Para ahli ilmu sosial, sampai sekarang sepakat bahwa kualitas manusia tidak dapat diukur hanya dari keunggulan keilmuan dan keahlian saja, tapi juga diukur dari kualitas akhlaknya.
 Ketinggian ilmu tanpa dibarengi dengan akhlak mulia akan menjadi sesuatu yang sia-sia bahkan ilmu tanpa akhlak akan membawa kepada kehancuran. Mencerdaskan kehidupan bangsa seperti tertulis pada teks pembukaan UUD 1945 tidak hanya secara keilmuan saja, tapi secara akhlak juga harus cerdas.
Lalu bagai mana akhlak yang mulia itu dapat dibentuk?
Di zaman yang canggih serba digital seperti saat ini, Buya Linus dengan fasilitas seadanya masih bersedia ikut serta dalam membangun akhlak manusia melalui ilmu Al Quraan. Korelasi belajar Al Quraan (agama) dengan terbentuknya akhlak manusia sangat kuat. Buya Linus adalah salah satu contoh kegiatan membangun akhlak manusia agar nantinya menjadi baik dan mulia.Â
Aisyah RA pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW, maka beliau pun menjawab, "Akhlak beliau adalah (melaksanakan seluruh yang ada dalam) Al Quraan". "Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang agung." (QS al Qalam [68]:4).
Maksudnya adalah seluruh ajaran dalam Al Quraan itu, tujuannya adalah membentuk Akhlak Mulia. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H