Mohon tunggu...
AZNIL TAN
AZNIL TAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Koordinator Nasional Poros Benhil

Merdeka 100%

Selanjutnya

Tutup

Politik

Loh, Katanya Mau Jatuhkan Jokowi. Kok Kabur?

15 Desember 2015   11:04 Diperbarui: 15 Desember 2015   21:28 9613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bak bola salju yang mengelinding, berawal dari bongkahan kecil semakin lama semakin membesar yang kemudian  menjadi bola besar menghantam  kebusukan  kumpulan manusia penyamun yang selama ini tak  pernah tersentuh mengkhianati rakyat Indonesia.

Rasa syukur rakyat pun terucap dimana-mana atas terpilih nya Jokowi sebagai  presiden RI dengan terungkapnya pemburu rente pada kasus ini. Entah bagaimana jadinya negara ini jika Prabowo menang pada Pilpres 2014 kemarin yang didukung oleh orang-orang bermasalah dan sangat kental berwatak lama (status quo). 

Atas kejujuran dan kekuatan iman  Sudirman Said sebagai Menteri ESDM yang tidak tergoda oleh kilauan emas didepan mata yang dapat memperkaya dirinya telah membuka mata masyarakat atas  permainan elit-elit busuk  selama ini bersekongkol menjarah kekayaan negeri ini dan tega mengkhianati rakyatnya. Dengan barang bukti hasil rekaman pembicaraan antara Ketua DPR RI  Setya Novanto dan Muhammad Riza Chalid dengan Presdir Freeport Maroef Sjamsuddin membongkar permainan busuk para elit negeri ini. 

Tidak cujup sampai disitu, ledakan bola salju pun semakin menimbulkan efek lebih luas. Dengan dilimpahkan kasus Setya Novanto Cs meminta saham ke Majelis Kehormatan Dewan (MKD) semakin membuka mata rakyat betapa bobrok dan busuknya politisi dimiliki negeri ini.

Rakyat mencatat ketika elit-elit politik dari KMP dengan membabi buta membela Setya Novanto Cs. Bagaimana garangnya para pembela SN dengan pernyataan - pernyataannya yang  tidak logis dan irasional.  Apalagi dengan munculnya pernyataan Prabowo sebagai tokoh utama di KMP mengatakan  bahwa "kawan harus dibela". 

Ketika bagaimana Sudirman Said diperlakukan seperti pesakitan pada Sidang Pertama  MKD pada tanggal  2 Desember 2015. Ketika bagaimana pada sidang kedua MKD, Ma’roef Sjamsuddin sebagai  saksi utama diperlakukam seperti tersangka. Ketika bagaimana pada Sidang Ketiga MKD pada jadwal pemeriksaan terhadap Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto berlangsung tertutup pada tanggal 7 Desember 2015.  

Tontonan demi tontonan dipertunjukkan oleh MKD semakin menyakinkan rakyat betapa  bobrok dan busuknya perilaku elit politik Indonesia. Bahwa negeri Indonesia selama ini seperti dipimpin oleh Kumpulan Manusia Penyamun bukanlah isapan jempol belaka. 

Kehadiran  Jokowi sebagai presiden RI adalah petaka besar bagi kelangsungan kelompok manusia penyamun yang selama ini bersingasana di negeri ini. Jokowi adalah penghalang besar menghambat rencana-rencana penguasaan ladang-ladang uang yang selama ini mereka kuasai. Mereka akan kesulitan  berkonspirasi dengan asing mengeksploitasi hasil kekayaan alam Indonesia.  Tidak bebas lagi bekerjasama dengan investor penguasaan tanah untuk perkebunan. Sangat sulit melakukan mark up anggaran dan memanipulasi  proyek raksasa infrastruktur negara dan jasa. Tidak bebas lagi berkongkalikong dengan pejabat pajak mengelapkan pajak. Tidak bebas lagi mengatur kartel perdagangan. Tidak bisa lagi dapat uang transfer dari pengusaha perikanan yang masuk ke Indonesia  melakukan penangkapan ikan secara ilegal fishing. Matinya setoran uang keamanan perdagangan narkoba.  Terhentinya berbagai uang masuk haram lainya yang selama ini membuat mereka bergelimangan harta.

Hal inilah menyatukan kekuatan penyamun tersebut bersatu menjatuhkan Jokowi secepat-cepatnya dari tampuk presiden.  Hanya dalam hitungan hari Jokowi dilantik sebagai Presiden RI, teriakan turunkan Jokowi terus berkumandang seperti meneriakkan barang obrolan oleh pedagang kaki lima di emperan pertokoan.  Berbagai fitnah dan penghinaan pun terus dibangun untuk menjatuhkan kredibilitas Jokowi di tengah masyarakat  bahwa Jokowi tidak pantas menjadi presiden RI dan rakyat mesti menurunkannya.

Namun, rakyat tidaklah sebodoh seperti dianggap oleh para penyamun tersebut. Rakyat tahu mana yang benar mana yang salah. Mana bajingan dan mana yang mengabdi ke negara dan rakyatnya. Panah-panah fitnah yang diarahkan ke Jokowi, satu per satu malah berbalik menghujam diri sendiri para kumpulan manusia penyamun tersebut.

Salah satu dari gerombolan kumpulan manusia penyamun yang ikut terbongkar dalam kasus pemburu jatah saham ke Freeport ini adalah Muhammad Riza Chalid. Dalam rekaman minta jatah saham yang diputar di MKD, Muhammad Riza Chalid  mengatakan bahwa dia bisa mengatur perpanjangan kontrak Freeport dengan mulus.

MRC meyakinkan bahwa Presiden Joko Widodo akan memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia.  

"Kalau sampai Jokowi nekat nyetop, jatuh dia," kata Riza Chalid kepada Maroef Sjamsoeddin Presdir Freeport.

Siapakah Muhammad Riza Chalid? 

Muhammad Riza Chalid  adalah salah satu dedengkot dibelakang  layar para kumpulan manusia penyamun yang tidak menghendaki Jokowi sebagai Presiden RI di negara ini. Sejak  pemilihan presiden yang lalu, Riza Chalid  adalah otak membangun fitnah - fitnah keji agar masyarakat anti ke Jokowi.  

Pria yang jarang tampil di publik ini  merupakan aktor menyatukan  kubu Prabowo dan kubu Golkar untuk bersatu menghentikan langkah Jokowi menuju RI 1.  Dia  mendanai terbitnya berbagai media abal-abal  dimana salah satunya dengan  membuat Tabloid Obor Rakyat sebagai kampanye hitam mendiskreditkan Jokowi-JK

Riza Chalid mengeluarkan uang miliaran rupiah untuk membeli rumah Polonia di Jakarta Timur sebagai markas tim pemenangan Prabowo-Hatta.

Paska Pilpres 2014 sebagaimana terbetik pernyatan Riza dalam rekaman Maroef Sjamsoeddin tersebut, dia mengklaim bahwa telah mampu menciptakan kestabilan politik Indonesia paska Pilpres atas terbelahnya Indonesia jadi 2 blok kekuatan  politik.  Riza Chalid mengatakan,  Ia miemnta KMP tak lagi mengganggu pemerintahan  Jokowi  demi kelancaran bisnis. KMP dikatakannya manut dan tidak lagi mengganggu Jokowi

Dari berbagai sumber yang merilis sepak terjang Riza Chalid lebih dikenal sebagai pengusaha perminyakan daripada seorang politisi. Majalah Tempo pernah mengulas tentang bisnis Riza Chalid tahun 2008, dengan judul: "Jejak Licin Saudagar Minyak". Waktu itu, belum banyak yang memperhatikan peran dan kehandalam Riza Chalid menguasai bisnis dan dunia politik di Indonesia.

Di Singapura, Riza Chalid  sangat disegani. Tak seorangpun pengusaha minyak di sana berani menjegalnya. Di sana, dia dijuluki ‘The Gasoline Godfather’, karena kepiawaiannya mengurusi tender-tender pengadaan minyak. Riza Chalid  kerap disebut mafia yang mengatur pat gullipat bisnis minyak impor di Singapura lewat Global Energy Resources--yang memasok minyak mentah ke Pertamina via Petral.  

Riza mampu mengendalikan Petral selama puluhan tahun. Pria keturunan Arab ini sejak lama dikenal dekat dengan keluarga Cendana, Bambang Trihadmodjo. Ia disebut "penguasa abadi’ bisnis minyak di Indonesia. Karena setelah rezim Cendana berakhir, ia berpindah dan masuk ke rezim Cikeas lewat Hatta Rajasa. 

Riza membantu beberapa anggota keluarga besar SBY untuk memiliki bisnis impor ekspor minyak mentah. Menurut Aditjondro dalam "Gurita Bisnis Cikeas", jika dulu Riza membayar premi keluarga Cendana, sekarang dia membayar Cikeas sebesar 50 sen dollar per barrel. 

Jadi kalau ekspor Indonesia 900 ribu barrel per hari, maka yang masuk ke keluarga SBY diperkirakan mencapai USD 450.000 per hari plus bonus boleh mengekspor minyak mentah sebesar 150 barrel per hari. Ini yang bikin Dirut Pertamina, Karen Agustiasan, pernah mengancam meletakkan jabatan karena tidak tahan dengan tekanan Cikeas. 

Berkat Cikeas, Riza leluasa mengatur Pertamina. Siapapun pejabat Pertamina yang melawan perintahnya, dipastikan akan terpental. Itu pernah dialami Ari Soemarno. Saat itu, Ari berencana memindahkan Petral ke Batam. Riza tidak setuju dan menganggap rencana itu berbahaya. Ari akhirnya dipecat dari Dirut Pertamina. 

Kesaktian Riza juga pernah dirasakan Dahlan Iskan. Saat itu Dahlan berniat membubarkan Petral, dipindahkan ke Indonesia dan mencegah orang-orang yang menjadi boneka Riza, cs menjadi Direksi Pertamina.  Bahkan Dahlan berjanji mengalahkan BUMN Malaysia seperti Petronas dalam waktu dua tahun. Cita-cita Dahlan  itu kandas di tengah jalan karena ia takhluk pada Cikeas. 

Dalam artikel Asaaro Lahagu juga menulis di Kompasiana bahwa Riza mampu masuk ke jantung kekuasaan Indonesia dengan kekuatan uang dia punya, ia bisa mempengaruhi segala kebijakan di legislatif, yudikatif dan eksekutif. Ia mudah lakukan itu karena para elit negeri ini amat gampang disuap---rela dan tega menjual negara demi kepentingan pribadi dan keluarga.

Kaburnya Sang Sesumbar Penjatuh Jokowi 

Sang sesumbar Riza Chalid  yang mengatakan bahwa Jokowi jatuh dari tampuk kekuasaannya sebagai Presiden RI  jika menyetop Freeport ternyata sudah kabur duluan ke Singapura ketika diminta kesaksiannya  pada sidang MKD dalam kasus pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla yang dilakukan oleh Ketua DPR Setya Novanto bersama dirinya dalam negosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyebut Riza sudah tak berada di Indonesia sejak empat hari lalu. "Dia tidak di Indonesia empat hari lewat. Pertama, dia warga Indonesia, punya paspor di Indonesia tapi sudah tidak di Indonesia," ujar Yasonna di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/12/2015).

Menurut keterangan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti bahwa posisi Reza, berdasarkan informasi yang dikumpulkan Polri, sudah tidak lagi berada di Singapura. Dia telah terbang ke negara lain. Riza bisa dilacak keberadaannoya apabila namanya sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Melacak keberadaan orang di luar negeri pun harus meminta bantuan Interpol. 

Kaburnya Riza Chalid ini menjadi bahan ketawaan publik. Ternyata nyalinya tak sebesar bacotnya yang bisa menjatuhkan Jokowi, presiden negara ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun