri dengan menulis dan mengirimkannya ke media online. Saya sering menulis tentang kehamilan, melahirkan, parenting, relasi laki-laki dan perempuan, dan berbagai pengalaman hidup lainnya. Mungkin sepele, tapi ternyata beberapa orang mengapresiasi, mungkin tulisan saya mewakili perasaan mereka.
Hal ini membuat saya semakin bersemangat untuk menulis dan berbagi. Tentu saja, selain mengaktualisasikan diri, saya juga mendapatkan penghasilan serta sarana terapi diri.
Saya juga membuka kelas tahsin gratis untuk umum. Saya ingin tetap bisa mengaji meski sudah menikah dan memiliki anak. Dan melalui kelas ini saya bisa belajar sekaligus berbagi. Menjadi ibu rumah tangga sebenarnya menyenangkan. Kita bebas menentukan kegiatan dan jadwal kita.
Selain itu saya juga bergabung dalam ibu profesional, sebuah komunitas untuk ibu-ibu yang ingin belajar, berkomunitas, berbagi, dan berdampak. Dalam komunitas ini ada banyak kelas agar kita bisa menggali potensi kita. Kita juga mendapat teman dan jaringan yang lebih luas.
Cita-cita saya saat ini adalah menjadi ibu rumah tangga, bukan sekedar ibu yang bekerja di rumah. Melainkan menjadi ibu profesional, ibu yang memegang peranan penting dalam keluarga dan pendidikan anak. Saya menyadari bahwa kegiatan yang saya lakukan bisa berdampak dari Rumah untuk Dunia. Saya mencoba menggali potensi diri saya, mencari berbagai alternatif, dan belajar apa pun agar saya tetap bahagia.
Saya mencoba berbagai hal, masuk dalam berbagai komunitas orang tua maupun perempuan, bersosialisasi, dan berbagi. Â Seorang ibu bukan sekedar sebagai penyedia makanan dan tukang beresin rumah. Seorang ibu adalah pemberi cinta kasih dan perhatian untuk keluarga. Berkomunitas dan berbagi di Konferensi Ibu Pembaharu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H