Jalinan persahabatan yang direkayasa dalam tujuan menumbuhkan kepedulian yang tulus di lingkungan pendidikan sudah lama dipercayai oleh para filsuf dapat menginspirasi keadilan sosial, keragaman, dan kehidupan harmonis antar warga negara.
Jalinan ini membiasakan peserta didik untuk menyamakan persepsi, membangun kolaborasi, dan bekerjasama untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu serta menghindarkan diri dari hasutan dan pikiran macam-macam.
Tentu independensi peserta didik dalam menyelesaikan masalahnya merupakan kemampuan yang mesti diasah. Hal itu tidak perlu dipertentangkan dengan konsep kolaborasi sejawat. Sebab peserta didik yang berkembang dalam lingkungan persahabatannya selain mampu berkreasi secara mandiri namun juga mampu menemukan tujuan yang pas untuk hasil kreasinya dari hasil diskusi bersama.
Tentu konsep yang ditawarkan ini tidak semudah uraiannya. Justru dalam tataran praktis, konsep ini akan lebih sulit diterapkan dari kebiasaan yang sehari-hari dijalankan di institusi pendidikan. Sebagai pertimbangan saja, karakter masing-masing individu sangat beragam dan membuat mereka menemukan nuansa dari sebuah relasi akan sangat menantang.
Namun, salah satu tujuan pendidikan dalam memanusiakan manusia adalah menumbuhkan kesadaran menghargai sesama. Merekayasa jalinan persahabatan di lingkungan belajar merupakan salah satu program yang bisa mewujudkan cita-cita itu.
Lagipula, konflik yang akan ditemui peserta didik setelah fase belajar akan lebih kompleks. Memastikan mereka punya sahabat yang mendukung dan menjadi sandaran merupakan langkah antisipasi terbaik.
Oleh sebab itu, para filsuf menenmpatkan konsep persahabatan dalam posisi signifikan dalam bahasan mengenai masyarakat ideal. Seperti kata Aristoteles dalam Politics, "community depends on friendship; and when there is enmity instead of friendship, [people] will not even share the same path".
Masyarakat membutuhkan jalinan persahabatan yang sehat. Jika persaingan mengalahkan persahabatan, kehidupan bermasyarakat akan dihiasi dengan konflik.
Menumbuhkembangkan jalinan persahabatan di lingkungan belajar memungkinkan program belajar mengeksplorasi berbagai dimensi kemanusiaan begitu pula dimensi kehidupan dari seorang peserta didik. Kita tentu memimpikan kesuksesan tiap peserta didik kita. Namun kesuksesan itu mencakup semua pihak yang berperan sekaligus tidak mengabaikan masyarakatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H