5.Tindakan tegas yang konsisten
Setelah semua itu, tindakan tegas yang konsistenlah yang pada akhirnya dapat menbuahkan hasil. Ancaman seperti "tidak akan lulus mereka yang menyontek" tanpa peringatan alhasil hanya menjadi ancaman tanpa aplikasi.Â
Jika memang dirasakan berat untuk langsung memvonis siswa (i) yang kedapatan menyontek, peringatan bertahap dapat menjadi jalan lain. Misalnya, jika ada siswa yang satu saat kedapatan menyontek maka kertas ujian seharusnya langsung diambil kemudian menjadikannya sebagai peringatan pertama.Â
Setelah jam pelajaran berakhir, siswa yang kertas ujiannua diambil bisa dipanggil untuk konseling tapi dengan tidak membentak atau memarahi karena tentu hal itu malah menjatuhkan psikologis yang sudah sempat jatuh saat kertas ujian diambil.Â
Pada konseling itulah, edukasi nilai moral dan pemahaman kondisi siswa dapat dilakukan. Setidaknya, peringatan bertahap lebih memungkinkan konsistensi, membuka komunikasi antara pelajar dan pengajarnya. Guru bukanlah teman siswa (i), mereka adalah orangtua yang memiliki tanggung jawab mendidik bukan hanya mengajar. Saling tolong-menolong antar guru pun bisa membuat lingkungan kondusif pada tingkat sekolah.
Akhir kata, penulis hanyalah pengamat yang melihat sesuatu dari sudut pandang yang sempit. Pengajar, Dinas Pendidikan, dan pihak-pihak dari instansi terkait tentu lebih mengetahui riil di lapangan dan saran mana yang sudah diterapkan atau bisa dijadikan inovasi baru dalam mendidik anak zaman now.Â
Penulis sangat mengapresiasi seluruh usaha yang telah dilakukan pemerintah dan pihak sekolah untuk memberikan yang terbaik kepada anak bangsa. Saran atau masukan di atas hanyalah upaya penulis agar pendidikan bisa lebih maju lagi.Â
Hal ini karena menguatkan pendidikan sama dengan menguatkan generasi masa depan. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H