Seluruh responden setuju akan pentingnya toleransi di lingkungan sekolah. Mereka yakin bahwa toleransi dapat menjauhkan kita dari konflik dengan sesama yang berbeda keyakinan. Salah satu responden yang menganut agama Buddha mengatakan “toleransi sangat penting karena dapat menciptakan keharmonisan, kerukunan dalam bermasyarakat, menciptakan rasa kebersamaan, kedamaian, rasa tenang, serta rasa aman dalam kehidupan”. Kemudian salah satu responden yang beragama Katholik juga mengungkapkan “toleransi sangatlah penting karena teloransi mengajarkan untuk kebaikan kepada sesama, dan saling menghargai satu sama lain”. Begitu juga dengan responden beragama Islam yang merupakan mayoritas responden pada kuesioner kami, mereka sangat setuju akan pentingnya toleransi beragama, selain karena merupakan nilai-nilai kemanusiaan, perintahnya juga sudah tertulis di dalam Al-Quran.
Berdasarkan hasil survey ini kami juga mendapatkan bahwa saat ini masih banyak tindakan intoleransi yang terjadi di lingkungan sekolah. Sebanyak 11% responden pernah mendapatkan perlakukan intoleransi di sekolah yang dilakukan oleh teman sebayanya. Jumlah ini merupakan persentase yang sangat besar untuk tindakan negatif seperti intoleransi. Dengan hasil ini dapat dilihat bahwa siswa SMA/K sudah mengerti apa itu toleransi dan juga memahami konsep dari toleransi, namun mereka tidak paham bagaimana cara menginplementasikannya pada kehidupan sehari-hari. Bentuk intoleransi yang kerap kali terjadi yaitu mengolok-olok agama lain, mengejek cara orang lain beribadah, dan menganggap salah terhadap agama yang dianut orang lain
Bentuk toleransi paling sederhana yang dapat kita terapkan yaitu dengan menjaga komunikasi yang baik dengan teman yang berbeda kepercayaan. Hal ini dapat diimplementasikan dengan berbicara santun dan tidak merendahkan orang lain seperti yang dikatakan oleh salah satu responden kami yaitu “Menjaga sikap, tutur kata, dan sopan dalam berbicara serta tidak merendahkan, menyinggung atau pun menjelek-jelekan agama mereka”, responden lain juga mengatakan “berkomunikasi tanpa harus melibatkan perbedaan dan membahas suatu hal yang tidak menyinggung perasaannya”. Dengan contoh tersebut dapat diketahui bahwa siswa/i SMA/K saat ini sudah memahami terkait menjaga komunikasi yang baik dengan teman tanpa melihat perbedaan-perbedaan yang ada karena sejatinya setiap manusia itu mempunyai kedudukan yang sama di mata Tuhan YME.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H