Mohon tunggu...
Azmoro 231
Azmoro 231 Mohon Tunggu... Petani - Warga sipil biasa

Perkenalkan saya baharuddin salah satu mahasiswa di perguruan tinggi disini saya mencoba untuk melatih skill untuk menulis yang lebih expert dibidang content writing,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perlukah Kita Menjadi Kaya untuk Bahagia?

5 September 2023   00:01 Diperbarui: 5 September 2023   00:10 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelomok kedua sebaliknya, Mereka diminta membelanjakan uang untuk menolong orang lain. Mereka juga dibebaskan untuk menggunakan uang tersebut. Bisa dengan membelikan hadiah atau memberikan uang tunai saja. Syaratnya hanya satu, tidak membelanjakan uang tersebut untuk keperluan pribadi.

Melalui uji statistik didapati perbedaan signifikan. Uang yang dibelanjakan untuk membantu orang lain lebih membahagiakan responden, ketimbang uang yang dibelanjakan untuk keperluan diri sendiri. Secara Empirik berulang-ulang dibuktikan melalui riset ilmiah, betapa  power of giving secara signifikan memberikan kebahagiaan dan makna hidup bagi sang pemberi.

Umumnya Agama besar sudah mengajarkan kekayaan yang kita peroleh ituh hanya titipan. Ada hak orang lain disana. Sisihkan dari kekayaan itu yang membuat pemberi bahagia, melainkan keikhlasan dan kasih dibalik pemberian itu. Dengan dana dan derma seadanya, kita tetap bisa mempraktikan apa yang disebut Andrew Carnegie sebagai, prinsip The Gospel Of Wealth- Kitab suci kekayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun