Mohon tunggu...
AZNIL TAN
AZNIL TAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Koordinator Nasional Poros Benhil

Merdeka 100%

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negeri Dikepung Penyamun

27 Desember 2015   23:56 Diperbarui: 28 Desember 2015   12:47 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NEGERI DIKEPUNG PENYAMUN 

Oleh : Aznil

 

Ini ada cerita

Sebuah negeri terbentuk dari gugusan nusa-nusa

Negeri terletak diantara 2 samudera 

Negeri diapit oleh 2 benua

Sebuah negeri sorga 

Tapi disana penyamun sangat berkuasa

Budayanya, budaya mendua

 

Di negeri sana 

Setengah abad lamanya

Pengusahanya kaya dari hasil nenipu dagangannya

Pekerjanya makan dari menjilat kepada tuannya 

Cendikiawannya tenar dari melacurkan keilmuwannya

Tokoh-tokohnya, tokoh kaki lima

Ulamanya pun penjual agama

 

Di negeri sana 

Setengah abad lamanya

Politik tempat cari kaya

Beramal untuk menutupi kejahatannya

Berbaik-baik untuk pencitraannya

Beragama sebagai topengnya

Bicara kebaikan, nabi pun kalah olehnya

Sungguh busuk nian perilakunya

 

Di negeri sana

Berabad-abad lamanya

Kemiskinan dianggap sebagai takdir Yang Maha Kuasa

Korupsi hal yang biasa

Berbagi kuasa jadi budaya

 

Persetan dengan rakyatnya 

Karena rakyat mempersilahkannya

Persetan dengan negaranya

Karena negara hanya sebagai alat untuk menipunya

 

Kok bisa...?

Kok bisa....?

Kok bisa....?

 

Baiklah  !

Begini ceritanya 

 

Di negeri sana 

Pada masa dahulu kala 

Negeri ini jadi incaran bangsa Eropa

3,5 abad dikuasai Belanda 

Tapi penduduknya cuma segelintir melawannya.

Setelah merdeka masih berucap enakan dimasa tuan-tuan Eropa

 

Baru 16 tahun keluar dari jajahan Belanda

Pembantaian terjadi dimana-mana

Jutaan penduduknya mati sia-sia 

Diadu domba saling bunuh diantara mereka

Demi order tuan Adi daya

Demi tahta untuk berkuasa

Lalu tega mengkhianati bangsanya 

 

Disinilah pangkal budaya durjana 

 

32 tahun penyamun berkuasa 

Alamnya binasa 

Hutang pun bertumpuk banyaknya

Yang kaya semakin kaya

Pilihan cuma 2

Dibina atau binasa !

 

32 tahun lamanya

Rakyatnya bungkam ketakutan melawannya 

Perbuatan dosa dianggap pahala

Penyamun pun sudah dianggap dewa

 

Ketika mahasiswa menumbangkannya 

Para gerombolannya pun berubah rupa 

Dari buaya menjadi srigala

Lucunya.....!

Kumpulan Manusia Penyamun tampil bak pahlawan macan asia

Hahaha....hahaha.....hahaha

Apakah dianggapnya dunia sudah gula?

Orang-orang sudah pada goblok semuanya?

 

Untung Tuhan sayang pada umatNya

Setengah abad lamanya

Tanpa diduga 

Di negeri sana  terpilihlah orang sederhana

Sosok yang tak diduga

 

Luar biasanya, 

Lahir ditengah kepungan ular berkepala dua

Tuhan tak sia-sia

Rakyatnya pun setia menjaga

 

Memerintah tanpa unjuk kuasa

Bertindak tanpa banyak bicara 

Merangkul tanpa berburuk sangka

Merubah tanpa diduga

Melawan tanpa membusungkan dada 

Mendengar tanpa jeda

Melayani tanpa dusta

 

Dia hanya bekerja

Hingga penyamun tak berdaya

Watak lama  sirna 

Negerinya berjaya 

 

Tiku, 27 Desember 2015

(PUISI UNTUK NEGERI)

*Ucapan terimakasih kepada Mba  Djati Sahara yang ikut memberikan inspirasi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun