Mohon tunggu...
Azzahra Salsa Nabila
Azzahra Salsa Nabila Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Suka membaca, menulis dan menggambar. Walaupun saya masih pemula

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Rendahnya Literasi di Kalangan Anak Muda

25 Februari 2024   15:20 Diperbarui: 28 Februari 2024   08:27 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang seperti kita ketahui, anak-anak muda pada zaman sekarang lebih sering bermain ponsel daripada membaca sebuah buku. Bahkan buku yang berisi beberapa puluh lembar pun terkadang mereka tidak mau membacanya.

Zaman yang serba canggih di era sekarang terkadang membuat orang-orang tidak mau mencari informasi melalui media cetak, mereka lebih memilih untuk bertanya melalui Google tanpa harus berusaha untuk mencari jawabannya sendiri. 

Bahkan disekolah pun, penggunaan media cetak seperti buku kurikulum sudah mulai jarang digunakan oleh para siswa untuk belajar. Karena berpikiran bahwa mencarinya di internet lebih mudah dan langsung ketemu jawabannya tanpa harus susah-susah mencarinya satu per satu seperti di buku cetak.


Namun, karena itulah salah satu penyebab literasi di kalangan anak muda lebih rendah.

Berdasarkan laporan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bahwa nilai budaya literasi di Indonesia sebesar 57,4 poin pada 2022. Berdasarakan laporan tersebut, poin literasi di negara tersayang kita masih dibilang cukup rendah dibandingkan negara-negara maju lainnya. Literasi aspek yang sangat penting dalam kemajuan bangsa dan menciptakan sumber daya yang berkualitas untuk kedepannya.

Bahkan menurut riset  UNESCO dan Kemenkominfo menjelaskan bahwa minat membaca buku di Indonesia hanya di angka 0,001 persen. Dengan demekian, berdasarkan riset tersebut kita bisa tahu bahwa dari seribu orang hanya ada satu orang saja yang gemar membaca buku. Sungguh amat tragis jika kita membayangkannya. Padahal melalui literasilah kita bisa mendapatkan pengetahuan dan ilmu.

Walaupun begitu, bukan berarti literasi hanya bisa kita dapatkan melalui media cetak. Kita juga bisa literasi melalui internet maupun medsos. Namun sebelum membacanya, kita harus tahu dulu bahwa yang kita baca bersifat faktual. Karena tidak sedikit berita-berita di media bersifat provokatif. Adapun cara kita literasi melalui tempat-tempat terpercaya dan sudah di verifikasi oleh para ahli. Dengan begitu kita bisa membacanya dengan tenang tanpa takut bahwa tulisan tersebut palsu.

Namun menurut saya pribadi, saya lebih suka melihat orang-orang membaca melalui buku. Karena, kita tahu hal-hal lebih banyak melalui buku dan kita bisa terhindar dari sinar UV dari handphone yang kita gunakan. Terlebih lagi, jika kita membaca melalui buku, banyak hal-hal yang belum tentu ada di internet dan bisa lebih bisa mengasah daya pikir dan otak kita. 

Membaca buku juga bisa menenangkan hati dan mental, serta pikiran lebih rileks serta mata kita tidak akan mudah lelah dibandingkan kita membaca melalui alat-alat elektronik.

Mungkin, literasi melalui handphone lebih mudah dan hemat biaya. Tapi sinar yang di pancarkan oleh alat-alat elektronik bisa membuat mata terkena radiasi dan menjadi lebih letih dibandingkan kita membaca buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun