MRC meyakinkan bahwa Presiden Joko Widodo akan memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia. Â
"Kalau sampai Jokowi nekat nyetop, jatuh dia," kata Riza Chalid kepada Maroef Sjamsoeddin Presdir Freeport.
Siapakah Muhammad Riza Chalid?Â
Muhammad Riza Chalid  adalah salah satu dedengkot dibelakang  layar para kumpulan manusia penyamun yang tidak menghendaki Jokowi sebagai Presiden RI di negara ini. Sejak  pemilihan presiden yang lalu, Riza Chalid  adalah otak membangun fitnah - fitnah keji agar masyarakat anti ke Jokowi. Â
Pria yang jarang tampil di publik ini  merupakan aktor menyatukan  kubu Prabowo dan kubu Golkar untuk bersatu menghentikan langkah Jokowi menuju RI 1.  Dia  mendanai terbitnya berbagai media abal-abal  dimana salah satunya dengan  membuat Tabloid Obor Rakyat sebagai kampanye hitam mendiskreditkan Jokowi-JK
Riza Chalid mengeluarkan uang miliaran rupiah untuk membeli rumah Polonia di Jakarta Timur sebagai markas tim pemenangan Prabowo-Hatta.
Paska Pilpres 2014 sebagaimana terbetik pernyatan Riza dalam rekaman Maroef Sjamsoeddin tersebut, dia mengklaim bahwa telah mampu menciptakan kestabilan politik Indonesia paska Pilpres atas terbelahnya Indonesia jadi 2 blok kekuatan  politik.  Riza Chalid mengatakan,  Ia miemnta KMP tak lagi mengganggu pemerintahan  Jokowi  demi kelancaran bisnis. KMP dikatakannya manut dan tidak lagi mengganggu Jokowi
Dari berbagai sumber yang merilis sepak terjang Riza Chalid lebih dikenal sebagai pengusaha perminyakan daripada seorang politisi. Majalah Tempo pernah mengulas tentang bisnis Riza Chalid tahun 2008, dengan judul: "Jejak Licin Saudagar Minyak". Waktu itu, belum banyak yang memperhatikan peran dan kehandalam Riza Chalid menguasai bisnis dan dunia politik di Indonesia.
Di Singapura, Riza Chalid  sangat disegani. Tak seorangpun pengusaha minyak di sana berani menjegalnya. Di sana, dia dijuluki ‘The Gasoline Godfather’, karena kepiawaiannya mengurusi tender-tender pengadaan minyak. Riza Chalid  kerap disebut mafia yang mengatur pat gullipat bisnis minyak impor di Singapura lewat Global Energy Resources--yang memasok minyak mentah ke Pertamina via Petral. Â
Riza mampu mengendalikan Petral selama puluhan tahun. Pria keturunan Arab ini sejak lama dikenal dekat dengan keluarga Cendana, Bambang Trihadmodjo. Ia disebut "penguasa abadi’ bisnis minyak di Indonesia. Karena setelah rezim Cendana berakhir, ia berpindah dan masuk ke rezim Cikeas lewat Hatta Rajasa.Â
Riza membantu beberapa anggota keluarga besar SBY untuk memiliki bisnis impor ekspor minyak mentah. Menurut Aditjondro dalam "Gurita Bisnis Cikeas", jika dulu Riza membayar premi keluarga Cendana, sekarang dia membayar Cikeas sebesar 50 sen dollar per barrel.Â