Kelomok kedua sebaliknya, Mereka diminta membelanjakan uang untuk menolong orang lain. Mereka juga dibebaskan untuk menggunakan uang tersebut. Bisa dengan membelikan hadiah atau memberikan uang tunai saja. Syaratnya hanya satu, tidak membelanjakan uang tersebut untuk keperluan pribadi.
Melalui uji statistik didapati perbedaan signifikan. Uang yang dibelanjakan untuk membantu orang lain lebih membahagiakan responden, ketimbang uang yang dibelanjakan untuk keperluan diri sendiri. Secara Empirik berulang-ulang dibuktikan melalui riset ilmiah, betapa  power of giving secara signifikan memberikan kebahagiaan dan makna hidup bagi sang pemberi.
Umumnya Agama besar sudah mengajarkan kekayaan yang kita peroleh ituh hanya titipan. Ada hak orang lain disana. Sisihkan dari kekayaan itu yang membuat pemberi bahagia, melainkan keikhlasan dan kasih dibalik pemberian itu. Dengan dana dan derma seadanya, kita tetap bisa mempraktikan apa yang disebut Andrew Carnegie sebagai, prinsip The Gospel Of Wealth- Kitab suci kekayaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H