Mohon tunggu...
Asran Siara
Asran Siara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Nasionalis Religius

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Wibawa Ma'ruf Amin Luntur Dipersimpangan Syahwat Kekuasaan dan Politik Praktis?

14 November 2018   20:53 Diperbarui: 14 November 2018   22:53 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga saat ini, Ma'ruf Amin banyak mengeluarkan statement-statemen pro kontra ditengah publik. Mulai dari hoaks mobil Esemka, menyebut Joko Widodo santri. Terakhir, Ia dilaporkan ke Bawaslu RI atas pernyataannya 'budek-buta' bagi mereka yang tidak bisa melihat prestasi pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Pernyataan itu diduga melanggar UU Pemilu.

Pelapor Bonny Syahrizal didampingi Advokat Senopati 08 melaporkan Ma'ruf Amin diduga melanggar UU Pemilu Pasal 280 juncto 521 ayat 1, butir c, d, dan e, juncto Pasal 521. Ancaman hukuman 24 bulan. Ia diduga melakukan penghasutan terhadap perseorangan ataupun masyarakat serta mengganggu ketertiban umum.

Kaum disabilitas protes pernyataan Ma'ruf Amin yang dinilai merendahkan penyandang disabilitas (14/11/2018) - Foto/Liputan6.com
Kaum disabilitas protes pernyataan Ma'ruf Amin yang dinilai merendahkan penyandang disabilitas (14/11/2018) - Foto/Liputan6.com
Pernyataan tersebut, juga diduga menyinggung dan menghina kaum disabilitas (penderita tuna netra dan tuna rungu). 

Perjalanan Ma'ruf Amin sejak memutuskan terjun ke politik praktis banyak disayangkan oleh sejumlah pihak. Bukan hanya dikalangan umat muslim secara umum, akan tetapi juga dikalangan sebagian santri Nahdatul Ulama.

Kini eks Rais Aam PBNU itu, dipersimpangan ketokohan sebagai ulama dan syahwat kekuasaan...!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun