Mohon tunggu...
Azmi Hardi Roza
Azmi Hardi Roza Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ingin menjadi ayah yang baik

Suka jalan kaki, suka makan pempek

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Akhlak Manusia, Buya Linus

23 Maret 2019   22:22 Diperbarui: 23 November 2019   00:59 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :

  • Ketuhanan Yang Maha Esa, 
  • kemanusiaan yang adil dan beradab, 
  • persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 
  • serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." 

Jika kita bicara Indoneisa masa kemerdekaan, bahwa negara ini sudah diletakan diatas pondasi yang kokoh oleh para pendirinya. Negeri ini didirikan bukan tanpa tujuan. 

Negeri ini telah dirumuskan tujuannya semenjak diantarkanya negara ini ke depan pintu gerbang kemerdekaan agar dapat merasakan kebersatuan, berdaulat adil dan makmur. Tanggungjawab selanjutnya berada pada generasi berikutnya, berikutnya dan berikutnya dan seterusnya yang memegang tongkat estafet agar dapat semakin mendekatkan indonesia kepada tujuan negara yang dicita citakan sesuai dengan filosofi pancasila.  

Jika kita bicara indonesia dalam konteks saat ini, kita dapat melihat pembangunan fisik dimana-mana, subsidi energi yang dikurangi agar dapat di kompersi ke sektor lain, anggaran pendidikan yang selalu meningkat agar dapat menciptakan SDM berkualitas dengan tujuan agar dapat mengelola bangsa ini dimasa depan menjadi lebih baik lagi dan banyak lagi hal lain sebagainya. 

Lalu pertanyaan yang timbul adalah bagaimana relevansinya dengan pembangunan akhlak manusia? bahwa membangun generasi sebagai mempersiapkan pemegang tongkat estafet selanjutnya adalah tidak cukup hanya dengan melengkapi peralatan belajar, sekolah yang baik, laboratorium yang canggih dan sekolah tinggi di luar negeri saja. 

Pembangunan SDM yang berkualitas itu mesti diiringi dengan pembangunan manusianya secara ahklak, agar kelak dapat memiliki akhlak yang mulia.

Bisa jadi SDM yang berkualitas dapat menciptakan teknologi yang mutakhir untuk mengatasi permasalahan industri agar segala sesuatunya bisa berjalan efektif dan efisien. Mungkin saja SDM yang berkualitas itu adalah ketika dapat menjadi hakim yang memiliki banyak prestasi nasional internasional. Mungkin Professor yang hebat itu dapat melakukan penelitian dan memiliki paten-paten yang bisa di terapkan di dunia industri. 

Atau Manusia yang hebat itu adalah mereka yang bisa membangun bisnis yang mampu membuka lapangan kerja yang banyak. Namun semua itu harus diikuti dengan akhlak yang mulia yang bersemayam di tubuh dan jiwanya. 

Jika orang yang hebat dan pintar tidak diiringi dengan memiliki akhlak yang baik maka korupsi akan terjadi dimana-mana, ketidak adilan akan merajalela, kepintaran-kepintaran yang di gunakan untuk kejahatan akan sering terjadi atau pornografi atau porno aksi akan semakin subur di masyarakat.

Kemampuan suatu masyarakat dari suatu bangsa untuk bertahan hidup ditentukan oleh sejauh mana rakyat dari bangsa tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak. 

Jika dikaji lebih dalam lagi secara agama , bahwa Rasulullah diutus ke dunia ini adalah untuk misi moral, membawa umat manusia kepada akhlaq al-karimah. Atau dalam bahasa hadisnya beliau diutus untuk liutammimamakarimalakhlak.

Para ahli ilmu sosial, sampai sekarang sepakat bahwa kualitas manusia tidak dapat diukur hanya dari keunggulan keilmuan dan keahlian saja, tapi juga diukur dari kualitas akhlaknya.

 Ketinggian ilmu tanpa dibarengi dengan akhlak mulia akan menjadi sesuatu yang sia-sia bahkan ilmu tanpa akhlak akan membawa kepada kehancuran. Mencerdaskan kehidupan bangsa seperti tertulis pada teks pembukaan UUD 1945 tidak hanya secara keilmuan saja, tapi secara akhlak juga harus cerdas.

Lalu bagai mana akhlak yang mulia itu dapat dibentuk?

Foto pribadi
Foto pribadi
Belajar ilmu Alquran. Seperti yang dilakukan oleh Buya Linus, di Desa Medan Baik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Dalam kesederhanaan beliau mengajarkan ilmu Al Quraan kepada anak didiknya. Belajar Al Quraan adalah salah satu bentuk transfer akhlak agar seseorang dapat memiliki akhlak yang mulia. 

Di zaman yang canggih serba digital seperti saat ini, Buya Linus dengan fasilitas seadanya masih bersedia ikut serta dalam membangun akhlak manusia melalui ilmu Al Quraan. Korelasi belajar Al Quraan (agama) dengan terbentuknya akhlak manusia sangat kuat. Buya Linus adalah salah satu contoh kegiatan membangun akhlak manusia agar nantinya menjadi baik dan mulia. 

Aisyah RA pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW, maka beliau pun menjawab, "Akhlak beliau adalah (melaksanakan seluruh yang ada dalam) Al Quraan". "Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang agung." (QS al Qalam [68]:4).

Maksudnya adalah seluruh ajaran dalam Al Quraan itu, tujuannya adalah membentuk Akhlak Mulia. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun