Pengabulan gugatan Mahkkamah konstitusi memberikan begitu banyak efek di Masyarakat, beberapa pengamat politik atau politikus gencar memberikan sudut pandang mereka terhadap isu yang sedang di perbincankan. Pendapat yang mereka lontarkan tentu saja memberikan efek di Masyarakat baik secara langsung maupun tidak.
Mengutip dari BBC Indonesia Salah satu tokoh politik yang menyampaikan atas kekecewaanya adaalah Firman Noor yaitu  Peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ia mengatakan, "Gibran anak presiden yang sedang berkuasa, yang punya sumber-sumber kekuasaan yang berlimpah yang dapat digunakan"
Selain dari dari lembaga survei KedaiKOPI Hendri Budi Satrio mengatakan "Tahun 2024 ini menarik. Biasanya capres melobi rakyat untuk mendapatkan suara. Di 2023 ini, capres melobi penguasa supaya kekuasaan yang dimiliki penguasa saat ini diberikan untuk mendukung dirinya supaya dirinya menjadi penguasa nanti"
LANTAS MENGAPA POLITIK DINASTI BISA MUNCUL?
Kemunculan politik dinasti dilandasi dengan keadaan politik Indonesia yang sedang tidak stabilan, pada era Jokowi saat ini banyak orang memberikan stigma bahwasanya semua keperluan dan keinginan keluarga Jokowi sangat dipermudah, mulai dari maju nya anak sulung Jokowi yaitu Gibran raka bumingraka menjadi walikota solo.
Kemenangan Gibran pada pemilihan kepala daerah dianggap menggunakan kecurangan dan kemudahan yang dimiliki, karena orang tua Gibran merupakan seorang presiden Indonesia banyak orang menggap manipulasi. Lantas apa sebenarnya politik dinasti itu? Arti politik dinasti adalah suatu kekuasaan politik yang dijalankan oleh orang-orang yang masih memiliki keterikatan darah maupun golongan tertentu.
Sebenarnya wajar jika terjadi politik dinasti dalam sebuah pemerintahan, tentu saja JOKOWI selaku orang tua dari Gibran akan berusaha memberikan jalan untuk perjalanan anaknya. Tapi apakah salah? Tentu saja tidak, karena mau bagaimana pun Gibran tetap mengikuti pemilu dan harus mendapatkan suara banyak, politik dinasti dapat dikatakan politik dinasti apabila calon dipilih langsung oleh presiden sebelumnya.
KESIMPULAN
Dalam dunia politik Indonesia, kehadiran Gibran Raka Bumiraka sebagai calon wakil presiden menimbulkan pertanyaan seputar peluang generasi muda atau apakah ini politik dinasti. Dengan perubahan aturan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait usia minimal calon presiden dan wakil presiden, gibran membuktikan bahwa anak muda memiliki kesempatan dalam politik.
Penting bagi generasi muda untuk terlibat dalam politik dan menjadi melek politik. Hal ini karena keterlibatan mereka dapat menciptakan perubahan positif di Indonesia. Meskipun ada tanggapan negatif dari beberapa elite politik, seperti Firman Noor yang menyebut Gibran memiliki kekuatan dari posisi ayahnya, serta pandangan Hendri Budi Satrio yang menyebut 2024 sebagai tahun di mana calon presiden melobi penguasa.