Mohon tunggu...
Azzahra Amelani
Azzahra Amelani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Antara Rahasia dan Keberanian

20 Desember 2023   05:07 Diperbarui: 20 Desember 2023   05:32 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Azzahra Amelani---Akuntansi A 2023

Apa yang ingin mereka sampaikan? Pelajaran apa yang ingin mereka ajarkan? Apakah ini sebuah ujian? Atau malah sebuah kutukan?

Pernahkah kamu mengalami hubungan secara diam-diam? Jika pernah, apa yang kamu rasakan? Apakah kamu merasa sangatlah sulit? Atau kamu berpikir tidak menarik karena selalu memberikan perasaan takut jika hubunganmu diketahui orang lain ataupun keluarga? Sampai pada akhirnya kamu putus asa dan menyimpulkan "Apakah lebih baik aku mengakhirinya?" Lalu kamu merenungkan akan hal itu setiap saat dan mulai berpikir secara logika.

Saya pernah mengalami hal itu. Hubungan diam-diam atau lebih sering kita kenal dengan istilah backstreet memang suatu hal yang tidaklah mudah. Saya sendiri sempat merasa bahwa apa yang saya lakukan dan alami itu sangatlah tidak nyaman. Dengan ketidaktahuan keluarga bahwa saya menjalin hubungan secara diam-diam itu seperti menimbulkan suatu beban di pikiran saya. 

Ditambah saya harus menyimpan banyak rahasia tentang hubungan ini. Dan ya, karena semua kekhawatiran dan rasa takut yang muncul, juga larangan-larangan dari keluarga, saya pun selalu nekat untuk bertemu dan berkomunikasi secara diam-diam dengan pasangan saya. Tentu itu membuat saya merasa tidak nyaman dalam jangka waktu yang lama. Sampai pada akhirnya saya sadar, backstreet bukanlah pilihan terbaik untuk menjalani dan mempertahankan sebuah hubungan hingga ke jenjang serius.

Menurut Indri Savitri, seorang psikolog dari Balai Pengobatan/Kesehatan Masyarakat (Balkesmas), dalam penjelasannya di detikhealth menjelaskan bahwa gaya berpacaran backstreet lebih beresiko hanya sebagai pemuas saja. Sebab, gaya pacaran seperti itu cenderung belum menentukan akhir dari hubungannya akan seperti apa. Selain itu, gaya berpacaran yang sembunyi-sembunyi juga membuat peluang terjadinya hal-hal di luar kontrol semakin besar.

Dulu saya sempat berpikir untuk apa saya merahasiakan cinta ini? Memang bukan keinginan saya seperti ini. Saya, dia, dan mereka yang mempunyai kisah cinta yang sama pun tidak mau seperti ini, perasaan ini selalu jadi tekanan dalam pikiran kita. "Kapan kita ketemu?" "Sampai kapan penderitaan kita akan seperti ini?" 

Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang selalu muncul di pikiran saya. Saya tahu kapan semua ini akan berakhir, tapi mengerjakan sesuatu tanpa adanya penyemangat itu benar-benar sulit. Dia adalah penyemangat saya, untuk apa mereka melarang saya dan dia bertemu? Apakah karena supaya kita fokus pada satu tujuan ini?

 Lihatlah, sekarang saya malah menulis ini karena keresahan yang saya alami. Teori mereka tentang fokus ini tidak bisa disalahkan tapi juga tidak bisa dibenarkan, pada kenyataannya fokus saya tetap menjadi berantakan karena tuntutan dari mereka.

Tanpa mereka sadari ini benar-benar membuat fokus saya terbelah, perasaan dimana saya ingin sekali bertemu dengan dia, saya yakin dia pun berpikir sama, bagaimana jika kita bertemu tanpa sepengetahuan mereka? Mungkin ini adalah tindakan yang salah, tapi itu tidak lebih buruk daripada memendam perasaan yang membuat semakin lama semakin menjalar, bukan hanya pikiran yang berantakan, hati pun menjadi gelisah. 

Saya tidak tahu apa yang dia lakukan selama ini, apa mungkin dia mencari wanita lain sebagai penyemangat nya? Saya tidak mewajarkan, tapi sangat logis ketika dia kehilangan semangatnya, bisa jadi dia mencari penyemangat baru, ketika tidak bersama saya dalam waktu yang benar-benar lama, apakah dia sanggup? Apakah dia juga mengkhawatirkan hal yang sama? Pikiran ini menjalar ke hati lalu akan menjalar kemana?

Banyak pasangan di luar sana yang mengalami hal seperti demikian. Pasti semua konflik muncul secara bergantian. Semua pasangan pasti ingin direstui dalam menjalin sebuah hubungan tanpa adanya hambatan dari manapun. Akan tetapi, tidak sedikit juga pasangan di luar sana yang mempunyai alasan kenapa mereka harus memilih hubungan backstreet bahkan sampai melakukan tindakan yang salah seperti nekat bertemu tanpa sepengetahuan orang terdekat. 

Dikutip dari wolipop.detik.com, ada beberapa alasan orang-orang memilih hubungan backstreet. Seperti tidak adanya restu dari orang tua, menjaga karir dan pekerjaan, merahasiakan dari sahabat atau teman dekat, ataupun karena adanya orang ketiga.

id.pinterest.com/weheartit.com
id.pinterest.com/weheartit.com

Namun, meskipun terlihat 'aman' untuk sementara waktu, backstreet tidak bisa dijadikan solusi jika kamu dan pasangan ingin menjalin hubungan cinta yang serius. Pertanyaan besarnya adalah : "Mau sampai kapan backstreet terus?"

STOP BACKSTREET! #LET'S HAVE A COURAGE, START YOUR LOVE!

Satu-satunya jalan keluar adalah dengan #Let's Have A Courage, Start Your Love dan keluar dari hubungan backstreet. Komunikasikan dengan pasanganmu agar hubungan kalian ini bisa dipublikasikan. Pahami apa yang menjadi alasan kalian melakukan backstreet dan mari bersama-sama cari jalan keluar untuk bisa berani mengungkapkan tentang hubungan tersebut dengan orang-orang di sekitar.

Pertama, beranilah untuk berbicara dengan pasangan kalian. Ajak dia untuk bersama-sama mencari jalan terbaik agar bisa mempublikasikan hubungan kalian ke orang lain. Karena dengan sama-sama yakin, pasti akan lebih mudah untuk mempublikasikan hubungan kalian kepada orang lain terutama orang tua. 

Menurut Pingkan sendiri, ketika keduanya sudah saling terbuka dan memiliki visi ingin melanjutkan hubungan ke arah yang lebih serius, baru berdiskusi dengan keluarga. "Ketika pasangan sudah yakin, ini akan jauh lebih mudah membicarakan ke orang tua. Yakin dulu, tahu betul alasan memilih pasangan itu, apa yang tidak dan disetujui orang tua," lanjut Pingkan.

Dikutip dari cantik.tempo.co, Psikolog Klinis, Pingkan Rumondor menyampaikan bahwa sebelum meyakinkan orangtua atau calon mertua, harus meyakinkan diri sendiri dulu.

 "Kita harus paham dan aware dulu, kita kalau mau mencari pasangan hal apa yang kita butuhkan. Visi seperti apa kalau mau berkeluarga. Komunikasikan ini ke pasangan dulu," ucap Pingkan dalam acara Kampanye #SpeakUpForLove Suarakan Isi Hati Dalam Memilih dan Memperjuangkan Cinta di Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020. 

Kedua, pahami pemikiran orang tua dan jangan sampai beradu argumen dengan mereka. Berbicaralah dengan sejelas-jelasnya, tanya apa alasan mereka tidak menyetujui dengan baik-baik. Dengarkan pendapat mereka dengan santun dan cobalah kamu memposisikan diri kamu di posisi mereka agar kamu bisa menghadapi penolakan itu, dan mungkin akan ada jalan keluar jika tidak dihadapi dengan emosi.

Dikutip kembali dari cantik.tempo.co, Pingkan menyampaikan, "Sebelum ngomong, Anda dan pasangan sudah persiapan apa yang akan diomongin, tetapi sebelum ngomong dengarkan dulu apa concerned orang tua dan orang sekitar, apa keberatan-keberatan mereka," ucap Pingkan. Maka dari itu, sangatlah perlu untuk membuka komunikasi dengan kedua orang tua.

Ketiga, Tunjukkan seberapa yakin dan serius hubungan kamu dan pasangan kamu. Yakinkan dan tunjukkan kepada orang tua bahwa apa yang mereka khawatirkan tidak akan terjadi. Bahkan jika itu terjadi, resikonya lebih kecil untuk kamu dan pasangan. 

Pingkan menuturkan, "Misalnya ada orang tua yang melarang anaknya menikah dengan musisi karena tidak cukup (penghasilan). Tunjukkan musisi ini pekerja keras, bisa punya penghasilan cukup untuk keluarga. Atau keduanya bisa bekerja sehingga mereka punya strategi untuk mengatasi kekurangan," Dari situlah kamu bisa mengubah pola pikir orang tua kamu tentang kekhawatiran terhadap pasangan kamu.

Menjalin hubungan asmara sudah pasti merupakan hal yang sangat didambakan oleh semua orang. Dan tentu tidak ada pasangan yang ingin menghadapi masalah terus-terusan. Akan tetapi kenyataannya sangatlah tidak mudah sehingga mengakibatkan banyak pasangan untuk menjalani hubungan diam-diam. Memang tidak dapat dihindari terutama tekanan dari keluarga. 

Tapi, apakah kita tidak ingin menjalani hubungan yang sehat? Ingatlah bahwa hubungan sehat dimulai dari pikiran yang jernih dan tindakan yang baik. Dan ya, pastikan pasangan kita juga melakukan hal yang sama, karena cinta harus diperjuangkan kedua belah pihak, bukan satu pihak saja. Kalau dari diri sendiri tidak ada keyakinan dan keberanian, bagaimana sebuah hubungan bisa berjalan lancar di proses selanjutnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun