4. Kemampuan menulis (writing skills): kemampuan menulis memungkinkan siswa untuk mengekspresikan diri secara tertulis, menyampaikan pesan, dan mengorganisasikan  ide-ide secara logis.
Dalam pengajaran bahasa Indonesia sehari-hari, guru memiliki kesempatan untuk mengamati dan mengevaluasi perkembangan karakter siswa. Melalui aktivitas membaca, menulis, mendengar, dan berbicara, siswa didorong untuk berani menggunakan bahasa Indonesia. Berbagai pendekatan dasar diterapkan oleh guru untuk mempermudah proses belajar, salah satunya dengan mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk menilai pengetahuan dan kemampuan kognitif siswa. Interaksi antara guru dan siswa berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar, terutama dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia. Peran orang tua juga sangat krusial, diharapkan mereka dapat berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Indonesia di rumah, yang akan berkontribusi pada pengembangan kemampuan bahasa dan karakter bahasa Indonesia yang positif. Institusi pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menanamkan karakter, karena pendidikan merupakan sarana yang efektif untuk membentuk identitas individu, sehingga mereka dapat menggunakan bahasa sebagai alat untuk membangun karakter mereka. Di tingkat sekolah dasar, siswa dibagi menjadi dua kelompok utama dalam pembelajaran bahasa Indonesia: kelompok pemula (kelas I--III) dan kelompok lanjutan (kelas IV--VI). Tujuan pembelajaran untuk kelompok pemula adalah mengajarkan keterampilan berbahasa yang lebih kompleks dan mendekati realitas, seperti membaca, menulis, dan menyimak. Sedangkan untuk kelompok lanjutan, fokusnya adalah pada pengembangan keterampilan berbicara yang lebih baik dan mendalam. Kemampuan berbicara melibatkan proses penyampaian pesan secara lisan yang terdiri dari lima elemen: pembicara, isi pesan, saluran, pendengar, dan tanggapan pendengar. Dalam konteks pembelajaran bahasa, keterampilan menyimak merupakan proses menerima pesan dari orang lain, yang meliputi tahap menerima rangsangan lisan, memusatkan perhatian, dan memahami isi pesan. Di sisi lain, kemampuan menulis adalah proses menyampaikan pesan secara tertulis, sedangkan membaca merupakan proses mencari makna yang sangat bergantung pada pengetahuan dan pemahaman pembaca terhadap teks yang dibaca. Karena anak-anak mengalami fase perkembangan kognitif dan emosional yang sangat cepat di usia sekolah dasar, kreatifitas siswa sekolah dasar didefinisikan sebagai kemampuan anak-anak untuk membuat ide-ide, karya, atau solusi baru yang unik dan bermanfaat dalam konteks pembelajaran dan kehidupan sehari-hari. Contoh Kreatifitas Bahasa:Â
1. Tema tertentu diberikan kepada siswa untuk menulis cerita pendek, seperti "Petualangan di Hutan" atau "Impian Masa Depan." Mereka bebas memilih tokoh, jalan cerita, dan akhir cerita;Â
2. Siswa dapat diajak menulis puisi sederhana menggunakan rima atau pola yang sesuai dengan usia mereka, seperti puisi tentang alam, keluarga, atau sekolah;
3. Siswa dapat diminta untuk membuat ilustrasi berdasarkan cerita yang mereka buat; ini akan meningkatkan kreativitas visual dan imajinatif mereka.
Bahasa Indonesia, sebagai bahasa pengantar utama di sekolah, sangat membantu siswa menjadi kreatif dan meningkatkan kemampuan berbahasa mereka, baik secara lisan maupun tulisan. Dengan keterampilan ini, siswa dapat berkomunikasi secara kreatif dan jelas tentang konsep mereka. Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia sehari-hari, guru memiliki kesempatan emas untuk menyaksikan langsung bagaimana karakter siswa berkembang. Melalui aktivitas membaca, menulis, mendengar, dan berbicara, siswa tidak hanya menguasai bahasa, tetapi juga dilatih untuk lebih percaya diri dalam mengekspresikan diri.Bahasa Indonesia juga membantu mereka berkomunikasi dengan lebih baik. Dalam proyek kelompok, siswa yang berbakat berbicara dan menulis dapat berbicara, berdebat, dan bekerja sama dengan teman-teman mereka. Dalam aktivitas seperti berbicara atau mempresentasikan, siswa dilatih untuk berpikir kritis dan kreatif. Bahasa Indonesia secara keseluruhan sangat membantu siswa dalam berpikir kritis, membuat karya baru, menulis, dan berkomunikasi. Siswa yang mahir berbahasa dapat lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan pikiran mereka, yang akan berguna di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H