Mohon tunggu...
Azmi Aufi
Azmi Aufi Mohon Tunggu... Mahasiswa - sibuk nggak ngapa-nagapin, suka yang bersajak, dan tidak suka tolilet duduk.

Lahir di Gresik, 01 Desember 2001. Dua bersaudara dan sangat membenci toilet duduk. Masa-masa hidupnya terlebih di pondok pesantren dengan tuntunan salafnya. 8 kali ketolak mendaftar di perguruan tinggi negri (PTN) dan Al Hamdulillah Sekarang sebagai Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung, jurusan Ilmu Al Qur’an dan Tafsir, Bi Haulillah Wa Quwwatillah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setrika di Kamar Tengah

18 Februari 2022   13:14 Diperbarui: 18 Februari 2022   13:16 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SETRIKA DI KAMAR TENGAH

...

Ada yang indah dari pada pelangi

Ada yang kuat dari pada tiang

Ataupun yang lebih perhatian, dari permaisuri.

Bagaimana aku bisa membuat puisi untukmu

Sedangkan engkau lebih indah dari pada diksiku

.

Langit telah berubah menjadi gelap

Burung-burung kembali ke sarang

Bergantian tugas dengan kelelawar

Bulan mengambil alih malam

Bersama mimpi untuk mengistirahatkan kenyataan

Tak peduli masalahmu seberapa besar hari esok

Tak penting sebarapa kegagalanmu hari kemarin

Selagi masih ada pengakuan darimu,

Dunia akan baik-baik saja ibu

.

Mungkin, hanya penuh rona

Engkau hidangkan nyanyian

Dengan potongan kue kering di atasnya

Hari esok hanya ada candrawama, tapi engkau mencium warna

Mengelus jingga, kemudian menciptakan arunika

.

Bu.. aku ingin bermesra padamu

Ada derajat yang harus ku angkat

Ada hinaan yang harus ku bungkam

Dan ada remehan yang harus ku buktikan

.

Rambut mulai memutih

Kulit perlahan mengkriput

Punggung pun semakin membungkuk

Sebelum tiba pada saatnya

Bendera kuning di depan rumah

Sembari sanak dan tetangga

Menlatunkan surat yasin dan air mata

.

Ya Robb. Permintaan ku sederhana

Semoga orang tuaku tetap ada

Disaat aku telah memiliki segalanya

Dan kelak. Bisa berkumpul dengannya, kembali di surga

Bu. Hari-hariku slalu ingin ada engkau sebgai perombak penyemangat

.

Izinkan aku berteriak "IBU"

Agar dunia tau aku mencintaimu

Engkau adalah tuhan yang menyamar

Menyusup diantar hati yang lemah

Menyelamatkanku dari hati yang salah

Membentukku, menuju ihklas tanpa kata lelah

Sehingga resah pun menjadi tabah

.

Bu.. jangan dengarkan ocehan tetangga tentang keburukanku

Tunggu 10 tahun kedepan. Jangan salahkan bila ulat telah menjadi kupu-kupu

Itu qiyasan dariku.

.

Bandung. Desemser 2021

Ibuku tercinta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun