1. Pemilihan Umum Langsung Â
  Salah satu hasil Reformasi yang paling signifikan adalah diterapkannya pemilihan umum langsung untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden. Sebelumnya, pemilihan Presiden dilakukan melalui MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat), yang sebagian besar anggotanya diangkat oleh partai-partai politik dan pemerintah. Setelah Reformasi, pemilihan Presiden dilakukan secara langsung oleh rakyat, yang memberi mereka hak untuk menentukan pemimpin negara secara langsung.
2. Reformasi Institusi Â
  Selain pemilu langsung, beberapa reformasi penting lainnya adalah pembaruan lembaga negara. Lembaga-lembaga seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), serta Mahkamah Konstitusi (MK) dibentuk untuk memastikan pelaksanaan demokrasi yang lebih transparan dan adil. KPU bertugas menyelenggarakan pemilu yang bebas dan adil, sementara KPK berperan dalam pemberantasan korupsi yang sering menghambat perkembangan demokrasi.
3. Kebebasan Pers dan Lembaga Swadaya MasyarakatÂ
  Pada era Orde Baru, media massa dan organisasi masyarakat banyak dibatasi. Namun, setelah Reformasi, kebebasan pers dijamin oleh konstitusi, dan berbagai media baru bermunculan, memberikan ruang bagi masyarakat untuk mengekspresikan pendapat mereka. Selain itu, lembaga swadaya masyarakat (LSM) juga berkembang pesat sebagai bagian dari pengawasan terhadap pemerintah dan lembaga negara.Â
Tantangan Demokrasi di Indonesia
Meskipun Indonesia telah mengalami kemajuan dalam bidang demokrasi, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk memastikan demokrasi yang lebih kuat dan matang. Beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh Indonesia antara lain:
1. Politik Uang (Money Politics) Â
  Politik uang masih menjadi masalah besar dalam pemilu di Indonesia. Banyak calon anggota legislatif atau bahkan Presiden yang terlibat dalam praktik membeli suara untuk memenangkan pemilu. Hal ini mencederai esensi demokrasi yang seharusnya memberikan kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi secara adil tanpa adanya intervensi uang.
2. Polarisasi Sosial dan PolitikÂ