Mohon tunggu...
Azwar Abidin
Azwar Abidin Mohon Tunggu... Dosen - A humble, yet open-minded wordsmith.

Faculty Member at FTIK, State Islamic Institute of Kendari. Likes Reading, Drinks Coffee.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Razia Buku, Vandalisme terhadap Monumen Peradaban Manusia

6 Agustus 2019   12:42 Diperbarui: 6 Agustus 2019   16:55 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan di papirus, disebut dari abad ke-15 sebelum Masehi, menunjukkan catatan yang mengulas soalan matematika dan geometri | instagram.com/jmauriciomoyag

Menyita buku juga bertentangan dengan prinsip demokrasi yang begitu dihargai bangsa ini. Buku melambangkan kebebasan mengutarakan pendapat yang dilindungi oleh konstitusi. Menyita buku berarti merampas keistimewaan tersebut sekaligus merupakan pembangkangan terhadap ideologi bangsa.

Kalau toh alasannya karena buku itu memuat ideologi yang dilarang oleh konstitusi, perlu dipahami bahwa hal tersebut dalam rangka pergerakan yang ditujukan untuk menyerang ideologi dasar negara kesepakatan kita semua. Bukan cuma Marxisme atau Leninisme, ajaran apa pun yang melandasi suatu gerakan atau organisasi yang berseberangan dengan Pancasila dan UUD 1945, harus ditolak.

Kajian terhadap ideologi tersebut bukanlah bagian dari penerapan ideologi yang dimaksud. Sebab, secara tidak langsung, hal itu pun menyiratkan penghinaan terhadap institusi Perguruan Tinggi di negara ini yang terus berusaha menelurkan generasi yang tidak lagi berpikir picik terhadap hal semacam itu.

Sebagai bangsa dengan latar belakang peradaban tinggi, razia dan penyitaan buku bukanlah sesuatu yang wajar. Berilah kesempatan buku itu untuk membela dirinya sendiri dengan cara kita membacanya secara utuh. Jangan-jangan selama ini, kita hanya disetir oleh prasangka buta sehingga kebencian yang lahir karenanya sesungguhnya tidak berasalan.

Akhir kata, buku sebagai monumen peradaban manusia menjadi markah penunjuk arah ke mana peradaban ini akan dibawa. Razia dan penyitaan buku, dengan demikian, merupakan tindakan vandalisme atas monumen tersebut sekaligus menistakan peran mereka yang berusaha memberikan secuil kontribusinya untuk kebaikan kita bersama. Buku adalah warisan kekayaan peradaban yang patut kita lestarikan dan wariskan.

Mari membaca, mari jaga kewarasan kita! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun