Implikasi dari pecah kongsinya PKS dan Gerindra di Jawa Barat ini adalah gagalnya pasangan calon tersebut membawa semangat kemenangan koalisi yang pernah mereka (PKS dan Gerindra) bangun di Jakarta ke Jawa Barat. Selain itu Gerindra hanya akan seperti "penonton" saja di Pilkada Jawa Barat mendatang.
Padahal Pilkada Jawa Barat yang merupakan salah satu provinsi dengan penduduk terbesar di Indonesia memiliki peran penting dalam setiap pemilihan Presiden. Pada tahun 2014 lalu, Jawa Barat merupakan penyumbang suara terbesar bagi Prabowo-Hatta Rajasa. Jika sekarang, nama besar Prabowo tidak berperan mendukung Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu dalam Pilkada Jawa Barat, tentu merupakan kerugian besar bagi Partai Gerindra.
Sementara itu untuk mendukung Ridwan Kamil, yang telah diusung oleh Partai Nasdem, Golkar, PPP, dan PKB dan kemungkinan besar akan didukung Partai Pemerintah yaitu PDIP, tentu suatu hal yang sulit diterima logika politik. Karena sekali lagi, Gerindra hanya akan menjadi follower saja dalam koalisi besar pengusung Ridwan Kamil itu.
Pilihan lain, apakah Gerindra akan berkoalisi dengan PDI Perjuangan untuk mengusung calon baru? Sampai saat ini belum ada tokoh yang di atas kertas bisa menandingi Deddy Mizwar dan Ridwan Kamil di Pilkada Jawa Barat. Jika Gerindra dan PKS pecah kongsi dan Gerindra berkoalisi dengan PDI Perjuangan, tentu ini merupakan pertanda besar akan terjadi dalam politik Indonesia. (asm)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H