Belum lama ini, santer pemberitaan mengenai toko buku yang mau tidak mau terpaksa menutup usahanya. Beberapa di antaranya yakni Toko Buku Gunung Agung yang harus menutup gerai-gerainya di pungkasan tahun 2023.Â
Sebelumnya, toko buku milik Lippo Group, yakni Books and Beyond, juga harus menutup usahanya di bulan Mei 2023 yang menurut mereka semenjak tahun 2018 pasar bisnis buku di Indonesia mulai meredup akibat format buku elektronik atau e-books yang lebih diminati.Â
Sehingga saat ini, mereka memilih menutup gerai offline-nya dan lebih berfokus pada pengoperasian secara daring. Tidak hanya itu saja, toko buku Togamas dan Kinokuniya juga menutup beberapa gerai offline-nya dan menggantungkan pada sisa gerai cabangnya yang masih beroperasi.Â
Berbicara mengenai toko buku yang di Indonesia, hambar rasanya apabila tidak menyebut Toko Buku Gramedia Asri Media atau yang akrab kita dengan sebagai Toko Buku Gramedia, yang merupakan anak perusahaan dari Kompas Gramedia.Â
Perusahaan yang didirikan sejak tahun 1970 ini, telah melebarkan sayapnya dari yang mulanya hanya berpetak sebesar 25m2 dan mampu berkembang hingga lebih dari 100 gerai yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia.Â
Toko Buku Gramedia masih mampu berdiri dengan kokoh, di saat beberapa toko buku lainnya secara perlahan mulai menutup usahanya. Lantas, apa kunci kesuksesan Gramedia dalam melawan era digital yang mulai membinasakan gerai toko buku offline?Â
Penerapan Strategi pada Gerai Toko Buku GramediaÂ
Merchandise PlansÂ
Poin yang menjadi pembeda Toko Buku Gramedia dengan toko buku lainnya yakni mengenai keragaman produk yang ditawarkan dan tersedia di Gramedia, tidak melulu hanya buku saja, berbagai macam alat tulis, mainan anak dan hobi, olahraga, dan lainnya, juga ditawarkan dalam satu gerai yang lengkap. Pencarian produk pun juga mudah, mengingat penyusunan produk yang sistematis dan juga terpisah dalam section berbeda, semakin memudahkan para konsumen dalam mencari produk yang diinginkan sesuai dengan letaknya. Belum lagi dengan meletakkan buku, terkhususnya buku Best Seller yang tersusun di area muka toko, sehingga para pembeli dengan mudah dapat mengetahui dan tertarik.Â
PricingÂ
Seperti yang kita ketahui, di beberapa momen waktu, Toko Buku Gramedia kerap memberikan penawaran pada event tertentu. Seperti 'Back to School,' 'Bumbastis' pada tanggal kembar, penawaran pada era new normal dengan sebutan 'Jumpa Gramedia,' perayaan 'Hari Buku Nasional,' 'Gampar: Gajian Menggemparkan,' maupun penawaran lainnya pada waktu-waktu tertentu.Â
PromotionalÂ
Tidak hanya dalam bentuk spanduk ataupun flyer brosur diskon saja, tetapi di masa kini mereka juga memanfaatkan sosial media beserta tren yang ada untuk memasarkan produknya. Akrab dengan penggunaan sosial media, contoh kecilnya adalah penawaran diskon saat live shopping di beberapa sosial media milik Gramedia di beberapa cabang kota. Selain sosial media, Gramedia juga memiliki beberapa kanal resmi secara daring, seperti kanal www.gramedia.com ataupun aplikasi resmi mudah akses seperti Gramedia Digital.Â
BisnisÂ
Toko Buku Gramedia Asri Media atau Gramedia, berdiri di bawah kepemilikan Kompas Gramedia yang memiliki banyak bisnis di berbagai bidang. Tidak hanya berfokus pada retail and publishing saja, Kompas Gramedia juga melebarkan sayapnya pada beberapa sektor seperti media, hospitality, pendidikan, event and venue, property and infrastructure, serta merambah pada digital. Pun, dari beberapa sektor tersebut, masih terdapat beberapa macam anak perusahaan di dalamnya.Â
Transformasi DigitalÂ
Dilansir dari kanal resmi milik Kompas Gramedia, sebagai wujud langkah transformasi pada gempuran era digital, Gramedia mendengarkan keinginan konsumennya dengan menghadirkan beberapa produk digital yang mampu menjadi solusi. Beberapa di antaranya yakni seperti 'Gramedia Digital' atau Gramdig, yang merupakan aplikasi buku digital yang melayani dalam pembelian dan juga membaca buku, majalah, ataupun kotan secara digital. Kemudian terdapat 'StratX' yakni unit bisnis yang berfokus pada mitra strategis untuk klien dalam membangun brand awareness. Lalu, 'MyValue' atau aplikasi reward para pelanggan tanpa memiliki kartu member. Terdapat pula 'Skystar Ventures' sebagai wadah industri kreatif berbasis teknologi untuk memfasilitasi bisnis daring yang ada di Indonesia. Kemudian terdapat 'Rekata Studio' yang berfokus pada perusahaan media dan hiburan digital. Serta terakhir, yakni 'Perpus' atau perpustakaan berbasis digital yang memberikan akses penuh pada member publik untuk meminjam dan membaca buku.
Dari pemaparan hasil analisis di atas, Kompas Gramedia sudah melakukan beberapa langkah terobosan yang baik dan terbukti efektif dalam mempertahankan usahanya di beberapa perubahan, yakni pandemi Covid-19 dan juga tingginya perkembangan teknologi serba digital.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H