Mohon tunggu...
Azwir
Azwir Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Enthusiast

Hobi Traveling, Pecinta Kuliner, Olahraga, Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Ekonomi Akibat Tuberkulosis

24 Juli 2024   23:54 Diperbarui: 25 Juli 2024   00:01 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Lima puluh persen pasien tuberculosis mengalami penurunan pendapatan per tahunnya. Lebih menyedihkan lagi kalau kemudian terjadi kematian akibat TB. Apalagi jika yang meninggal adalah kepala keluarga yang menafkahi seluruh anggota keluarga. Maka keluarga yang ditinggalkan tentu akan kehilangan sumber nafkah mereka dan sangat boleh jadi akan terjerumus dalam kemiskinan.Bahkan hal ini pernah diteliti. Hasilnya, jika seseorang yang merupakan kepala keluarga meninggal akibat TB, maka keluarga yang ditinggalkannya akan kehilangan sekitar 13-15 tahun penghasilan.

Bagi pasien yang mampu atau bahkan sudah pensiun tidak terlalu bermasalah, akan tetapi bagi pasien dengan umur muda, masih bekerja atau bahkan tulang punggung rumah tangga, sangat menimbulkan masalah dan penderitaan bukan saja terhadap diri sendiri yang sedang sakit tetapi juga keluarga terutama istri dan anak-anak.

TB dan kemiskinan terkait erat. Mengingat orang tinggal di kondisi padat penduduknya dengan perekonomian yang rendah, dengan kondisi sanitasi dan lingkungan fisik rumah yang buruk, serta nutrisi yang tidak tercukupi membuat mereka lebih berpotensi untuk terkena TB.

Orang yang terkena TB juga lebih mungkin untuk jatuh kedalam kemiskinan, mengingat dampak ekonomi dari penyakit ini. Hubungan erat antara kemiskinan dan TB telah membuat masyarakat berfikir bahwa TB merupakan penyakit eksklusif orang yang miskin atau orang dengan tingkat ekonomi rendah, namun dugaan ini tidak sepenuhnya benar, bahwa orang dengan tingkat sosial ekonomi menengah keatas pun juga bias terkena penyakit ini, karena penyakit ini bersifat menular. Orang bisa tertular ditempat-tempat dengan resiko penularan yang tinggi seperti di tempat kerja. Orang yang lebih sering bekerja dan kontak dengan penderita TB seperti petugas kesehatan, petugas laboraorium juga memiliki risiko tinggi untuk tertular penyakit ini.

Beban biaya ekonomi akibat penyakit TB dengan melihat alur kejadian dan biaya yang timbul baik pasien yang diobati maupun tidak diobati. Jenis biaya yang diperhitungkan adalah :

  1. Biaya medis TB dari pasien yang dirawat (medical cost of patient treated)
  2. Beban biaya rumah tangga untuk pasien yang diobati (household cost of patient treated)
  3. Kerugian produktivitas akibat disabilitas (loss of productivity due to disability)
  4. Kerugian produktivitas akibat kematian prematur (loss of productivity due to premature death).

Berbicara masalah tekanan ekonomi akibat penyakit TB, Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI menyatakan kerugian ekonomi akibat TB dapat dilihat dari 4 aspek. Pertama adalah Health consumption effect, yaitu kerugian dalam bentuk berkurangnya konsumsi barang atau jasa kesehatan akibat sakit atau meninggal. Aspek kerugian yang kedua adalah Social interaction and leisure effects, yaitu kerugian akibat terhambatnya interaksi sosial dan kurangnya waktu luang untuk santai. Ketiga, Short term production effects, misalnya berupa keluarnya biaya untuk berobat dan hilangnya hari kerja produktif maupun turun atau hilangnya kesempatan mengurus keluarga dan rumah tangga secara baik. Yang terakhir, Long term production consumption effect, dalam bentuk efek demografis konsumsi serta suplai tenaga kerja.

TB adalah suatu penyakit yang dapat diobati dan disembuhkan. Pengobatan standar untuk TB aktif yang sensitif terhadap obat berlangsung selama 6 bulan dengan empat obat antimikroba yang disertai dengan informasi dan dukungan bagi pasien dari tenaga kesehatan atau sukarelawan terlatih. Tanpa dukungan ini, kepatuhan pada pengobatan menjadi lebih sulit. Sejak tahun 2000, diperkirakan 66 juta nyawa berhasil diselamatkan dengan diagnosis dan pengobatan TB.

Begitu besar dampak ekonomi yang timbul akibat penyakit TB, marilah sama-sama kita dukung dalam proses penyembuhan pasien TB. Penanggulangan TB tidak bisa dilakukan hanya oleh Pemerintah atau jajaran kesehatan saja, tetapi harus melibatkan mitra dan sektor terkait yaitu pemerintah, swasta, masyarakat, pasien TB, maupun mantan pasien TB. Mari kita Bersatu Menuju Indonesia Bebas TB dengan menemukan dan menyembuhkan TB, bukan sekedar slogan semata, tetapi momentum ini kita bulatkan tekad dan satukan langkah dalam mencapai target pengendalian TB di Indonesia.

artikel ini telah dipublikasikan di https://aceh.tribunnews.com/2015/03/24/dampak-ekonomi-akibat-tuberkulosis oleh penulis yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun