Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra adalah dua partai yang dikenal sebagai partai yang akhir-akhir ini seiring dan sejalan. Hal ini sudah terlihat sejak pemilihan Presiden 2014, ketika PKS dan Gerindra menjadi motor utama bagi pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Koalisi PKS dan Gerindra kemudian berlanjut pada Pilkada di beberapa daerah. Contohnya di Sumatera Barat, PKS dan Gerindra berhasil mendudukkan Irwan Prayitno (PKS) dan Nasrul Abit (Gerindra) sebagai pimpinan Provinsi Sumatera Barat. Pilkada terbaru adalah pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. PKS dan Gerindra berhasil mengantarkan Anis Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Namun kabar mengejutkan justru datang dari Jawa Barat. Pada pemilihan Gubernur yang akan berlangsung tahun 2018 mendatang, PKS, Partai Demokrat dan PAN sudah sepakat untuk mengusung Deddy Mizwar dan Ahmad Saikhu sebagai calon gubernur dan wakil gubernur. Padahal, pada awalnya santer diberitakan Deddy Mizwar dan Ahmad Saikhu akan didukung oleh Gerindra dan PKS.
Kepastian pasangan Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu ini seperti yang disampaikan PJS. Ketua Umum PKS Jawa Barat, Dr. H. Nur Supriyanto, MM., dalam press release-nya tanggal 24 November 2017.
"Alhamdulillah..., proses pelengkapan dukungan formal untuk pasangan H. Deddy Mizwar dan H. Ahmad Syaikhu berhasil dituntaskan Kamis, 24 November 2017," tulis Supriyanto.
Lebih jauh Ketua Wilayah PKS Jawa Barat itu menyampaikan bahwa Pimpinan tiga partai di Jawa Barat yaitu Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, dan PAN resmi menandatangani MoU pengusungan Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat pada tahun 2018 mendatang.
Dengan adanya MoU tersebut, tidak (belum) terdapat Partai Gerindra sebagai pengusung Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu. Padahal banyak orang berpendapat bahwa dukungan Gerindra terhadap pasangan calon yang dimotori PKS itu akan sangat mungkin terjadi, mengingat di DKI Jakarta PKS juga mengalah untuk pasangan Anis dan Sandi dengan mundurnya Mardani Ali Sera sebagai Wakil Gubernur waktu itu.
Jika benar, Gerindra tidak mendukung Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu, maka hal tersebut adalah kerugian besar tidak hanya bagi Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu serta partai pengusungnya, tetapi juga kerugian besar bagi Partai Gerindra.
Sebagaimana yang diketahui, Partai Gerindra belum memiliki nama untuk dicalonkan sebagai Gubernur Jawa Barat dari kalangan internal sendiri. Hal ini karena popularitas kader Gerindra belum mampu menandingi popularitas Deddy Mizwar dan Ridwan Kamil.
Pengamat politik dari Pusat Kajian Sosial dan Politik (PKSP), Fikri Tamau, M.IP, menyampaikan bahwa pemilihan kepala daerah di Jawa Barat tidak bisa dilepaskan dari rangkaian pemilihan presiden 2019 mendatang.
"Pemilihan Gubernur Jawa Barat tidak bisa kita lepaskan dari Pilpres mendatang dan juga Pilkada di Pulau Jawa lainnya, ini merupakan satu kesatuan," jelas Fikri Tamau, Jumat 24 November 2017.
Implikasi dari pecah kongsinya PKS dan Gerindra di Jawa Barat ini adalah gagalnya pasangan calon tersebut membawa semangat kemenangan koalisi yang pernah mereka (PKS dan Gerindra) bangun di Jakarta ke Jawa Barat. Selain itu Gerindra hanya akan seperti "penonton" saja di Pilkada Jawa Barat mendatang.
Padahal Pilkada Jawa Barat yang merupakan salah satu provinsi dengan penduduk terbesar di Indonesia memiliki peran penting dalam setiap pemilihan Presiden. Pada tahun 2014 lalu, Jawa Barat merupakan penyumbang suara terbesar bagi Prabowo-Hatta Rajasa. Jika sekarang, nama besar Prabowo tidak berperan mendukung Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu dalam Pilkada Jawa Barat, tentu merupakan kerugian besar bagi Partai Gerindra.
Sementara itu untuk mendukung Ridwan Kamil, yang telah diusung oleh Partai Nasdem, Golkar, PPP, dan PKB dan kemungkinan besar akan didukung Partai Pemerintah yaitu PDIP, tentu suatu hal yang sulit diterima logika politik. Karena sekali lagi, Gerindra hanya akan menjadi follower saja dalam koalisi besar pengusung Ridwan Kamil itu.
Pilihan lain, apakah Gerindra akan berkoalisi dengan PDI Perjuangan untuk mengusung calon baru? Sampai saat ini belum ada tokoh yang di atas kertas bisa menandingi Deddy Mizwar dan Ridwan Kamil di Pilkada Jawa Barat. Jika Gerindra dan PKS pecah kongsi dan Gerindra berkoalisi dengan PDI Perjuangan, tentu ini merupakan pertanda besar akan terjadi dalam politik Indonesia. (asm)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H