Mohon tunggu...
Azwiyatul Arofah
Azwiyatul Arofah Mohon Tunggu... Notaris - mahasiswi

membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hal Yang Menarik Dari Diksi Atau Pilihan Kata, Kita Bahas Bersama Yuk!

6 Mei 2023   14:47 Diperbarui: 6 Mei 2023   14:56 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengeringan Diksi

Menurut KBBI (Depdikbud 1990:205), diksi adalah pemilihan kata yang bermakna tepat dan selaras (cocok penggunaanya) untuk mengungkapkan gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa dan khalayak pembaca atau pendengar pilihan kata-kata.

Fungsi diksi

Diksi juga berfungsi untuk memperindah suatu kalimat. Misalnya diksi dalam suatu cerita, dengan diksi yang baik maka penyampaian cerita dapat dilakukan secara runtut, menjelaskan tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu, dan lain sebagainya.

Syarat Pemilihan Kata dalam Diksi

Berikut ini adalah syarat pemilihan kata dalam diksi :

a.Pemakaian kata bersinonim dan berhomofon

Kata bersinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama atau mirip, namun dibentuk dari bentuk atau asal kata yang berbeda. 

Contoh:

1)Dia sangat pandai dalam memainkan alat musik, terutama gitar.

(Dia sangat ahli dalam memainkan alat musik, terutama gitar.)

2)Tim sepak bola kami berhasil memenangkan pertandingan dengan skor yang telak.

(Tim sepak bola kami sukses memenangkan pertandingan dengan skor yang besar.)

       Kata berhomofon adalah kata-kata yang dilafalkan sama, namun memiliki makna yang berbeda. Pemakaian kata berhomofon yang tepat dapat memperjelas makna dalam kalimat dan menghindari kesalahpahaman. Contohnya adalah kata "sama" dan "sama" yang keduanya diucapkan dengan bunyi yang sama, tetapi memiliki arti yang berbeda, yang satu berarti "serupa" dan yang lainnya berarti "bersama".

Contoh:

Bang=bank. Bang Andri rajin menabung di Bank. Bang Supri bekerja sebagai seorang teller di bank Mega.

Massa=Masa. Rata-rata massa yang berkumpul dilapangan hari ini memiliki masa lalu yang kelam.

b.Pemakaian kata bermakna denotasi dan konotasi

    Makna denotasi adalah makna yang secara harfiah atau literal terkandung dalam suatu kata. Makna denotasi berkaitan dengan definisi atau pengertian suatu kata yang tercantum dalam kamus atau sumber tertentu. 

Contoh:

1)Suasana hari ini terasa sangat panas. (panas: keadaan pada suhu tinggi)

2)Neny sedang menggulung tikar. (tikar: anyaman yang biasanya digunakan untuk tempat duduk)

      Makna konotasi adalah makna tambahan atau asosiasi yang melekat pada suatu kata berdasarkan pengalaman, nilai-nilai budaya, atau persepsi yang berbeda-beda bagi individu atau kelompok tertentu. Makna konotasi tidak selalu tercantum dalam kamus karena bersifat subyektif dan berkaitan dengan pengalaman atau persepsi individu.

Contoh:

1)Mukhlis hidup sebatang kara. (sebatang kara: sendirian/tanpa keluarga)

2)Rumah Paijo hangus di lalap si jago merah. (jago merah: Api)

c.Pemakaian kata umum dan khusus

Kata umum dalam diksi merujuk pada kata-kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari dan sudah umum dikenal oleh banyak orang. 

Contoh:

1)Saya suka makan nasi goreng di warung dekat rumah.

2)Anak-anak sedang minum jus buah di taman bermain.

3)Setelah seharian bekerja, saya lelah dan ingin tidur.

       Kata khusus dalam kebahasaan merujuk pada kata-kata yang memiliki makna atau konotasi tertentu dan biasanya hanya digunakan dalam konteks tertentu atau oleh kelompok tertentu. Kata khusus biasanya memiliki arti yang lebih spesifik daripada kata umum dalam diksi. Contoh kata khusus dalam bahasa Indonesia antara lain: agen asuransi, apotek, arsiparis, dosen, dokter, insinyur, jaksa, karyawan, pelajar, perawat, pegawai negeri, pengacara, penulis, pilot, pramugari, wartawan, dan sebagainya.

d.Pemakaian kata asing

Pemakaian kata asing dalam diksi adalah penggunaan kata-kata yang berasal dari bahasa asing dalam bahasa yang digunakan. Kata-kata asing ini dapat berasal dari bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, Arab, dan bahasa-bahasa lainnya.

e.Pemakaian kata abstrak dan konkret

Pemakaian kata abstrak dalam diksi adalah penggunaan kata-kata yang menggambarkan konsep atau gagasan yang tidak dapat dilihat atau diraba secara fisik. Kata-kata abstrak ini biasanya berkaitan dengan perasaan, emosi, atau ide-ide yang lebih kompleks.

      Pemakaian kata konkret dalam diksi adalah penggunaan kata-kata yang merujuk pada benda atau hal yang dapat dilihat, diraba, atau didengar secara langsung. Kata-kata konkret ini biasanya berkaitan dengan objek atau fenomena yang dapat diamati secara empiris.

Contoh:

Pemakaian kata konkret dalam diksi adalah penggunaan kata-kata yang merujuk pada benda atau hal yang dapat dilihat, diraba, atau didengar secara langsung. Kata-kata konkret ini biasanya berkaitan dengan objek atau fenomena yang dapat diamati secara empiris.

f.Pemakaian kata populer dan kajian

Kata kajian adalah kata yang perlu ditelaah lebih jauh lagi maknanya karena tidak bisa langsung dipahami oleh semua orang. 

Contoh:

inovasi, imajinasi, fiktif, dan lain-lain. Kata populer adalah kata yang dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Ciri-ciri kata kajian:

1.Hanya dikenal orang tertentu (ilmuan dan cendekia).

2.Dipakai dalam kegiatan-kegiatan ilmiah.

Ciri-ciri kata populer:

1.Mudah diketahui, dimengerti dan dipakai oleh masyarakat yang luas.

2.Dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

g.Pemakaian kata baku dan tidak baku

Kata baku yang digunakan harus sesuai dengan EYD atau Ejaan yang Disempurnakan. Biasanya kata baku digunakan dalam kegiatan atau hal-hal yang resmi, seperti dalam bentuk surat maupun naskah pidato. Kata tidak baku adalah kata yang penulisannya tidak sesuai pedoman Bahasa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun