Mohon tunggu...
Kebijakan Artikel Utama

Reposisi Politik Pertanian 2019 - 2024

11 Juli 2018   10:21 Diperbarui: 12 Juli 2018   12:29 3741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: kompas/P RADITYA MAHENDRA YASA

Politik Kesejahteraan Kaum Tani

Membalik keadaan yang sekarang harus menjadi tugas politik kaum tani. Petani yang tidak berdaulat atas benih, hasil panen dan harga harus merebut kedaulatannya. Petani harus diberikan prasyarat kedaulatan berupa reforma agraria sejati, agroekologi, dan  terwujudnya kedaulatan pangan.

Reforma Agraria

Menjungkirbalikan struktur pengusaan tanah tidak seharusnya menjadi agenda berdarah dan penuh kepiluan. Pemerintah sudah mulai dengan membagi-bagi sertifkat lahan. Pengakuan lahan memang prasyarat yang utama namun jauh diatas harus terjadi perubahan struktur penguasaan lahan.

Tanah harus didistribusikan kepada petani. Luas lahan petani harus ditambah untuk menyangga pangan nasional, untuk meningkatkan kesejaheraan petani, menambah Nilai Tukar Petani dan menghentikan urbanisasi. 

Kaum tani tidak harus berbondong-bondong lagi ke kota mencari penghidupan. Desa harus menjadi basis kekuatan nasional. konflik lahan harus berhenti dan desa kembali berdaulat, aman, nyaman dan sentosa. Romantisme struktur pengausaan lahan dapat dipelajari dari kisah sukses Movimento dos Trabalhadores Rurais Sem Terra  (MST) di Brazil. 

Okupasi lahan oleh masyarakat tak bertanah mampu kembali menghidupkan Desa-desa baru yang komunal. Desa yang terorganisir yang mampu memberikan pangan yang sehat dan jaminan masa depan yang baik bagi anggota komunalnya. Reforma agraria merupakan perwujudan dari terlaksananya pengakuan hak atas pangan.

Agroekologi

Agroekologi merupakan sebuah pendekatan pertanian yang dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip ekologi; metabolisme alam, sistem sosial, dan budaya; serta pengetahuan lokal. Praktek agroekolgi dapat berbeda satu wilayah dengan wilayah lain, termasuk perbedaan praktek karena perbedan sosial dan budaya, namun prinsip-prinsip agroekologi tetap harus diterapkan. 

Prinsip-prinsip agroekologi adalah Menggunakan benih lokal (Adapted Seed), Meningkatkan bahan organik dalam tanah untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah, sistem Polikultur untuk meningkatkan daya tahan tanaman dan kesehatan tanaman serta menghindari serangan hama dan ledakan hama, Perlakuan konservasi tanah untuk menyehatkan tanah dan menghindari terjadinya krisis lahan dan  Mengelola keragaman hayati di lahan. Prinsip-prinsip agroekologi inilah yang mampu menguatkan kelembagaan petani. 

Pengerjaan pertanian harus dikembalikan sebagai pekerjaan gotong royong (komunal). Pengadaan benih, pupuk organik (pupuk utama), lembaga pendidikan petani dan lembaga pemasaran hasil pertanian harus diatur sendiri di tingkat desa. Kaum tani harus bergerak dan bergeser posisi dari objek menjadi subjek pertanian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun