Benefit yang diperoleh konsumen adalah karakter/profile konsumen di platform metaverse itu dapat memakai produk Nike yang sama persis seperti produk fisik yang dibeli konsumen tersebut dan jika produk tersebut adalah edisi langka maka konsumen dapat menjualnya ke konsumen lain dalam format NFT.
Metaverse saat ini memang masih berada di tahap awal dan baru memulai langkahnya untuk berkembang sebagai hasil dari evolusi Web 3.0.Â
Visi dari metaverse yang ideal dan sempurna adalah seluruh user dari dunia nyata yang ada di berbagai platform metaverse manapun dapat saling menyambung menjadi satu ekosistem, namun sekarang masih terkendala oleh satu dan lain hal seperti interoperabilitas (interoperability) yang merupakan kemampuan aplikasi untuk bisa berinteraksi dengan aplikasi lainnya melalui suatu protokol yang disetujui bersama lewat bermacam-macam jalur komunikasi.
Metaverse sebenarnya juga tidak luput dari pro dan kontra, ada juga pihak-pihak yang memandang skeptis karena dianggap dapat menimbulkan masalah baru bahkan hingga dianggap akan layu sebelum berkembang.Â
Setiap perkembangan teknologi baru tidak bisa terlepas dari pro dan kontra, saya pun setuju dan ini sebuah hal yang lumrah seperti peristiwa-peristiwa terdahulu yang sudah pernah kita saksikan langsung.Â
Ingat bagaimana dulu demo besar-besaran menolak transportasi online yang dilakukan oleh supir armada perusahaan taksi karena dianggap merugikan pendapatan mereka dan perusahaan? Namun apa yang terjadi kemudian adalah perusahaan taksi tersebut bekerja sama dengan transportasi online.
Kembali lagi penyebab mengapa brand besar seperti BMW, Audi, Boeing, Unreal Engine, Microsoft, Adidas, dan Nike berani untuk masuk beradaptasi dengan metaverse sebagai bagian dari bisnis mereka karena mereka melihat adanya potensi dan peluang keuntungan yang dapat diraih di masa depan sebagai sebuah investasi.Â
Keuntungan dari investasi tidak bisa langsung diidentikkan dengan uang, ya memang in the end of process adalah mampu mendulang uang untuk masuk ke kas perusahaan namun dibalik itu jangan lupakan adanya faktor segmentasi, market, keberanian memulai dari awal, dan masih banyak lagi.Â
Masuk ke metaverse di fase awal berarti seperti "membeli masa depan" selayaknya dulu investor awal (venture capital) mau dan berani menanamkan uang ke Facebook dan Twitter, diluar para investor awal tersebut siapakah yang pernah terpikirkan untuk menulis sesuatu, bercerita, atau curhat di internet? karena pasti mayoritas individu (termasuk kita) akan lebih familiar dengan kalimat "Dear Diary..." bukan?
Semakin awal masuk tentu biaya, harga, dan tantangan akan jauh lebih minim dibandingkan saat masuk berinvestasi di fase yang sudah semakin berkembang.Â
Selayaknya juga mungkin investor-investor crypto yang membeli Bitcoin di tahun 2010 dan 2011, sekarang investor - investor tersebut bahagia karena memulai 10 tahun lebih dahulu.Â