Mohon tunggu...
Azwir
Azwir Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Enthusiast

Hobi Traveling, Pecinta Kuliner, Olahraga, Budaya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyeduh Kenangan di Puncak Melaya

22 Agustus 2024   23:04 Diperbarui: 23 Agustus 2024   02:45 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dari titik ini, terlihat jelas bagaimana perbukitan tersebut menyatu dengan lembah-lembah yang dipenuhi pepohonan dan vegetasi yang subur, menciptakan mozaik warna hijau yang indah, ditambah dengan hamparan ilalang sepinggang  memberikan suasana yang berbeda.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Perjalanan ke tempat seperti ini tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga memberikan pengalaman yang memperkaya jiwa. Berjalan di jalur yang sunyi, diapit oleh bukit-bukit hijau yang megah, adalah cara untuk melarikan diri dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari dan menemukan kembali hubungan kita dengan alam.

Hari semakin beranjak siang ketika kami memutuskan untuk kembali ke Kota Takengon sebelum melanjutkan perjalanan ke Kota Sigli. Meskipun enggan meninggalkan keindahan dan ketenangan di Puncak Melaya, kami tahu bahwa perjalanan ini harus berakhir untuk sementara waktu. Namun, perasaan puas dan penuh harap mengiringi langkah kami menuruni bukit, dengan keyakinan bahwa suatu hari nanti, kami akan kembali ke tempat ini. Puncak Melaya, dengan segala pesonanya, telah meninggalkan jejak yang mendalam di hati kami, memanggil untuk kembali mengunjungi dan menikmati keindahan yang tiada duanya. Hingga saat itu tiba, kenangan ini akan tetap hidup, menjadi sumber inspirasi dan kerinduan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Ini adalah kisah kami beberapa tahun yang lalu, yang malam ini kembali hadir dalam ingatan seiring dengan kehangatan secangkir Kopi Panas. Aroma kopi yang pekat membawa kenangan itu kembali, seperti film lama yang diputar ulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun