Bagaimana sih Pandangan Gen-z Terhadap Kasus Intoleransi dalam Pendidikan?
"Toleransi bukan hanya milik satu golongan umat beragama, tetapi milik semua golongan
dan berlaku untuk semua pemeluk agama". (Lukman H. Saifuddin)
Berdasarkan kutipan yang disampaikan oleh Lukman H. Saifuddin, esensinya manusia
diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial yang bergantung pada interaksi demi memenuhi
kebutuhan hidupnya. Misalnya pada saat mengerjakan tugas kelompok di sekolah siswa
diharapkan dapat menjalin hubungan baik dengan tim untuk menyelesaikan tugasnya dengan
maksimal. Dalam suatu tim tentunya terdapat berbagai perbedaan antaindividu, oleh
karenanya sikap toleransi sangat penting diterapkan oleh setiap individu di lingkungan
sekolah dan masyarakat.
Perbedaan yang terdapat di sekolah antarsesama siswa seolah menjadi dinding tak kasat mata
yang seringkali menimbulkan perpecahan. Padahal Indonesia adalah negara multikultural
yang terdiri dari kemajemukan ras, suku, agama, budaya, dan bahasa. Shofiah Fitriani (2020)
mengemukakan "Toleransi antarumat beragama merupakan suatu mekanisme sosial yang
dapat dilakukan individu dalam menyikapi keragaman dan pluralitas agama". Toleransi
sendiri dapat dilihat secara nyata di lingkungan masyarakat dan dilakukan dengan kerja sama
baik itu dalam kepentingan umum maupun perseorangan.
Dengan memegang prinsip "Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma" yang berarti
"berbeda-beda tetapi tetap satu dan tak ada kebenaran yang kedua". Dalam semboyan ini
menggambarkan bahwa toleransi memang sudah diterapkan atau diimplementasikan sejak
zaman dahulu. Multicultural yang ada di Indonesia tidak hanya terjadi pada keberagaman
etnis, budaya, bahasa dan ras, namun juga pada agama. Pemerintah saat ini mengakui
keberadaan 6 agama di Indonesia, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Budha, Hindu, dan
Konghucu.
Banyak sekali masalah intoleransi yang terjadi di lingkungan sekolah, seperti intoleransi
antarkepercayaan, perbedaan ras, serta budaya sehari-hari. Seperti pengalaman salah satu
teman kami yang pernah terjadi di salah satu SMK di Kabupaten Tangerang, bahwa ia pernah
mengalami perlakuan diskriminasi dan sikap intoleransi dari teman sekelasnya karena
menganut agama minoritas yaitu Buddha. Teman-temannya seringkali mengejek dengan
mengatakan bahwa agama yang dianutnya merupakan agama yang tidak jelas dan terkadang
juga memaksa untuk masuk ke dalam agama mayoritas di sekolahnya. Tentu hal ini dapat
menimbulkan dampak yang cukup signifikan bagi korban itu sendiri, bahkan tak jarang dari
mereka merasa bahwa intoleransi ini mengganggu individu secara personal. Agama sendiri
merupakan hal yang sangat sakral untuk saling menghormati antarkepercayaan,, karena hal
ini merupakan hubungan spiritual setiap individu terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk memahami lebih dalam masalah ini, kami membuat kuesioner mengenai Perspektif
Gen-Z Terhadap Toleransi di Era Modern. Kuesioner ini kami buat dalam bentuk Google
Form dan disebarkan kepada siswa SMA/Sederajat area Tangerang Raya. Kuesioner ini
memuat data mengenai konsep toleransi yang berisikan pertanyaan seputar toleransi
antarumat beragama di lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah kami
peroleh, dapat disajikan data sebagai berikut:
Kami telah mengumpulkan 100 orang responden dengan keyakinan atau agama yang
berbeda-beda. Mayoritas orang yang telah berpendapat yaitu beragama Islam sebanyak 80
orang, selanjutnya Kristen dengan jumlah 12 orang, Buddha dengan jumlah 4 orang, Katolik
dengan jumlah 3 orang, dan yang terakhir yaitu Hindu dengan jumlah 1 orang.
Berdasarkan hasil kuesioner ini kami juga mendapatkan bahwa saat ini masih marak terjadi
peristiwa intoleransi di lingkungan sekolah. Sebanyak 11% responden pernah mendapatkan
perlakukan intoleransi di sekolah yang dilakukan oleh teman sebayanya. Jumlah ini
merupakan persentase yang sangat besar untuk tindakan negatif seperti intoleransi.
Sedangkan hasil dari kuesioner yang telah kami lakukan hampir 97% setuju bahwa toleransi
adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Pertanyaan : 4. Menurut Anda seberapa penting Toleransi dalam kehidupan sosial?